Revealed

3K 267 94
                                    

Like sword, a word can wound or kill, but as long as one does not touch the blade, the sword is no more than a smooth piece of metal.

Someone who knows the qualities of sword doesn't play with it and someone who knows the nature of words does not play with them.

Miyamoto Musashi

⭐⭐⭐


Gila. Aku sudah tidak tahan dengan orang itu!

Sombong sekali, mentang-mentang daepyonim yang memasukannya kemari.

Musiknya sampah! Bagaimana bisa daepyonim membiarkannya masuk agensi?!

Dia hanya bocah sombong yang tak punya bakat bermusik.

Agensi ini akan hancur kalau sampai lagunya berhasil rilis. Aku tak tahan dengan musik sampah itu!

Daepyonim pasti kasihan padanya, ku rasa PD-nim yang lain tak ada yang menyukai musiknya.

Kalau bukan rekan atasan, dia pasti sudah ditendang sejak lama dengan lagu tak beraturan begitu.

⭐⭐⭐

Yoongi mengerjapkan matanya saat sinar matahari berhasil mengusik tidurnya. Jendela kecil di dinding atas samping kiri selalu meloloskan cahaya untuk masuk ke dalam kamar dan tepat jatuh di wajah Yoongi, sebagai alarm bangun paginya.

Mengerjapkan matanya berulang kali, Yoongi menghembuskan napas panjang. Mimpi buruk, lagi-lagi Yoongi memimpikan orang-orang yang menyudutkannya dengan ucapan jahat. Sudah mencoba membiasakan diri dengan berbagai omongan buruk namun siapa sangka akhirnya Yoongi kalah dan ketakutan dengan omongan orang tentang dirinya dan mimpinya.

Kepala Yoongi menggeleng beberapa kali untuk menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang mengintimidasi. Sebelum dia menoleh dan mendapati tempat kosong di sebelahnya. Jimin sudah pergi.

Ya, kemarin malam Jimin sempat tidur di sana. Bahkan Yoongi sempat mengompres anak itu karena tengah malam suhu tubuhnya semakin panas.

"Anak itu..." gumam Yoongi tak habis pikir.

Yoongi mengambil ponsel yang tersimpan di bawah bantal. Menyalakan ponsel pintar itu dan seketika beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Jimin yang mengatakan dia pergi duluan karena harus berangkat sekolah, sesuai dugaan Yoongi.

"Apa demamnya sudah turun?" gumam Yoongi lagi.

Jemarinya sudah mengetik balasan untuk Jimin, menanyakan keadaannya. Tetapi pada akhirnya rentetan kalimat itu dihapus begitu saja, merasa malu jika mengirimi pesan seperti itu.

Yoongi beranjak dari kasurnya. Merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku sebelum mengecek jam yang menggantung di salah satu sudut dinding. Jam 09.30, dia masih punya waktu sebelum jam 11. Ya, dia ingat janjinya untuk menemui Jin hari ini. Dia sudah bertekad tidak akan bersembunyi lagi.

Setelah memikirkan perkataan Jimin tadi malam, sepertinya Yoongi berhasil menemukan sebuah titik terang. Entah itu solusi terbaik atau tidak, Yoongi akan mencobanya. Cukup sekali Yoongi melakukan kesalahan fatal.

Senyuman tipis terpantri di wajah dingin itu saat Yoongi tak sengaja memutar salah satu lagu ciptaannya yang berhasil memenangkan kontes beberapa tahun lalu. Lagu pertama yang membuatnya percaya diri untuk berkarya.

Bittersweet TreasuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang