02

201 29 21
                                    

- Happy reading -


Author pov

Sudah Sejak tadi Melody hanya mengutak-atik ponselnya dan helaan nafas panjangnya menandakan ia mulai jenuh. Ia memasukan ponselnya kedalam saku rok dan berjalan keluar kelas sendirian, Melody menyusuri koridor dari ujung ke ujung, dan sampailah ia di lingkungan belakang sekolah yang dan ada satu ruangan dibagian depan ruangan itu terdapat kursi kursi rusak tak terpakai yang penuh dengan debu yang bertumpuk. Melody mengasumsikan didalam ruangan itu mungkin saja gudang.

saat mau memutar balik langkahnya Melody mendengar samar samar suara beberapa orang tengah asik mengobrol tanpa curiga ia berjalan ke sumber suara. Suaranya Semakin terdengar jelas dan ternyata Melody malah melihat empat orang siswa tengah menyesap rokok dihalaman belakang. jarak mereka tak begitu jauh tetapi beruntung mereka membelakangi Melody.

entah dapat keberanian dari mana Melody langsung mengeluarkan ponselnya untuk merekam itu. Ia menyalakan tombol perekam seraya berjalan mundur perlahan dan sialnya karna langkah yang kurang hati-hati, ia nyenggol sebuah pot bunga yang membuat pot itu menimbulkan suara saat terbanting ke lantai, sontak mereka semua langsung menengok belakang dan melihat Melody.

"lo siapa!" teriak Gibran laki laki berahang tegas yang menatapnya kaget.

Melody ingin buru buru pergi tapi ia kalah cepat karna tangannya sudah lebih dulu ditarik kasar oleh seorang cowok jangkung dan langsung memojokannya ketembok. Cowok itu tersenyum miring saat memutar video yang ada di ponsel Melody yang berhasil ia rebut.

"Melody" Gumam cowok didepannya Melody mendongakan kepala saat Cowok jangkung itu menyebut namanya dan saat itulah Melody baru sadar ternyata itu adalah cowok yang sekelas dengannya, namanya Nathan.

"lo itu anak baru disini, lo salah kalo mau cari gara gara sama gue. asal lo tau rekaman lo ini gak bakal bisa semudah itu buat gue dikeluarin dari sini Melody, jadi jangan banyak tingkah" desis Nathan. Tatapan tajam keempat cowok itu benar benar Membuat melody blank.

"kalo gue ngomong liat gue, bukan nunduk lo mau cari gara gara sama gue tapi lo sendiri takut sama gue, aneh"

"maksud lo ngerekam apaan, buka mulut sialan lo itu!? gak usah belagu segala mau ngerekam mau jadi pahlawan lo!" Bentak kasar Gibran yang menatapnya penuh rasa ketidaksukaan karena Melody hanya diam menunduk.

Nathan tersenyum miring.
"Santai dulu Gib"sela Nathan seraya melirik teman dibelakangnya lalu tak lama ia kembali menatap Melody.

"lo bisu? Kalo orang ngomong liat? Jawab kek? Oke gue bakal ngalus sama lo karena lo anak baru. gue peringatin jangan macem macem disini, kalo lo masih mau tenang sekolah"

Melody membelakan matanya saat Nathan menunduk menyamakan tingginya dengannya lalu berbisik dekat telinganya.

"lo tau gue ini bukan orang baik baik, lo bakal liat seberapa brengseknya gue kalo sampe lo cari masalah sama gue" ancam Nathan seraya memberikann senyum smirknya sebelum pergi bersama teman temannya. Sedangkan Melody masih mematung disana.

...

Pukul 8 malam Nathan tengah terduduk di sofa merah marun yang berada di Neo club, letak Neo club pun tak terlalu jauh dari sekolahnya. Seperti club pada umumnya derup musik khas yang kencang dan terdapat pemandangan wanita wanita seksi dimana mana.

Nathan dengan mengenakan jaket kulit hitamnya tengah terduduk santai seraya menegak botol minuman kerasnya yang entah sudah botol ke berapa yang ia minum seraya matanya tak luput dari pemandangan wanita wanita yang tengah menari dengan eksotis didepannya.
tiba tiba seseorang laki laki diikuti anak buahnya menghampiri Nathan. laki laki itu tersenyum menatap Nathan tetapi berbeda dengan Nathan yang justru membalasnya dengan tatapan datar.

"Lucas mau apa lo?" ketus Nathan saat laki laki yang dipanggil Lucas itu duduk disebelahnya.

"hei Nat gue kesini mau ngasih sesuatu buat lo, santai dulu"

"sesuatu apa maksud lo"

Lucas kemudian mengambil dua kresek hitam yang dipegang oleh orang sebelahnya lalu menyodorkannya pada Nathan.

"apa ini?"

"buka aja"

Nathan langsung membuka kresek pertama.

"rokok?"

"rokok ganja"

Nathan sedikit terkejut lalu ia berlanjut membuka kresek yang satu lagi, matanya terbelak saat ia melihat banyak sabu yang sudah diplastikan kecil kecil rapi didalam kresek cukup besar itu. Lucas adalah Bandar narkoba dan sebenarnya Lucas sudah sering menawar barang seperti itu tetapi hanya bicara tidak membawa barang sungguhannya pada Nathan.

"lo gak ada hentinya ya nawarin gue barang beginiian dan sekarang lo malah bawain barangnya ke gue, gue bilang gue gak tertarik" ujar Nathan seraya menutup kembali kresek tersebut.

"yaelah gak asik banget sih lo si Gibran temen lo aja pake masa lo cupu gini"

Ucapan Lucas sukses membuat Nathan mendelik ke arahnya "apa? Gibran lo bilang?"

"lah lo kok kaget gitu emang lo gak tau, temen lo itu justru sering beli sabu di gue"ucap Lucas yang membuat Nathan semakin tak percaya.

Fuck!


Nathan mengumpat dalam diamnya, bahkan ia sama sekali tidak tau kalau sahabat yang selalu dekat dengannya itu terlibat dengan narkoba.

"kapan dia pertama beli sabu di lo"

"gue gak gitu inget yang jelas udah lumayan lama"

Nathan terdiam memikirkan sejenak lalu Lucas menyenggol lengannya.

"heh kok lo jadi diem, gimana nih temen lo aja pake lo gak mau coba juga, untuk sekarang gue bakal kasih gratisan deh ke lo"rayu Lucas tak menyerah.

"gue bukan orang yang sering ngikutin temen,gue gak tertarik"

"ey ayolah Nat jangan jadi pengecut gitu. kenapa lo jadi cupu gini sih jangan sok alimlah biasa nidurin jalang aja jangan sok 'bersih'" Nathan langsung melirik tajam kearah Lucas. Ia mulai risih dengan rayuan rayuan setan Lucas yang terus membujuknya akhirnya Nathan menjawab asal.

Nathan menghela nafas kasar"ya udah terserah, lo kasih gue beberapa dulu untuk sekarang"
"oke" balas Lucas dan sudut bibirnya mulai tersenyum puas mendengar perkataan Nathan.

-TBC-

•...•

 FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang