05

96 11 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

- Happy reading -
•••...•••

Farel terus menatap menatap punggung gadis bersurai coklat gelap yang dikuncir ala ponytail itu yang semakin menjauh, seolah ia merasa tak asing.

"dia anak baru ya?"
tanya Farel yang beralih pandangan pada gadis didepannya yang tak lain teman sekelasnya bernama alea.

"dari mukanya sih kayaknya iya gak pernah liat gue, gue denger kelas IPA kemaren emang ada cewek pindahan, mungkin dia"

"namanya siapa? Lo tau gak?"

"ya mana gue tau, udahlah kok lo jadi ngepoin dia cinta pandangan pertama lo sama dia"

"bukan gitu, gue ngerasa dia mirip sama orang yang gue kenal mukanya gak asing banget"

Alea menghela nafas pelan.

"pikirin entar deh Rel sekarang lo absensi dulu, bu Joy udah nungguin itu lo mau dihukum"

"oh iya anjir sampek lupa gue"

Setelah mengambil absensi ia kembali masuk kedalam kelasnya yang terletak di 11 IPS 1 dan selang tiga jam pelajaran bel istirahat berbunyi, tentu semua murid kelas langsung bersorak dengan senang. Farel keluar bersama Refano untuk menuju kantin, namun saat mereka berdua mulai melewati lorong deretan kelas 11 IPA pandangan Farel tak lagi berfokus ke arah depan ia tampak celingukan mencari seseorang, Refano yang melihat gelagat tak jelas temannya langsung menyenggol pelan lengannya

"lo ngapain sih Rel?" tanya Refan.

"nyari orang"

" siapa?Cewek?"
Farel mengangguk pelan.

"pasti itu cewek cantik makanya lo langsung penasaran iyakan?"
Farel hanya memutar bola mata malas.

"gue bukan lo ono" sahut Farel membuat Refano berdecak sebal karena ia kurang suka orang memanggil panggilan kecilnya. Saat sampai lantai bawah pandangan mereka malah langsung terarah pada orang orang yang ramai menggerombol.

Farel dan Refano yang penasaran mencoba mendekat ke arah gerombolan itu. disana terlihat kedua cowok sedang bertengkar dan saling menonjok satu sama lain hingga wajah keduanya tak karuan. Farel sebagai ketua osis mulai geram lagi lagi ia melihat biang masalah yang sama yaitu Nathan.

"Nathan kevin berhenti woy!!" bentak Farel seraya berdiri diantara mereka untuk memecah pertengkaran.

"minggir setan!" teriak Nathan memberikan tatapan penuh ketidaksukaan pada Farel

"lebih muak gue liat muka lo bangsat" desis Nathan.

"gue juga udah muak liat tingkah laku lo brengsek" sahut Farel yang membuat Nathan bertambah naik darah.

Bukk

Nathan melayangkan kepalannya ke rahang Farel hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Farel mengusap darah disudut bibirnya lalu ia menarik kerah baju Nathan kencang sampai Nathan hampir tercekik.

"Berhenti buat keributan dan ikut gue sekarang"

Nathan hanya berdecih dan tersenyum miring.

"liat lo hidup kayak sekarang buat gue pengen banget hidup keberuntungan lo itu berhenti fuck" desis Nathan lalu menghentakan kasar tangan Farel dari kerahnya.

"sampah lo semua" umpat Nathan seraya melangkah pergi dengan seragamnya yang sudah berantakan tak karuan ditambah wajahnya yang sudah lebam. Dendam masa lalu membuat Nathan selalu melihat Farel dengan penuh kebencian. Langkah Nathan terus bergerak hingga sampailah dirinya di halaman belakang sekolah Nathan mengeluarkan rokok dari saku celananya dan menghisap rokok itu dengan santai seakan itu adalah 'obat penenang' nya.

Pandangan Nathan yang semula hanya menatap angin kosong teralih sekilas pada Melody yang tengah berdiri di batas roftop sekolah seorang diri. bangunan tempat mereka berada bersebrangan, Nathan dapat dengan jelas melihat Melody diatas sana. Gadis bersurai coklat gelap itu terlihat tidak melakukan apapun ia hanya berdiri menatap angin kosong seraya menikmati alunan musik pada aerphone biru muda yang tersumpal di telinganya.

Dimarah, dibentak, dipukul sudah sering Nathan dapatkan dari lingkungan tempatnya bertumbuh. Fisik dan mentalnya sudah kebal dengan itu semua. Sehabis dari ruang konseling, ia memasuki kelas dengan penampilan yang jauh dari disiplin dan kerapian. Bahkan seluruh kancing bajunya dibiarkan terbuka dan menampilkan baju hitam polosnya. saat Nathan masuk ke kelas ia melihat Sehun yang sudah terduduk manis di meja guru, ia masuk begitu saja tanpa berbicara apapun dan langsung menenggelamkan wajahnya di atas meja.

"kita akan rolling tempat duduk hari ini. semuanya beresin barang barang kalian dan ambil nomor yang ada didepan, duduk sesuai nomor yang kalian dapet ya" perintah Sehun.

"Sialan" umpat Nathan pelan karena ia baru saja beberapa detik menidurkan kepalanya. Seisi kelas tampak memberekan barang barang mereka dan satu persatu maju kedepan untuk mengambil nomor tempat duduk.

Rolling tempat duduk terkesan seperti anak sekolah dasar memang tapi ini memang tradisi Sehun sebagai wali kelas yang menerapkan rolling tempat duduk perbulannya. Nathan sudah mendapat nomor tempat duduknya, ia duduk dibangku belakang pojok kiri bersama Dava teman sebangkunya.

•••

00.15

Seorang laki laki berjalan dengan gontai menuju pintu rumahnya, sesekali menegak botol minuman keras yang ada digenggamannya walaupun sudah mabuk berat. Saat memasuki rumahnya seorang laki laki paruh baya menghampiri laki laki itu dengan tatapan penuh kekesalan.

Plak!

Sebuah tamparan keras berhasil lolos dan mengenai pipi kanannya, ia oleng sampai hampir jatuh dan laki laki paruh baya itu langsung menendang perut laki laki itu keras sehingga benar benar terjatuh dan tergeletak di lantai.

"anak gak tau diri kamu sampe kapan kamu mau kayak gini, mau jadi apa kamu?!" Nathan tersenyum miring ia masih sadar walaupun matanya terpejam.

"kamu senyum, kamu pikir omongan papa lelucon hah?!"

"cukup pa Nathan butuh istirahat sekarang" sergah seorang laki laki yang mengamati dari belakang.

"terus aja kamu belain adek kamu yang sialan ini"

Saat ayahnya pergi, Davin sang kakak menghampiri Nathan dengan penuh kekhawatiran seraya membantunya berdiri, bau alkohol tercium sangat kuat dari adiknya.

"Nat lo gak papa?"

"akh lepas! Gue capek!"sahut Nathan dengan mata yang telah sayu.

"gue bantuin lo ke kamar"

"gak usah gue bisa sendiri!"
Nathan menepis pegangan Davin dan
berjalan dengan gontai namun baru beberapa langkah ia terjatuh, Davin pun
menghampirinya dan membantunya berdiri lagi.

"gak usah sok makanya" Guman Davino ia membopong Nathan hingga ke kamar.
Nathan terbangun karena kepalanya berdenyut sakit dan merasa mual ia berjalan menuju kamar mandi dan menumpahkan seluruh isi perutnya.

Davin yang baru saja masuk kekamar Nathan melihat itu langsung menghampiri Nathan dan memijat tengkuk lehern.

"sakit kak" eluh Nathan dengan suara parau.

"kalo gak mau sakit lo berhenti kayak gini, bersikap sesuai umur lo"

Nathan hanya terdiam.

"gue harus siap siap sekolah, lo mending keluar dari kamar gue" ujar Nathan mengalihkan perbincangan, Davin hanya menarih nafas kasar dan pergi dari kamar Nathan.

.
.
.
.
.
.
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang