03

169 25 29
                                    


Jangan lupa vote dan komen♥
Terima kasih.

-Happy reading-


Pagi ini Nathan tiba di sekolah pukul tujuh pagi benar benar tak seperti biasanya. sekarang ia tengah berada di atap sekolah. Nathan membuka ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.

"Gib lo berangkat sekolah jam berapa"

"ini gue baru mau otw,tumbenan nih kangen lo ya sama gue"

"kangen kangen pantat lo bangsat! kalo udah sampe, langsung lo temuin gue di atap"

"mau ngapain? emangnya lo sendiri jam segini udah disana"

"udah,gue tunggu lo disini"

Nathan mematikan telfonnya. Sambil menunggu Gibran yang sedang on the way diperjalanan. Nathan mengarahkan pandangannya kebawah kearah orang lain yang sedang berlalu lalang dan tak sengaja ia melihat Melody, cewek bersurai panjang itu berjalan seorang diri memasuki sekolah, satu hal yang membuat Nathan agak heran adalah cewek itu selalu menunduk walaupun ia sedang berjalan.

Beberapa menit kemudian Gibran dan Arka datang lalu mereka menghampiri Nathan yang tengah bersandar di tembok beton roftoop.

"kesambet setan apa lo berangkat jam segini"tegur Arka karena memang Nathan biasanya tidak pernah berangkat sekolah sebelum pukul setengah delapan pagi.

"Gibran gue mau to the point aja kemaren gue ke neo club terus ketemu Lucas, dia bilang lo sering beli'barang' itu sama dia, itu bener?" tanya Nathan dengan tatapan penuh selidik ia tak menyebutkan maksudnya secara spesifik membuat Gibran hanya memasang ekspresi bingungnya.

"hah barang?maksud lo?"

"gak usah pura pura bego, Lucas itu jual apaan lagi sih kalo bukan narkoba, lo diem diem sering belikan sama dia" ujar Nathan, ia mengecilkan nada bicaranya saat menyebut benda terlarang itu.

"a-apa?" sahut Gibran gugup dan Arka disampingnya terlihat membulatkan mata tak percaya.

"dari respon lo yang gini bisa gue tebak itu bener"

"seriusan lo pake begituan?"tanya Arka mulai membuka suara.

Gibran menghela nafas kasar"sorry"Gumamnya singkat namun kata itu seolah menjawab semua. Nathan terus menatap lekat ke arah Gibran.

"sejak kapan?"

"udah lumayan lama sorry gue gak bilang apa apa ke lo berdua, situasi yang buat gue khilaf. gue pengen coba coba doang tapi sialnya gue malah makin kecanduan sama barang itu sampe sekarang" jelas Gibran dengan suara pelan.

"jelaslah bego lo bakal kecanduan kalo udah nyicipin ah lo mau aja dibegoin sama rayuannya si Lucas sekarang kalo ketahuan lo tau kan bakal gimana!" bentak Arka.

nathan menarik nafas kasar.
"gue masih gak nyangka sih sama lo, bukannya kita bertiga udah janji gak akan pake begituan, tapi ya udahlah, lo tau kan ini bukan hal sepele kalo lo ketauan lo bakal di DO bahkan berurusan sama polisi"

"iya gue tau sorry. Kalian gak akan bilang siapa siapakan tentang ini"tatapan Daniel mengarah pada Nathan dan Arga bergantian.

"berusaha kontrol diri lo Gib, kalo lo gak bisa gue bakal lapor polisi dari pada lo mati gara gara barang itu" balas Nathan.

***

Pagi ini Melody tengah duduk dibangku ruang kelasnya. Melody melirik sekilas kursi kosong seseorang terletak tak jauh darinya, kursi yang tak lain adalah tempat duduk Nathan. mengingat saat dibelakang sekolah kemarin membuatnya begidik dan mengalihkan pandangannya.

 FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang