Jangan lupa vote dan komennya♥
Terima kasih.- Happy reading -
Melody masuk kedalam rumahnya yang gelap, seperti tak ada orang didalam, namun saat Melody melihat ruang tamu ia melihat ayahnya dengan penampilan lusuh sedang tertidur disofa dan ia menghela nafas kasar saat mendapati banyak bekas botol minuman keras tergeletak berantakan ada diatas meja dan juga berserakan di lantai. rumahnya benar benar seperti kapal pecah.ayahnya seorang pemabuk berat makanya melody tidak lagi kaget melihat pemandangan seperti ini didalam rumah. Melody mengecek kamar ibunya dan tak menemukan siapa pun didalam, ibunya pasti belum pulang bekerja.
Melody masuk kekamarnya. selesai dirinya membersihkan diri ia merebahkan dirinya terlentang dikasur menatap langit kamar dan tak lama ia beranjak untuk membuka tas sekolah yang di gantungkan di belakang pintu kamar Kemudian mulai melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar.
Keheningan melingkupi ruangan itu, mungkin lebih tepatnya adalah kamar Melody.
Pukul 00.10
Ditengah malam Melody masih setia duduk di kursi meja belajarnya. keheningan dan kesunyian mendukung dengan sempurna kegiatan yang sedang dilakukannya. Melody sekarang tidak lagi bergelut dengan buku buku pelajaran tebal yang membuatnya bertambah stres dan pusing.
tetapi suatu kegiatan yang bisa disebut refresing olehnya, ia sedang duduk didepan laptop yang tengah menyala dengan tangannya yang sangat lihai menari di atas keybord.Bukan tugas sekolah yang dikerjakanya melainkan hanya sebuah hobi yang sangat ia sukai yaitu menulis sebuah karangan cerita, sebenarnya Melody hanya iseng saja untuk meredakan rasa bosannya dan kegiatan untuk menemani kegabutannya saat sedang insomnia. biasanya Melody akan mempublikasikan karangan itu di blog pribadinya atau dibiarkan tersimpan pada lembar Microsoft Word.
Prangg!!
Refleks Melody menghentikan tangannya yang sedang mengetik ketika mendengar suara benda pecah dari luar kamarnya dan selang beberapa detik terdengar suara seseorang yang sedang bertengkar dengan beradu mulut.
Jantungnya berdegup kencang dan telinganya mencoba mendengarkan lebih saksama suara itu. Melody penasaran, ia mematikan laptopnya lalu bangkit dari duduknya dengan memberanikan diri Melody membuka sedikit knop pintu kamarnya, ia lihat dari sela sela pintu yang terbuka terlihat orang tuanya yang sedang berdebat hebat disana dan suara pecahan itu adalah sebuah botol bekas minuman keras yang pecah dan itu seperti sengaja dilemparkan.
Melody menutup kembali pintu kamarnya. ia bersandar pada pintu kamar yang tertutup dengan nafas yang memburu. Ia tertunduk memejamkan matanya, seketika moodnya menjadi turun drastis, kesal serta sedih menyelimuti hatinya. ingin rasanya Melody keluar dan menghentikan keributan itu, tapi sayangnya Melody tidak punya keberanian dan ia sangat takut melihat ayahnya seperti itu.
Melody masih mematung disana,tangannya gemetar tak terasa bulir air mata perlahan mulai jatuh, dadanya sesa, ia takut, ia kesal, ia sedih, perasaannya campur aduk. tangisnya mulai terisak lirih mendengar perkataan perkataan buruk orang tuanya yang terus terlontar dan menjadi jadi ditambah lagi namanya mulai terbawa oleh pertengkaran mereka. Dadanya semakin sesak.
Teriakan, perkelahian, caci makian itu selalu saja terdengar bagai monster didalam rumah itu.
Melody mulai berjalan membuka laci meja nakas, terlihat sebuah cutter didalam sana, ia mengambil cutter itu lalu mulai menaikan tuasnya dan menatap lekat ke arah pisau cutter yang terlihat bersih dan tajam, ia mulai mengarahkan cutter itu kepergelangan tangannya.
entah apa yang terbesit didalam fikirannya saat ia menatap benda tajam itu, air mata terus mengalir tanpa henti seraya menggenggam cutter yang berada di tangannya yang gemetar namun kemudian Melody terdiam sejenak, mencoba mencerna fikiran fikiran buruk dikepalanya ia menggeleng pelan dan kembali menaruh benda tajam itu pada tempat yang semula.
Melody mencoba berfikir jernih dan normal, ia memilih cara lain untuk menenangkan dirinya,ia berbaring diranjang lalu memasangkan earphone pada telinganya, tak lupa membesarkan volumenya agar suara suara di luar earphone tidak terdengar. Ia berbaring menikmati alunan musik dan mencoba menenangkan diri, walau derai air mata terus mengalir tak berhenti.
•...•
Pagi ini Melody berangkat kesekolah lebih siang ia berjalan cepat menuju gerbang sekolah yang hampir ditutup, kalau saja melody tidak gesit ia mungkin akan bergabung bersama murid murid telat diluar gerbang. Bel bahkan telah berbunyi Melody bergegas menuju kelasnya yang teletak di lantai tiga dan sesekali melirik sekilas arloji dilengannya.
Brukk
Karna langkah buru burunya Melody tak sengaja menabrak seorang laki laki yang membuatnya terkejut dan jatuh ke lantai bersama buku buku ditangannya ikut berserakan.
"lo gak papa, sorry ya" ucap cowok tersebut seraya berjongkok untuk membantu membereskan beberapa buku cetak Melody yang terjatuh.
"gak papa"sahut Melody singkat lalu berdiri kemudian cowok itu langsung memberikan buku buku itu pada melody.
"rel!"teriak seorang cewek dan teriakan itu membuat Melody menengok ke sumber suara.
"Lo disuruh ngambil absensi, malah disini berduan sama cewek"
Cewek itu menghampiri mereka berdua, Melody yang ingat kalau dia buru buru langsung pergi begitu saja dari tempat itu.
"dia anak baru ya"tanya Alfarel
Setelah Melody pergi."kayaknya sih iya, gue juga gak pernah liat sebelumnya. anak IPA kayaknya"
"namanya siapa? Lo tau gak?"
"ya mana gue tau,udahlah kok lo jadi ngepoin dia, cinta pandangan pertama lo"
"bukan gitu,gue ngerasa gak asing aja sama mukanya"
"mikirin gituan entar aja deh Rel, buruan lo ambil absensinya sekarang udah ditungguin tuh"
-TBC-
•...•
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear
Teen FictionMelody, seorang gadis yang memiliki suatu gangguan kecemasan sosial yang membuatnya sulit beradaptasi di lingkungan dan sulit pula mengendalikan ketakutan ketakutan di dirinya. bila dihadapkan dengan situasi ramai ia hanya bisa membisu bagai patung...