30. Asal Itu Gaby

1.5K 157 167
                                    

Setelah berdebat memperebutkan kursi kemudi dengan keputusan final, Bee adalah pemenangnya. Bee bersikeras ingin mengantar Rae pulang, tapi pria itu menolak dan mengatakan dia yang akan mengantar Bee pulang.

Setukang maksa bagaimana pun seorang Rae, sepertinya dia memang ditakdirkan untuk tunduk pada gadis seperti Bee.

Rae membiarkan Bee mengantarnya dengan syarat malam ini gadis itu harus menginap di rumahnya. Ya, karena hari bahkan sudah lewat tengah malam. Rae tidak berkenan bila gadis itu diantar oleh lelaki lain seperti Looey, Stephen, terutama Figo, apalagi membiarkan gadis itu pulang sendiri selarut ini, hal itu tidak akan pernah terjadi.

Saat Rae hendak menduduki kursi penumpang, sesuatu mengganjal bokongnya, dia bangkit dan menemukan sebuah benda berwarna pink magenta, mengutipnya kemudian dia kembali duduk.

"Apa ini?" tanya Rae pada Bee yang sudah siap di tempatnya. Dia penasaran darimana asalnya benda dengan warna girly seperti ini bisa nyasar di mobilnya yang gagah?

"Oh, itu jepitan rambut aku." Bee menunjuk sesuatu yang menjepit gulungan rambutnya. "Seperti ini." Rae mengangguk kemudian mengantongi benda itu. Melihat Bee memiliki yang lain juga, dia menganggap jika satu untuknya tidak akan masalah.

Sesampainya di rumah Rae, Bee menggantikan Bi Nina untuk mengurus keperluan Rae.

Setelah gadis itu selesai membersihkan diri, Bee menghampiri Rae di kamarnya. Dia mencebik saat mendapati Rae sibuk di depan macbooknya.

Tanpa rasa takut sedikit pun, Bee menutup paksa macbook tersebut. Rae hampir saja melemparkan sumpah serapahnya namun segera dia menelan semua umpatan kasar itu saat wajah berang Bee ditangkap netranya.

"Ti-dur!" tegas Bee kemudian menarik Rae paksa.

"Tanggung, bentar lagi paling kumat."

"Yaudah, minum dulu obatnya, entar kalau kumat, durasi dan nyerinya paling enggak berkurang." Rae menurut kali ini.

*

Paginya saat Rae berniat sarapan, dia tersenyum kecil melihat perempuannya sudah bergerak ke sana ke sini menyiapkan sarapannya dengan rambut panjangnya yang dicepol.

Dia duduk di kursi yang biasa dia duduki, disusul oleh Looey.

Bee bergerak sangat cepat, meletakkan sarapan dan minuman di hadapan kedua lelaki itu dengan menu berbeda.

"Aku buru-buru, ada jadwal operasi pagi ini, kamu makan begini dulu gapapa ya?" Rae mengangguk sambil terus menonton Bee memotong-motong sandwich miliknya agar mempermudah saat memakannya. Dia menusuk sepotong kecil sarapan Rae lalu memakannya. Dia mengaduk kopi untuk Rae kemudian menyesapnya seteguk.

Masih dengan sesuatu yang dulu Bee benci namun seiring waktu sudah seperti sebuah kebiasaan. Rasanya ada yang kurang jika tidak mencicipi sarapan Rae dan bagi Rae rasanya sarapannya tidak seenak seharusnya jika belum dicicipi oleh Bee. Pasangan gila memang.

"Aman," ucap Bee. Looey terkekeh kecil, merasa lucu melihat Bee sepertinya kebiasaan dengan hal menyicipi makanan dan minuman Rae karena dulu Rae tidak percaya dengan apa yang gadis itu buat.

Rae berdecak kecil saat menyadari Looey menertawakan Bee tentunya juga dirinya, membuat Looey menelan kembali gejolak geli karena melihat sepasang kekasih yang terkadang lebih terlihat seperti baby sitter dan big baby.

Bee mendapati Rae meletakkan dasinya di meja, dan hal itu membuat Bee mengurungkan niatnya untuk pergi. Dia mengambil dasi tersebut, meminta Rae menggeser sedikit tubuhnya agar berhadapan dengannya.

#3 Bee's Attack (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang