Ding Dong
Bel rumah berbunyi. Jinyoung yang sedang santai membaca komik di kamarnya tergesa – gesa menghampiri pintu utama karena suara bel itu tak kunjung berhenti. Ia tak tega membiarkan ayahnya yang sedang tak enak badan membuka pintu.
Jinyoung menatap layar dengan seksama. Memastikan bahwa si tamu bukanlah orang jahat yang ingin mencelakakan ia dan ayahnya. Bukan apa apa, waktu itu sudah tepat jam 10 malam.
Dari layar kecil, terlihat seorang pria dewasa yang berpakaian seperti sehabis pulang bekerja. Jas, kemeja, dasi. Cukup normal. Mungkin ia teman kerja ayahnya?
Jinyoung membuka pintu. Di depannya, figur si pria terkesan mengintimidasi dengan bahunya yang lebar dan lengannya yang agak besar. Namun ia tersenyum hangat.
"Selamat Malam, Ahjussi. Boleh ku tahu siapa dirimu dan kenapa kau ke sini?"
"Selamat Malam, Jinyoungie. Kau pasti Jinyoung kan? Appamu tidak pernah berhenti mengoceh tentangmu!" Si pria mengusap kepala Jinyoung dengan halus, lalu ia tergelak. "Kenalkan, namaku Kang Dongho. Aku teman kerja appamu."
Senyum si pria sangat tulus. Dan dari pertemuan pertama saja, Jinyoung sudah bisa merasakan bahwa ia mudah tertawa.
"Baiklah Dongho Ahjussi, apa yang membawamu kemari selarut ini?"
"Ah, appamu. Tadi ia tidak masuk kantor karena sakit bukan? Aku hanya khawatir karena ia tidak membalas chatku." Air muka si pria yang tadinya terlihat bahagia setelah bertemu dengan Jinyoung mendadak menjadi suram. Ia terlihat sangat peduli. "Aku membawakannya Jokbal. Jika ia sudah tidur, kau taruh saja di kulkas dan kau hangatkan besok pagi, oke?"
"Baik, Dongho Ahjussi." Jinyoung mengangguk. "Tapi, apa Dongho Ahjussi tidak ingin bertemu appa terlebih dahulu? Belum tentu appaku sudah tidur."
"Tidak apa – apa, Jinyoung. Biarkan dia beristirahat. Dan beritahu Minhyun Appamu untuk selalu jaga kesehatan."
"Kau tidak mau minum dulu, Ahjussi?"
"Tidak perlu. Besok aku masih harus bekerja. Terimakasih atas tawarannya, anak baik hati. Aku pamit dulu ya. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu."
Sembari menghampiri mobilnya, Paman Dongho beberapa kali melambaikan tangan padanya. Dan Jinyoung balas melambai.
Setelah beberapa menit, mobil Paman Dongho sudah tak terlihat dari ujung jalan. Ia mendengar suara pintu berderit dari dalam. Ayahnya keluar dari kamar dengan rambut yang acak – acakan.
"Jinyoung, apa dia sudah pergi?"
"Appa, kau sengaja tidak membukakan pintu?" Entah kenapa, Jinyoung merasa kesal dengan ayahnya sendiri.
"Jinyoungie, kau marah padaku?"
"Tentu Appa! Dia punya niat yang baik dan Appa malah sengaja tidak membukakan pintu untuknya? Memangnya salah dia apa?"
"Jinyoung, kau tidak mengerti. Dia memang baik. Tapi dia salah. Dia salah karena menyukaiku. Aku tidak ingin memberinya terlalu banyak harapan."
Dongho Ahjussi menyukai Appa. Ayahnya yang selalu sendirian, kini disukai oleh seseorang.
"Lalu kenapa menyukai ayah dinilai sebagai tindakan yang salah? Bukankah wajar menyukai manusia lain?"
"Tahu apa kau soal ini, Hwang Jinyoung?" Nada suara ayahnya berubah gelap dan serius. Jika sudah seperti ini, Jinyoung tak bisa mengelak dan hanya bisa terdiam. Ayahnya memang matahari yang hangat, namun bukan berarti ia tidak bisa menjadi sedingin es. "Dalam hidup, banyak hal yang bisa kau capai. Banyak. Beribu – ribu. Tapi cinta bukan untukku. Luka yang ditimbulkan cinta itu abadi. Itu hanya akan menghalangimu. Kau mengerti?"
Tanpa berbasa – basi lagi, ayahnya kembali masuk ke dalam kamar. Meninggalkan Jinyoung di ruang tamu dengan perasaan bersalah. Rasa penasaran pun datang mengikuti.
Siapa...siapa yang menyakiti Appa?
===============
Short update coz I don't know if I could continue this story nowadays. Soalnya lagi banyak kesibukan. But!! I'll finish this I promise (Gue promise ke siapa sih sebenernya anjir gatau wkwk). Hope this chapter could help you to see the light.
![](https://img.wattpad.com/cover/192180052-288-k994785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[OngHwang] Our Feelings (Remain Unspoken)
FanficSejak kecil, Jinyoung bisa melihat, bahkan berteman dengan "mereka". Namun, saat arwah - arwah lain dapat dengan mudahnya menceritakaan kisah hidup mereka pada Jinyoung, Ong Seongwu, sosok yang telah Jinyoung anggap seperti ayah sendiri, malah memil...