🍓16

5.8K 438 9
                                    


Mereka sampai dirumah lim. Lim pun memarkirkan mobilnya dan mengajak jennie masuk kedalam.

"Joe, Tolong bawakan belanjaanku kedalam.!" Perintahnya pada pengawalnya.

Lim duduk di ruang tv. Lim menyandarkan tubuhnya di sofa dan terlihat sangat lelah.  Jennie menghampirinya dengan membawa P3K, handuk kecil dan semangkuk besar air hangat.

"Sini diobatin dulu sayang..." ucap jennie
"Gausah sayang. Ntar juga baikan kok." Balasnya sambil senyum
"Jangan bandel.!" Ucap jennie sambil menatap tajam lim. Lim hanya pasrah saat jennie bersikeras ingin mengobatinya. Jennie membantu lim membuka kemejanya agar mudah mengobati lukanya.

"Ya ampun ini cukup lebar lukanya lim. Kita kerumah sakit aja ya..." ucap jennie yang panik melihat luka lim...
"Ntar juga sembuh sayang. Gak perlu kerumah sakit kok."
"Ini lebar lim.... gimana sih. Nanti kalo infeksi malah makin parah...." ucap jennie.
"Yaudah.... joee..." lim menuruti jennie dan memanggil joe.
"Tolong telfon dokter ji hoo kemari..." ucapnya pada joe. Joe pun menelfon dokter untuk datang.
Tak lama, bambam turun dari kamarnya...  ia kaget melihat lim tangannya berdarah.

"Loh hyung, tangannya kok bisa luka.?" Ucapnya dan langsung mendekati lim.
"Gak sengaja keserempet motor tadi pas ke supermarket" jawab lim
"Astaga hyung (melihat luka lim dari dekat) ini parah hyung. Kerumah sakit ya.." ucap bambam dengan wajah yang panik.
"Gausah. Dokter ji hoo mau kesini kok. Kamu mau pergi.?"

"Iya tadinya. Cuma gak jadi." Katanya sambil memperhatikan luka lim.
"Yaudah kalau mau pergi. Kasihan temanmu menunggu nanti. Hyung baik-baik saja kok." ucap lim memastikan bambam agar tidak khawatir
"Mana bisa aku ninggalin hyung dengan keadaan kayak gini." Ucap bambam dengan masih khawatir. Lim hanya tersenyum melihat bambam mengkhawatirkannya. Bambam sejenak melihat jennie, lalu dia kembali memperhatikan luka ditangan lim.

"Kok adiknya lim sombong sih.?" Tanya jennie dalam hati. Ya, dia heran karna bambam tidak ada menyapanya atau memang tidak menyadari keberadaannya. Lim yang sadar jennie menatap bambam dengan tatapannya yang tak biasa pun mencairkan suasana.

"Bam, kenalkan ini jennie. Dia calon istri hyung." Ucap lim memperkenalkan jennie pada bambam. Bambam langsung membulatkan matanya mendengar penuturan lim.
"Daebak hyung, setelah sekian lama akhirnya hyung membawa calon istri kemari." Ucap bambam yang sangat senang. Lim hanya tersenyum melihat bambam yang terlihat senang.

"Annyeong unnie. Aku bambam, adik hyung lim." Ucapnya sambil membungkukkan badannya.
"Annyeong bam, aku jennie. Senang bertemu denganmu." Ucap jennie membalas bambam. Jennie pun tersenyum menanggapi bambam.

"Yasudah, unnie mau membersihkan dulu luka hyungmu ini." Ucap jennie dan bambam langsung minggir memberi ruang untuk jennie. Jennie pun membersihkan luka lim dan bambam hanya menonton. Beberapa saat kemudian dokter ji hoo datang. Ia mulai memeriksa keadaan lim.

"Ini Harus dijahit lim. Karna Lukamu ini cukup lebar.." ucap dokter ji hoo
"Aish kau kan tau aku takut jarum... apa tak bisa kau obati saja. Aku akan memakan banyak obat asal jangan dijahit." Ucap lim ketakutan. Ya, dokter ji hoo adalah teman lim saat masih SMA. Makanya lim sudah akrab dengan dokter ji hoo yang sekarang menjadi dokter pribadi keluarga mereka.

"Lakukan lah dok kalau itu yang terbaik." Ucap jennie tiba-tiba yang membuat lim langsung menatapnya.
"Aku disini sayang. Jangan takut, ada bambam juga tuh." Ucap jennie sambil membelai pipi lim untuk menenangkannya. Lim hanya menatapnya sendu, berharap jennie membelanya. Namun jennie tersenyum sambil memperlihatkan gummy smile nya agar lim tidak takut.

Dokter ji hoo mulai menjahit luka ditangan lim. Bambam memperhatikan dokter ji hoo mengobati lim, sedangkan jennie menenangkan lim dengan menatapnya sambil tangannya membelai lembut pipi lim. Jennie terus tersenyum membuat lim menjadi tenang dan ikut tersenyum.

Perfect SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang