🍓20

6.4K 430 8
                                    


"Bagaimana ini bisa terjadi mr jeon.?" Tanya appa jennie yang saat ini sedang dikantor agency bersama eomma jennie. Mereka berada diruangan sajangnim membahas hal yang baru terjadi pada jennie.

Manager pun menceritakan kronologi kejadian dari awal mereka datang.
"Setelah kami berbicara membahas hal yang biasa disepakati dalam kontrak kerja, Mr. Jong In yang saat itu mengaku sebagai manager pemasaran perusahaan itu langsung pamit. Aku pun tidak terlalu memikirkannya. Sampai aku kembali ke meja tadi, jennie sudah tidak ada. Aku mencari kesana kemari tapi tak menemukan jennie. Sampai akhirnya dia mengirimiku pesan bahwa dia langsung pulang. Kukira dia sudah langsung ke dorm." Jelas Mr. Jeon kepada mereka semua.

"Kau tau Mr. Jeon, putriku hampir saja menjadi korban perkosaan. Untung saja teman kakaknya jennie sedang disitu dan melihat jennie dibawa 2 lelaki. Jadi dia bisa menolong jennie. Seandainya mereka tidak ada, aku tidak tau bagaimana nasib putriku." Ucap appa jennie dengan penuh kekecewaan.

"Maafkan kelalaian saya tuan. Saya benar-benar tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Karna biasa juga jennie ikut jika akan bertemu client." Ucap mr. Jeon

"Jadi begini Mr. Kim, kami akan menutupi hal ini dari media agar nama baik jennie tetap terjaga. Sekali lagi kami minta maaf. Dan kami akan lebih memperketat keamanan artis kami lagi." Sesal sajangnim.  Dan setelah selesai membahas masalah jennie, orang tua jennie pun pamit dan langsung menuju kerumah Kim.

-----------------------------------------------------------------

Kim sedang dihalaman belakang rumahnya. Ia mengintrogasi ketiga pelaku yang berusaha melecehkan jennie semalam.

"Ada dendam apa kalian dengan jennie.?" Tanya kim dengan menatap tajam ketiga orang yang kini duduk dihadapannya dengan keadaan diikat dikursi. Mereka masih enggan membuka mulut mereka.
"Mendadak bisu huh..." ucap kim
"Atau tuli.." ucapnya lagi masih menunggu mereka bicara. Namun hasilnya nihil.

Kesal tidak ada jawaban. Ia langsung mencambuk mereka bertubi-tubi...

Ctarrr....

Ctaaarrr....

Cttaarrr.....

Cttaarrr.....

Cttaarr....

Tanpa ampun ia melakukan itu menunggu sampai mereka bicara. Namun mereka hanya memekik kesakitan tiap cambuk itu dilayangkan ke tubuh mereka.

"Cepatt katakann..." ucap kim dengan nada datarnya. Ia masih mengatur nafasnya dan menahan agar ia tak meledakkan amarahnya sekarang.

Ketiga pria itu masih diam tak bersuara. Membuat amarah kim semakin naik. Sementara jennie yang melihat kejadian itu ketakutan. Ia memeluk lim dan menenggelamkan wajahnya didada lim.

"Kamu kekamar aja ya. Biar aku yang urus mereka sama kim.." ucap lim dengan lembut, ia tau jennie ketakutan melihat kim menyiksa ketiga pria itu.
"No, aku takut sendiri. Aku disini aja." Ucap jennie tidak terlalu jelas karna ia menyembunyikan wajahnya di dada lim.

"Tapi disini kamu juga takut sayang..." ucap lim.
"Setidaknya masih ada kamu yang jagain aku dan bikin aku tenang." Ucap jennie lagi. Lim hanya tersenyum dan mengajak jennie mendekati kim.

"Mereka ingin bermain dengan kita lim" ucap kim menyeringai.
"Katakan saja apa motif kalian. Akan kulepaskan jika kalian bicara." Ucap lim dengan nada datar sambil terus memeluk jennie dengan erat.

"Maaf tuan, kami hanya disuruh" ucap salah satu dari mereka.
"Siapa yang menyuruh kalian.?" Sambung kim dengan menatap tajam kemereka. Dan lagi-lagi mereka diam. Ya, mungkin takut untuk membocorkan semuanya.

Perfect SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang