haii, sorry for very late update. hope you enjoy this chapter!
KACAU.
Adalah satu kata yang dapat menjelaskan semua yang Mina lihat di hadapannya. Ia, Jungkook, Eunha dan Jaehyun beberapa menit lalu baru saja tiba di kediaman Mingyu, meninggalkan Chaeyeon yang tak bisa pergi karena masih harus menunggu pengumuman pemenang. Mina bersumpah seumur hidupnya, ia tak pernah melihat yang lebih berantakan dari ini. Ia mendapati June tengah berusaha menenangkan Mingyu, dan Rosie yang sedang menghibur Minki, adik bungsu Mingyu. Mina berdiri di sana memandangi setiap sudut rumah yang dapat ia jangkau, semuanya tampak seperti kapal pecah.
Mina tak sanggup membayangkan pertengkaran macam apa yang sudah terjadi di sini.
Jungkook melirik Eunha yang sudah bersiap berlari ke tempat Mingyu dan June tapi ia segera menahan lengan cewek itu. Ia menggeleng perlahan dan berucap dengan suara pelan kepada Mina yang berada di sampingnya,
"Mina." Jungkook memberi isyarat agar Mina menghampiri Mingyu. Mina menghela napas pendek, beralih menatap Eunha yang akhirnya memberinya sebuah anggukan. Cewek itu kemudian memberanikan diri. Kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan, dan dia tak berani untuk menebak. Termasuk keberadaan adik bungsu Mingyu yang juga baru pertama kali ia lihat.
"Mingyu..."
Mingyu mendongakkan kepalanya, terlihat jelas beberapa luka memar di tulang pipinya. Sudut bibirnya yang robek, serta ujung matanya yang membiru. Meski berusaha menyangkal, Mina tak dapat memungkiri bahwa ia masih mendapati sepercik emosi di manik kelam mata Mingyu. Membuat Mina menggigit bibir bawahnya dengan mata nyaris berkaca-kaca.
Mina hidup di keluarga yang sama sekali tak pernah membiarkan kekerasan terjadi. Tapi sekarang ia melihat seseorang yang ia peduli mengalami hal seperti ini.
June yang berada di samping Mingyu berdehem pelan. Cowok itu segera bangkit dan mengangguk pada Mina, kemudian berlalu pergi menuju tempat Rosie bersama Minki.
"Lo... harus ke dokter."
Mina membiarkan kalimat itu mengalir dari mulutnya sebagai kalimat pertama yang ia ucapkan. Berharap Mingyu mengerti bahwa ia hanya ingin memastikan cowok itu baik-baik saja meskipun ia tau ia salah.
Mingyu bahkan tak pernah baik-baik saja.
Mingyu menghela napasnya, ia keliatan berusaha menyembunyikan rasa sakit dan emosinya dari Mina, walaupun ia tau ia melakukan hal yang sia-sia.
"Sorry... gua nggak datang ke—"
Mina menggeleng dengan cepat membuat Mingyu menghentikan perkataannya, "Lo harus ke dokter, dan lo... lo harus laporin bokap lo ke polisi... Mingyu—"
"Lo nggak boleh hidup kayak gini terus." Mina memberanikan diri untuk meraih tangan Mingyu, meremasnya pelan sebelum ia menatap cowok itu tepat di mata.
Ada jeda beberapa detik sebelum Mingyu menghela napas, menunduk sebentar kemudian dengan tiba-tiba menarik tubuh Mina ke dalam pelukannya. Membuat Mina membelalakkan mata terkejut, meskipun ia mengerti Mingyu mungkin saja sangat membutuhkan sebuah pelukan seperti ini sekarang.
Mina membalas pelukan Mingyu, menepuk-nepuk punggung cowok itu perlahan. Ia memang tak pernah merasakan apa yang Mingyu rasakan, tapi ia cukup tau untuk melihat betapa besar rasa kekecewaan yang bersarang di lubuk hati Mingyu. Seberapa dalam luka yang terus tergores lagi dan lagi mengetahui fakta bahwa hidupnya hancur bahkan sebelum ia siap untuk berdiri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIT! | 97 line [COMPLETE✔️]
Fanfiction"my kind of relationship that you've never imagined before." (some chapters are private) [COMPLETE]