32. Better

618 71 3
                                    


MINA, dengan beberapa buku menumpuk di kedua tangan, bibir yang mengulum ke dalam dengan wajah yang tampak letih, kini berjalan hati-hati melewati koridor yang lumayan ramai di jam istirahat. Tinggal menghitung hari sebelum ujian kenaikan kelas dilaksanakan. Itu berarti semakin sedikit waktu untuk bermain-main, mengingat Mina akan memasuki kelas 12.

Tuntutan yang berat sebagai seorang anak tunggal membuat Mina memegang tanggung jawab besar dalam memastikan ia mendapat peringkat terbaik hingga kelulusan nanti. Maka dari itu, ia harus mulai mencicil mempelajari materi setahun belakangan. Hari menunjukkan jam setengah sebelas siang ketika di langkah yang ke lima puluh, sepasang tangan lelaki tiba-tiba saja muncul untuk mengambil alih tumpukan buku-buku di tangannya.

Mingyu.

Seperti yang sudah Mina duga, lelaki jangkung berambut berantakan itu mengumbar cengiran begitu manik keduanya bertemu. Mina membalas dengan senyum tipis, menggumamkan kata "makasih" sambil mulai berjalan beriringan.

Siapa sangka, bermula dari malam minggu yang mengejutkan dan tak terduga, Mina dan Mingyu bisa menjadi sedekat ini. Saling membantu dan memahami, hadir tanpa pamrih, menciptakan untaian senyum di wajah masing-masing; membaik.

Keduanya, kini, membaik.

Mingyu membaik, Mina juga.
***

Chaeyeon menghempaskan kepala ke pundak Roseanne di sampingnya. Siang yang terik meski belum mencapai tengah hari, dengan suasana mendekati ujian yang paling tak Chaeyeon suka.

Roseanne, di sisi lain, sibuk mengotak-atik ponsel di tangannya. Entah sedang menghubungi siapa. Yang pasti, Chaeyeon tak kepo.

"Kantin yuk," tubuh Rosie menegak tiba-tiba membuat Chaeyeon tersentak cemberut. Ia merasa sangat malas untuk sekedar berjalan ke kantin. Apalagi melewati orang-orang yang akan membawa buku kemana-mana, atau melihat anak-anak pintar yang akan menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan. Chaeyeon benci. Chaeyeon benci melihat mereka begitu bersemangat menghadapi ujian, sedangkan dirinya justru sudah putus asa duluan.

"Ayok buru!" Rosie memecah gelembung lamunan Chaeyeon dengan menarik tangan gadis itu untuk bangkit. Menyeretnya di sepanjang koridor yang ramai hingga tiba di kantin. Chaeyeon hanya bisa mendengus pasrah.
***

"Besok? Kaga bisa gua. Gua ada jadwal."

"Jadwal apaan?"

"Ekskul."

Mingyu dan June mendengus mendengar jawaban Jungkook. Mentang-mentang, sudah diterima di ekskul musik. Sekarang kalau diajak nongkrong, alasannya ada ekskul. Kalau diajak bolos, alasannya ada ekskul. Kalau diajak main, alasannya ada ekskul. Semuanya ekskul. Mingyu dan June sampai muak mendengarnya.

"Gayaan banget dah." Itu celetukan Eunha, yang tiba-tiba muncul entah darimana. Menyindir Jungkook dengan delikan, kemudian mengambil tempat duduk tepat di samping lelaki itu.

Jungkook hanya bisa pasrah sambil mengulum bibir, sudah kelewat terbiasa dengan kelakuan Eunha yang seenaknya.

"Lah kan emang bener, besok ekskul kan?" Jungkook hanya bisa mencibir melihat Eunha tak merespons. Gadis berambut bob itu justru sedang asik menuang saos dan kecap ke dalam semangkuk bakso yang menjadi menu makanan siangnya hari ini.

"Ekskal ekskul mulu sat. Sok sibuk lu." June, seperti biasa, dengan minimnya filter di mulutnya, menyeletuk kasar membalas perkataan Jungkook.

"Ini passion gua anying, hargai lah!" Protesan Jungkook terdengar seperti protesan anak kecil saat mainannya diganggu, membuat Mingyu nyaris menyemburkan es teh manis yang belum sempat tertelan. June hanya memutar mata dan melengos. Malas menanggapi lagi.

RELATIONSHIT! | 97 line [COMPLETE✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang