02

1.2K 144 45
                                    

'You are Mine. And I wish, it will be forever.'

°°°

Nayeon mengerjapkan kedua matanya saat dirasa wajahnya mendapatkan banyak kecupan.

Benar saja ketika matanya berhasil menyesuaikan cahaya, ia bisa melihat wajah suaminya sangat dekat dengan tangan kanannya yang memeluk erat tubuh polosnya.

"Jungkook-a kau sedang apa?" Tanya Nayeon dengan suara seraknya.

"Membangunkan putri tidur." jawab Jungkook yang membuatnya terkekeh pelan.

"gemanhae, aku sudah bangun." Nayeon berusaha menjauhkan wajahnya.

"Benarkah? Pantas saja juniorku yang di bawah juga sudah bangun." Nayeon tak percaya dengan ucapan vulgar suaminya yang masih terlalu pagi.

"ish.. Geliii...." Nayeon tertawa kecil saat hidung Jungkook yang terbentuk sempurna mengendus pada leher Nayeon. Bibir tipisnya juga tak luput menyesap leher jenjang yang telah semalam Jungkook berikan banyak kecupan pada istri mungilnya.

Nayeon benar-benar tak bisa menahan tawanya, merasakan sensasi geli yang diciptakan oleh suaminya yang lebih muda dua tahun darinya.

"Sayang, Apa kau masih meminum pil?" ucap Jungkook disela-sela perpotongan leher Nayeon.

"Jungkook-a aku rasa aku masih membutuhkan pil itu." jawab Nayeon dengan kepalanya yang menengadah akibat perbuatan suaminya.

"apa kau tak merasa sepi? Aku sudah ingin mendengar suara tangis bayi Nay."

Nayeon menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangannya, lalu membawanya di hadapannya.

"Sejak awal pernikahan, kita sudah membicarakan ini. Aku sudah bilang kan model adalah impian pekerjaanku sejak kecil, dan aku masih belum siap melepasnya. Kau tau kan jika aku hamil akan banyak produk yang memutus kontrak dan tak mau menjadikanku ambasador lagi."

Jungkook menatap iris mata Nayeon dalam. Dalam sebagian hatinya ia sangat tak ingin menghalangi pekerjaan impian istrinya, namun sebagian hatinya ia ingin sekali menjadi Kepala rumah tangga seutuhnya dengan kehadiran seorang anak atau bahkan bisa lebih.

Jungkook mengulum senyumnya, lalu mengecup bibir cherry Nayeon yang selalu menggoda.

"hmm, arraa... Aku akan menunggu hingga kau siap." jawab Jungkook masih dengan tatapan hangatnya.

"Terimakasih sudah mau mengerti aku." Nayeon membalas senyum Jungkook dengan matanya yang terbentuk sabit.

"Kau setiap hari meminum pil itu berarti?" Jungkook menaikan dagunya ke arah nakas meja kecil di samping tempat tidurnya.

Nayeon hanya berdehem dan menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"Kalau begitu kau akan selalu aman dan aku bisa melakukannya lagi." seringai Jungkook penuh kemenangan.

"Yak bukannya kau ada sidang hari ini?"

"Jam 10 nanti, jadi masih punya banyak waktu untuk berolahraga pagi denganmu sayang."

"Tapi jungk-emphh..." ucapan Nayeon kalah cepat dengan bibir Jungkook yang telah melahap penuh nafsu pada bibir cherry nya.

Nayeon memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya kembali dicium dan disentuh oleh suaminya. Padahal sisa pergulatan semalam masih sangat terasa pada tubuhnya. Namun, seberapa besar ia menolak tak akan bisa mengalahkan Jungkook yang memang memiliki kekuatan berkali-kali lipat darinya.

바벨 - Bubble [inyXkthXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang