06

968 118 56
                                    

Meski indah, namun banyak pertemuan yang tak diharapkan pada dunia ini.

°°°


Hidup di dunia ini penuh dengan hal yang tak terduga. Tak ada yang bisa menebak jalannya kehidupan. Terkadang sesuai dengan yang kita harapkan, namun tak jarang di luar perkiraan manusia.

Tak ada yang bisa menebak dengan siapa akan bertemu. Kita hanya bisa mengikuti jalur takdir pada semesta.

Setiap jalur pertemuan memiliki makna tersendiri. Lalu bagaimana jika kita dipertemukan dengan orang yang tak diharapkan?

°°°


"Yak sebenarnya apa yang kau mau?" Tanya Jimin yang masuk ke dalam ruangan Taehyung tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Lelaki bermata elang yang sedang fokus bergelut di meja kerjanyapun hanya melirik sedetik ke arah sahabatnya yang tidak lebih tinggi darinya itu.

"Kau selalu memintaku untuk memberitahumu tentang penandatanganan kontrak dengan model Im Nayeon itu, tapi kau sendiri tak datang." omel Jimin yang langsung duduk di depan Taehyung.

"Aku tak pernah mengatakan jika aku akan datang." jawab Taehyung yang masih fokus pada layar komputernya.

"Lalu kenapa kau selalu menanyakannya?"

"Memangnya ada masalah?" cuek Taehyung.

"Ya ya ya, CEO memang bebas mau melakukan apapun."

"Tepat sekali." singkat Taehyung.

"Kau mau kemana?" Jimin nampak bingung melihat sahabatnya membenahi jas yang dipakai dan beranjak dari tempat duduknya.

"Apa semua yang kulakukan harus melapor padamu Park Jimin?" jawab Taehyung saat hendak melangkah melewati sahabatnya itu.

"Aku hanya ingin mencari udara. Dan tolong untuk meeting Intern nanti kau saja yang pimpin. Materi semua sudah ada di Mina."

"Yak mana bisa seenaknya begitu, Taehyung-a!!!" Sia-sia Jimin berteriak karena nyatanya Taehyung tak menghiraukannya sama sekali dan keluar dari ruangannya.

°°°


Jimin bersumpah jika Taehyung bukan CEO pada perusahaan tempat ia bekerja ataupun bukan sahabatnya, ia ingin sekali membunuh pria yang telah menjebaknya kali ini.

Oh God Damn!!
Menggantikannya di rapat pasti hanya akal-akalan Taehyung saja. Karena selama ini lelaki berparas dingin itu sangat disiplin dan tak pernah absen dari rapat barang sekalipun.

Taehyung pasti hanya ingin memposisikan dirinya rapat berdua dengan orang yang belakangan ini sangat ia hindari di kantor.

Tapi berkat Taehyung dia harus mati-matian menahan rasa gugupnya. Bukan, Jimin bukanlah orang yang tak berpengalaman dalam menangani rapat ataupun pekerjaan. Ia hanya merasa belum terbiasa dengan kehadiran seseorang dari masa lalunya. Apalagi sekarang ia harus rapat hanya berdua saja.

Tegaskan sekali lagi, hanya berdua saja.

Cih, mana pernah perusahaan Taehyung melakukan rapat hanya dihadiri dua orang saja? Paling tidak minimal empat orang, sekalipun hanya rapat intern.

Meski rasa kesal masih memenuhi hatinya, Jimin mencoba untuk mengatur ekspresinya sebiasa mungkin. Supaya tak terlihat canggung dihadapan Jeongyeon.

Berbeda dengan Jimin yang nampak sekali terlihat tak nyaman selama rapat, Jeongyeon malah sebaliknya. Ia bersikap normal seperti biasa, bahkan terlampau normal. Seakan tak ada pernah ada masa lalu pada hubungan keduanya.

바벨 - Bubble [inyXkthXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang