08

1.3K 114 41
                                    

'Terkadang sebuah masalah bisa menjadi teman untuk kita belajar tersenyum dan menjadi dewasa'

°°°

Tak sedikit orang yang menganggap musim gugur adalah musim yang indah. Mengingat betapa eksotisnya dedaunan yang menguning pada ranting coklat, hingga saling berjatuhan menghiasi setiap pinggir jalanan kota Seoul. Waktu yang sangat pas untuk para pasangan saling memadu kasih.

Namun itu semua tak berlaku bagi Nayeon.

Suhu udara yang semakin dingin, sebagai kelanjutan musim gugur sepertinya menjadi awal mimpi buruk bagi wanita bergigi kelinci itu. Entah sengaja ataupun tidak sang Pencipta membuat jiwanya semakin rapuh, terkikis oleh semacam perasaan meragu pada sebuah kisah masa lalu.

Sesak, amarah, bercampur dengan rasa bimbang, yang entah pada siapa harus ia tunjukkan.

Bahkan kedua pelupuk matanya terasa sangat kering, karena tak tersisa air mata tuh membasahinya.

Pikirannya saling berkecamuk, memikirkan satu keraguan dalam benaknya. Sebenarnya apa arti dirinya bagi Jungkook?

Apakah selama ini Jungkook menyalah artikan perasaan semunya sebagai cinta? Jungkook bersamanya, namun tak lantas menjadi miliknya sepenuhnya.

Eksistensinya di sekitar Jungkook terlalu biasa, hanya sebatas hubungan yang disahkan oleh Negara dan Agama. Atau bahkan hanya sebagai patner pemuas nafsu saja? Berbagai pikiran negatif muncul dalam benak Nayeon beberapa hari terakhir ini.

Ia masih ingat, bagaimana tangisnya pecah malam itu. Sebab tak mampu membendung kekhawatirannya lagi akan masa lalu sang suami.

Beruntung saat terbangun ia tak mendapatkan sosok Jungkook, melainkan sebuah note yang bertuliskan.

'Aku harus ke luar kota selama dua hari. Jaga kesehatanmu. Dasinya sangat pas untuk kupakai. Aku mencintaimu.'

Sempat terbesit ragu akan kepergian Jungkook yang mendadak itu. Biasanya Jungkook akan selalu memberitahunya jauh-jauh hari jika ada pekerjaan di luar kota.

Terhitung sudah dua hari setelah kepergian Jungkook, melalui asisten rumah tanggalnya Nayeon tahu jika suaminya telah pulang. Dengan hati yang belum siap, maka Nayeonpun tak kembali ke apartemennya dengan alasan ada jadwal pemotertan di luar kota.

Alih-alih meluruskan semua prasangka yang ia cipta untuk suaminya, Nayeon lebih memilih menyibukkan diri sebagai cara untuk menghindari suaminya.

Bahkan selama dua hari lebih ini ia dengan sengaja tak mengaktifkan ponselnya. Meski ia tahu, jika Jungkook menanyakan kabar tentangnya melalui manajernya.

Bukan, Nayeon bukan pengecut yang menghindarkan semua masalah dari dirinya. Hanya saja ia butuh waktu untuk menenangkan hatinya.

'Kau hanya butuh sesuatu yang pahit'

Satu bisikan yang entah datang darimana tiba-tiba masuk ke dalam gendang telinganya, dan membawa dirinya berakhir pada sebuah pub VIP yang terletak pada pusat kota Seoul.

Nayeon bukanlah peminum yang ulung. Dalam setahunpun bisa dihitung dengan jemari berapa kali ia menelan minuman pahit itu.

Bahkan satu gelas yang hanya berisi sedikit cairan alkohol itu hanya beberapa kali ia sesap, sehingga meninggalkan jejak lipstick dari bibir cherry nya. Padahal sudah satu jam ia berada dalam keremangan klub.

바벨 - Bubble [inyXkthXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang