07

872 111 35
                                    

Semesta tak akan pernah mengkhianati.

°°°

Pagipun kembali hadir di antara dedaunan yang basah di balik kaca. Nayeon mengerjap dua kali dengan aroma tubuh Jeon Jungkook pada ranjang putih yang mampu menghantarkan rasa panas sekaligus dingin.

Tanpa mengecap pada bibir, Nayeon berdoa pada langit kelabu yang masih setia mengirimkan rintik gerimis sendu. Cukup gelap membawa ingatannya kembali pada kehadiran sosok yang tak diharapkanya.

Dan kini iapun tersentak, akan sapuan lembut pada permukaannya yang merona sebab suhu dingin yang ada.


"Kenapa melamun sepagi ini sayang?" suara serak lelakinya itu mampu menghantarkan reaksi yang cukup menggetarkan seluruh tubuhnya.

Dagunya terangkat oleh jemari kekar yang sebelumnya bersemayam pada pipinya. Dapat ia lihat dengan jelas dwi manik suaminya yang tetap terlihat indah meski sebagian kelopaknya membengkak.

Membalas senyumannya, kedua ujung bibirnyapun terlengkung getir. Namun terlalu payah bagi seorang Im Nayeon, ketika ditemukan bibirnya terlumat dengan lembut oleh sapuan labia sang suami. Kegetiran yang adapun seolah terlupa seketika.

"Kau lebih indah dari apapun sayang." ucap Jungkook masih dengan dahi dan ujung hidung saling tersentuh.

Deru nafas hangat keduanyapun saling beradu. Seolah terhipnotis, Nayeon terus membalas tatapan hangat suaminya. Hingga tanpa sadar, jemari suaminya telah merambat semakin jauh menyusuri kulit yang tersembunyi di balik piyama satin yang ia kenakan.

Mengelus lembut seolah-olah nyalinya tengah digoda. Darahnya berdesir bahkan dadanya tak berhenti bergemuruh.

Payah.
Nayeon biasanya selalu payah dalam membangun benteng untuk tak terjerumus semakin dalam oleh pesona Jungkook. Namun, tidak untuk kali ini. Saat bayangan sosok itu muncul kembali.

Ditahannya lengan kekar suaminya yang hendak mencapai pucuknya. Membuat salah satu sudut alis Jungkook terangkat, seolah bertanya 'kenapa?' .

"Jungkook-a..." hanya nama suaminya saja yang berhasil lolos melewati bibir cherry miliknya.

Keheningan dari sang istri serta orot mata yang tak terlihat berbinar membuat Jungkook semakin dibuat kebingungan.

"Ada apa sayang? Hmm?" jemarinyapun keluar dari persembunyian dari balik piyama Nayeon. Mengusap kembali pipi halus milik sang istri.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan? Katakanlah jika itu menganggumu?"

Nayeon memejamkan kedua matanya, merasakan kehangatan telapak tangan suaminya.

Tak lama kemudian, iapun tertunduk. Meremas selimut putih yang menutupi keduanya. Gelanyar-gelanyar aneh kian terasa membuatnya membenci, saat ia tak sanggup menembus bola matanya yang indah.

Dan di sela rintik hujan yang semakin tak terbendung, pertahanannya pun pecah. Seolah sayatan lamanya tersentuh, Nayeon merasa sangat pilu. Isakan yang tercipta membuat Jungkook tampak panik.

Tak mengerti akan apa yang terjadi pada istri cantiknya, iapun menariknya dengan lembut ke dalam dekapannya. Dada bidangnya terasa basah akan air mata pilu sang istri.

Ditemani dengan rasa sendu yang masih terlempar pada Nayeon, Jungkook hanya bisa memberikan usapan lembut pada rambut panjang wanita itu. Iapun tak henti menanyai sang istri meski tak jua terjawab.

Terbesit dalam hatinya akan kekhawatirannya selama ini. Jika Nayeon telah mengetahuinya. Mengetahui hal yang tak ingin istrinya ketahui.

Kepada angin yang menjadi teman baik semesta, Jungkook sungguh tak ingin melukai hati istrinya barang segorespun. Tetapi ia sadar, jika semesta selalu punya cara untuk menceritakan segala misteri yang ada.

Tbc,

Sincerely With Love,
Ririeland

Tolong Kritik yaa...
Cuma Update dikit...
Mencoba untuk kembali ke tatanan bahasa seperti sebelumnya.
Meski masih banyak absurd :'(

바벨 - Bubble [inyXkthXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang