03

1.1K 146 40
                                    

'Tak ada yang tau bagaimana akhir dari takdir'

°°°

Gadis itu menghempaskan tubuhnya pada kursi sofa beludru coklat. Ralat-wanita.

Menghela nafasnya panjang, kini kedua matanya melirik pada pantulan cermin meja rias yang menampilkan Jeongyeon, sahabatnya.

"Jadi apa alasannya kau kembali ke Korea? Apa pria di LA tak ada yang bisa memuaskanmu di ranjang?" ucap Nayeon dengan memeluk bantal sofa.

"Sialan kau! Semenjak menikah kenapa yang ada di pikiranmu hanya tentang ranjang?" gadis berkimono itu meletakan brush nya pada meja rias dan membalas tatapan Nayeon melalui pantulan cermin.

"Lalu bagaimana kau bisa kembali ke Korea?"

"Karena pekerjaan."

"Jadi kau akan tinggal di hotel selama pekerjaanmu di Korea?" Tanya Nayeon lagi pada gadis yang masih sibuk merias wajahnya.

"Aku sudah membeli sebuah apartemen,  menunggu semua administrasi selesai aku akan tinggal di hotel."

"heoll, jadi kau akan tinggal lama di Korea? Hingga membeli apartemen?"

"Perusahaan tempatku bekerja di LA melakukan kerjasama dengan produk kecantikan yang baru akan rilis disini. Jadi aku dipindah tugaskan di Korea."

Jeongyeon telah lama bersahabat dengan Nayeon sejak TK hingga SMA. Namun sayangnya Jeongyeon melanjutkan studinya di California, karena memang keluarga Jeongyeon juga semua pindah menetap di California. Dan sekarang ia bekerja pada sebuah perusahaan kosmetik ternama di LA.

"Wah! Benarkah?" seru Nayeon menegakan badannya. "Produk apa? Sudah ada brand ambassador nya belum?"

"Entahlah, ingat aku bukan bagian Marketing. Tapi sebagai consellour." ucap Jeongyeon yang mulai terlihat sibuk membentuk alisnya dengan sebuah pensil.

Nayeon mengangguk dan kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi sofa yang ia duduki.

"Iya si, siapa tau kau bisa menjadikanku ambasador nya."

Jeongyeon menghentikan kegiatan merias alisnya, lalu memutar badannya menatap ke arah Nayeon.

"Apa suamimu sudah tak bisa menghidupimu lagi Nay?" gurau Jeongyeon.

"Jangankan hanya membiayaiku. Membiayai seluruh warga Koreapun ia pasti akan mampu." acuh Nayeon seraya memainkan ponsel miliknya.

"Lalu kenapa kau seperti mengemis meminta dicarikan pekerjaan? Atau Jangan-jangan kau sudah tak laku lagi sebagai model, setelah kau tak lagi Virgin?" Nayeon mendelik ke arah Jeongyeon yang tengah menahan tawanya.

"Jaga ucapanmu Jeongyeon-shi? Apa kau tak melihat jika wajah sahabatmu ini terpampang di setiap sudut kota Seoul?"

"who knows... Lalu kenapa?" mendengar ucapan Nayeon, Jeongyeon hanya mengangkat kedua bahunya, memutar kembali tubuhnya menghadap cermin.

"Kau tidak akan tahu, jika kau belum menikah. Banyak hal yang tak pernah kau duga bisa terjadi." Nayeon memejamkan kedua matanya seraya meletakan ponselnya pada sisi kursi sofa.

"What's problem? Kau model muda cantik yang sangat beruntung mendapatkan suami seorang Jaksa yang muda dan sangat tampan pula. Idaman semua orang. Jangan lupakan statusnya yang sebagai pewaris Jeon Corp! Kalian Couple goal yang terlihat sangat serasi dan bahagia. Bahkan pernikahan kalian menghebohkan semua umat Nay."

바벨 - Bubble [inyXkthXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang