prolog

62 3 2
                                    

Seperti biasa aku duduk ditaman, sambil menunggunya datang untuk mendengarkan segala keluh kesahku tentang kedua orang tuaku.

"Kamu pasti datang kan?" ucapku lirih dengan menatap bunga mawar yang sudah tumbuh besar.

"Gak nyangka ya vin? Bunga yang kita rawat 3 tahun yang lalu sekarang udah besar. Dan juga banyak mawarnya. Andai kau disini ya vin?  dengan mengingat ingat masa dulu,

"Aku kadang senyum sendiri ketika kamu dulu kasih aku hadiah bibit bunga mawar yang banyak warnanya. Dulu aku tertawa saat kau kasih hadia ini pada hari pertama jadian kita. Sekarang aku tahu kenapa dulu kamu kasih aku ini. " ucapku mendadak terhenti sesaat kemudian aku mulai melanjutkan ucapanku tadi.

"Aku tahu kamu kasih bungah itu supaya aku bisa merawatnya dengan baik dan penuh cinta tak lupa dengan kesabaran. Karena kamu ingin kalau cintaku untukmu seperti aku merawat bunga itu. " sebelum melanjutkan ucapanku lagi, aku kembali menghapus air matanku yang jatuh dengan sendirinya.

"Vin, sekarang udah 1 tahun kamu pergi ninggalin aku tanpa kabar. Aku bingung vin, apakah aku sanggup menjaga perasaan ini, dan selalu mencintaimu seperti ketika aku merawat bunga ini? Andai kamu kasih aku satu alasan aja buat aku untuk tetap bertahan untukmu. mungkin aku akan tetap menungguhmu, tapi apa? Kamu gak pernah kasih tahu aku tuh. " ucapku dengan meneteskan air mata yang selalu jatuh dengan derasnya.

Kemudian aku segera menghapus air mataku dan mulai beranjak dari tempat duduk ku menuju  kearah danau buatan yang terletak dibelakang taman.

"Masih tetap sama seperti dulu" gumamku ketika aku melihat danau ini masih tetap sama seperti dulu.

Setelah cukup lama aku berada didanau ini yang tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku kembali menghapus air mataku, dan mengambil hp yang ada disaku celanaku.

Segera aku ambil hp itu dan aku aktifkan. Ketika aku memencet tombol WA. Aku lihat disana banyak chat dari teman temanku. Entah mengapa salah satu chat dari mereka membuat aku tersenyum, dan seperti terhipnotis akan chatnya membuatku sejenak lupa akan masalahku tadi.

Syah.    09:00

Ansyah?       09:10            
  
Kamu dimana aku jemput ya?    09 :15

Aku udah didepan rumahmu ni.      09:25

Syah kata pak arman kamu gak dirumah. Kamu dimana? 09:28

Syah?    09:30

Kiyara.     09:30

Diansyah.     09:30

Zahra.          09:31

Kamu dimana sih?  12:00

Yang       13:00

Beb.        13:30

Sob.   13:35

Sobat    14:30

Sayangku.   15:00

Sayang.       15:02

Kamu dimana?    15:20

Kok masih gak dibales ?  14:30

Kamu ada masalah? 15:45

Udah sore loh kok masih gak aktif?    16:50

Kamu gak papa kan? 16:52

Jangan buat aku khawatir dong syah?   16:53

Kalau udah baca, chat aku ya?  16:54

Miss you 16:55

Setelah mengetahui kalau aku udah baca chatnya dia langsung menelfonku. Dan tanpa ragu aku langsung memencet tombol hijau itu.

"Assalamualaikum kenapa ren? " ucapku

"Yaampun syah, kamu darimana aja? Aku tadi khawatir loh. Aku cari kamu dimana mana juga gak ada. Kamu dimana sekarang? Kata bi ina kamu juga belum pulang. " ucap reno dengan nada khawatir.

"Ini aku tadi ada urusan penting. "

"Urusan apa? "

" ya pokoknya urusan"

"Yaudah terserah kamu deh. Pokoknya sekarang kamu pulang. Ini udah jam berapa syah?  Udah mau malam." ucapan reno itu membuat ansyah tersenyum. Karena ia senang masih ada yang menghawatirkanya selain kevin.

"Iya ini aku mau pulang" ucapku sambil berdiri dan mulai meninggalkan danau ini.

"Mau aku jemput atau pulang sendiri? " ucap reno

"Aku pulang sendiri aja. Yaudah kalau gitu aku matikan ya? See you" kemudian aku langsung mematikan hp. Dan saat aku tiba  di bunga mawar pemberian kevin itu, aku berkata,

"Semoga aku bisa datang kesini lagi dengan kamu vin" ucapku lirih dengan tersenyum kearah bunga mawar yang sangat indah itu.

Setelah mengucapkan hal itu, aku langsung meninggalkan taman ini dan berharap bahwa suatu hari nanti aku bisa datang kesini lagi tanpa air mata

*****

My Choice (Novelet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang