Part 9 Menikah Denganku

205 12 2
                                    

"Pernikahan itu bagaikan perjanjian hati. Perjanjian hati untuk saling mengerti, saling memaafkan dan saling menjaga Cinta satu sama lain"
______________________________

Sanya berdiri dengan gugup di depan meja riasnya, kebingungan. Dia sudah mencoba tiga macam pakaian dan entah kenapa tidak ada satupun yang terasa cocok untuknya. Sekarang yang dia pakai adalah gaunnya yang terakhir, berwarna hitam Bagian atasnya sederhana, tanpa aksen, hanya pita kecil yang menepel dibagian perut yang membuatnya terlihat lebih manis, bagian bawahnya melebar, membuatnya tampak sangat feminim. Sepertinya gaun ini yang paling cocok. Sanya membatin. Dia sama sekali tidak tahu kejutan apa yang akan diberikan Zein di anniversary mereka.

Ishani menghampiri dan memeluk kakaknya dari samping "O woww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ishani menghampiri dan memeluk kakaknya dari samping "O woww..Kakak terlihat sangat cantik malam ini ? Mau pergi dengan kak Zein ya? "

Sanya membelalakan matanya terkejut lalu melepaskan pelukan sang adik dan menatapnya " kok kamu bisa tahu jika malam ini kakak akan pergi dengan zein?"

"Swara yang memberitahuku !! Kakak sendiri kenapa tidak cerita padaku kalo kakak pacaran dengan kak Zein?" Tanya Ishani dengan tatapan mengintimidasi.

"Udah ah, anak kecil gk boleh tau " lirih Sanya kembali menatap cermin untuk merapihkan kembali penampilannya.

"Ih, kok gitu sih. Baiklah aku juga gk akan berbagi cerita apapun lagi dengan kakak" ketus Ishani menyilangkan tangannya sambil sedikit memanyunkan bibirnya.

Sanya tertawa geli melihat sikap kekanak-kanakkan adik bungsunya itu.
"Duh..duh lucu sekali adikku ini " peluknya sambil mencium gemes Ishani.

Tepat pada saat itu, bel pintu berbunyi.

"Itu pasti Zein. Yaudah kakak pergi dulu ya. Bilang pada ibu mungkin kakak akan pulang agak telat, jadi tidak perlu mencemaskannya " ucap Sanya lalu melangkah dengan semangat kearah pintu.

Zein tersenyum manis ketika melihatnya, dan binar mata Zein menunjukkan pujiannya akan penampilan Sanya malam ini, membuat Sanya merasa tersipu dan sekaligus bahagia.

Zein berdeham dan mengangkat alisnya, "Mungkin aku akan sibuk malam ini."

"Sibuk?" Sanya menatap Zein bingung.

Zein tersenyum penuh arti, "Aku akan sibuk mengusir lelaki-lelaki yang melirikmu dan mencoba mendekatimu karena penampilanmu ini sangat cantik " Sanya kembali merona mendengarnya.

Zein mengulurkan tangannya dan mengajak Sanya untuk masuk kedalam mobil, Sanya mengikutinya dengan langkah ringan tanpa beban.

Sementara Ishani tersenyum saat melihatnya dari kaca jendela kamarnya.
"Semoga kak Zein bisa membahagiakan kak Sanya" gumamnya tanpa sadar menitikkan airmata.

...
Mereka tiba disebuah Restoran elegan yang menyajikan menu-menu luar biasa nikmatnya. Lampu restoran ini sengaja didominasi oleh warna kuning hangat, dengan lantai dari panel kayu berwarna gelap yang menyatu dengan suasananya. Amat sangat indah, ditambah beberapa lilin yang disusun dengan sempurna dan cantik diatas sebuah meja kayu berbentuk bulat hingga mengeluarkan cahaya redup yang terlihat romantis.
Zein memang sengaja menyiapkan makan malam itu dengan begitu romantis untuk merayakan hari anniversary-Nya dengan Sanya.

"Zein, Apakah semua ini kau yang menyiapkannya?" Sanya terharu saat melihat kejutan yang diberikan Zein.

"Ya. Apa kau menyukainya? "

"Tentu saja Zein aku sangat menyukainya" senyum Sanya.

Zein tersenyum dan untuk sejenak menatap kearah gadis itu. Lalu kemudian
Iapun mengeluarkan sebuah cincin berlian disaku Jasnya lalu berlutut didepan Sanya.

"Will You Marry Me ? Aku ingin menghabiskan seluruh hidupku bersama denganmu selamanya, Sanya " Ucap Zein, Membuat Sanya terkejut.

"Tapi Zein...bagaimana dengan keluargamu?"

"Kita akan memberitahu mereka jika waktunya sudah tiba Dan aku tidak peduli jika nanti mereka tidak akan merestui hubungan kita. Aku akan tetap menikahimu. Karna Aku ingin menjaga dan membahagiakan wanita yang sangat aku Cintai" Ujar Zein membuat Sanya tidak bisa untuk tidak menitikkan airmatanya.

"Maukah kau menikah denganku, SANYA HANINDIYA ?" Ucap Zein sekali lagi.

Sanya mengangguk dengan tangisan kebahagiaan "Ya Zein. Aku mau...aku mau menikah denganmu".

Zeinpun memakaikan cincin itu dijari manis Sanya lalu kemudian memeluknya yang juga ikut menitikan airmata.

Mereka pun kemudian melanjutkan makan Malam romantis itu, Tanpa mereka sadari jika Shakshi tidak sengaja melihat mereka saat dirinya kebetulan juga berada disana.

"Zein ? Dan Siapa gadis yang bersama dengan Zein itu? wajahnya seperti tidak asing bagiku? " Batin Shakshi

...

Ranveer terus memantul-mantulkan bola basket miliknya dihalaman rumahnya yang memang terbilang cukup luas untuk sebuah lapangan bola basket. Dengan nafasnya yang memburu Ranveer tak henti-hentinya beberapa kali memasukkan bola itu kedalam ring. Cerita Swara tentang Ishani tadi pagi terus saja memenuhi isi kepalanya.

"Cih, tidak seharusnya dia menangisi Pria brengsek itu " umpatnya sambil terus melempar-lemparkan bola itu.

Ny.Wirawan dan Suaminya hanya bisa menatap bingung dari atas teras rumah mereka saat melihat putranya.

"Apa yang terjadi dengan anakmu Mah? Tidak biasanya dia seperti itu? " gumam Tn.Wirawan

"Mamah juga tidak tahu, Pah. Sejak pulang sekolah tadi tingkahnya sudah seperti itu. Mamah jadi ingat saat Di sidney dulu "

Tn.Wirawan mengangkat alisnya saat menatap sang istri "Apakah waktu Di sidney dulu dia juga seperti itu ?"

Ny. Wirawan mengangguk pelan "Yah, dia akan bertingkah seperti itu jika sedang kesal kepada seseorang. Dulu Dia pernah bercerita sekali sama mamah bahwa dia pernah jatuh Cinta dengan seorang gadis, tapi gadis itu menghianatinya dan diam-diam menjalin hubungan dengan temannya sendiri. Entahlah mamah tidak tahu siapa gadis itu ? Ranveer tidak pernah memberitahukan namanya " ujar Ny. Wirawan menceritakannya kepada sang suami.

"Dasar Anak muda Zaman now " kekeh Tn.Wirawan sambil menggelengkan kepalanya.


"Yaudah kalau begitu, Papah ke kamar dulu " lanjutnya mencium kening sang istri sebelum akhirnya melangkah pergi.

Ny.Wirawan pun turun dan menghampiri putranya.

"Hey, sudah hentikan. Besokkan kau harus pergi sekolah" Ny. Wirawan mengambil bola basket itu dari tangan Ranveer.

"Ada apa? Kau tidak ingin cerita kepada Mamah? ". "Seingat mamah, dulu itu kau sering sekali cerita apapun kepada mamah . Apalagi kalo masalah perempuan " goda Ny.Wirawan.

" Apa kau sedang menyukai murid perempuan yang ada disekolahanmu?" Tanyanya kembali menggoda

Ranveer membelalak matanya "Ma..Mamah bicara apa sih..Udah ah aku mau kekamar, good night Mom " ciumnya kemudian pergi

Ny.Wirawan hanya menggeleng "Dasar anak itu"

Ranveer merebahkan tubuhnya dikasur menggelengkan kepalanya
"Tidak tidak...Mana mungkin gue menyukainya Secepat itu? Hah ..Bodo ah Gue mau tidur "

*****

Salam manis dari kitkit1ove 💗💗💗

I L Y...Forever EVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang