Part 22 Pengorbanan (2)

127 16 4
                                    

"Butuh dua hati untuk saling jatuh Cinta, namun cukup satu hati untuk menghancurkannya"
______________________________

Ishani berjalan sedikit gontai disepanjang lorong sekolahan yang menuju ke kelas nya, pikirannya benar-benar kacau sejak mengetahui bahwa Swara mencintai Ranveer. Ia berjalan seperti nyawa tanpa Raga. Hingga kemudian ia merasakan tangannya dicekal oleh seseorang.

Ishani menoleh dan refleks mendorong tubuh Ranveer untuk menjauh darinya. Tentu saja itu membuat Ranveer benar-benar terkejut akan sikap Ishani kepadanya.

"Ishani, are you okay ? " Tanya nya bingung dan sama sekali tidak mengerti.

Ishani tersadar dengan apa yang baru saja dilakukannya " sorry sorry aku gak sengaja,Ranveer.  kamu ga papakan ?" Gumamnya merasa bersalah.

"Iya, aku gapapa " gumam Ranveer menimpalinya.

"Kalau begitu aku ke kelas dulu" pamit Ishani lalu melangkah pergi.

"  tunggu Ishani  " panggil Ranveer, kembali mencekal tangan Ishani. Ia menarik tangan Ishani agar berbalik menatapnya.

"Apa yang terjadi denganmu?  Kenapa hari ini kau selalu menghindar dariku?  Apakah aku semalam membuat kesalahan hingga membuatmu kesal? " Tanya Ranveer saat merasa ada yang aneh dengan Ishani. karena sejak istirahat pertama sampai sekarang  Ishani selalu menghidarinya saat dia ingin berbicara atau sekedar ingin berduaan dengannya tidak seperti hari-hari kemarin yang pernah mereka lewati.

"Aku cuma lagi gak enak badan aja hari ini, jadi aku mohon sama kamu biarkan aku sekarang pergi kekelasku, oke " ujar Ishani dengan nada yang sedikit kesal sembari melepaskan tangan Ranveer yang mencekal tangannya lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Ranveer disana.

...

Siang itu pun Ishani tiba dirumahnya,  dengan pandangan yang  sedikit memburam ia menelusuri halaman rumah yamg sederhana itu sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba kembali pusing . Semakin lama dan semakin lama, Ishani meraskan pandangannya perlahan-lahan menjadi gelap , sampai akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri didepan pintu rumahnya.

" Ishani..." jerit Gauri saat melihat Putrinya tergeletak didepan pintu dengan darah segar yang keluar dari hidungnya.

Gauripun segera melarikan Ishani kerumah sakit terdekat.
Di sana, Gauri tidak henti-hentinya menangis saat sang dokter mulai memeriksa keadaan putrinya.

...

"Sanya.  Kau disuruh Pak Zein untuk ke ruangannya " ujar Vita memberitahukannya kepada Sanya sebelum dia kembali lagi  keruangannya.

Sanya menatap kearah shikar,  dan Shikar pun menggangguk mengijinkannya.

"Kenapa tiba-tiba Zein memanggilku, kejutan apalagi yang akan diberikannya untukku " Batin Sanya  saat mulai berjalan Menuju ruangan Zein.

Sanyapun masuk kedalam ruangan itu, dan tidak menemukan keberadaan Zein disana.

"Zein! " panggilnya.

Sanya terlonjak kaget saat merasakan tangan seseorang memeluknya dari belakang.

"Aku Merindukanmu" bisik Zein ditelinga Sanya. Membuat gadis itu berbalik dan memukuli Zein.

"Aduh..aduh hentikan Sanya kenapa kau memukuliku?" Ringis Zein namun Sanya terus saja memukulinya.

"Karna kau sudah membuatku hampir jantungan Zein "  Sanya berhenti memukulinya dan mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya .

"Sorry,  aku hanya ingin bermanja-manja dengan Calon istriku ini sebentar" peluk Zein kembali.

"Zein lepas,  nanti ada yang masuk bagaimana? "

I L Y...Forever EVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang