Berita itu benar?
Bagaimana mungkin bisa sampai separah itu?
Apakah aku sudah membuat kesalahan begitu besar hingga menyebabkan semua ini terjadi?
Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaikinya?
Kepala Kinara Saraswati sudah terasa begitu penuh dengan semua pemikiran-pemikiran mengenai sebuah kondisi yang tengah menimpanya. Baru saja ia diberitahu oleh sepupunya untuk menilik sebuah surat kabar harian terpercaya di Surabaya, memberitakan tentang sebuah perusahaan yang sangat dikenalnya.
RINJANI GROUP KOLAPS, RIBUAN PEKERJA TERANCAM PHK.
Dari judul yang dibacanya saja sudah membuatnya menahan napas dan jantungnya ikut berdetak cepat. Rinjani Group, adalah perusahaan milik keluarganya sekaligus peninggalan milik Almarhum ayahnya. Dua belas tahun yang lalu ayah Kinara menjadi salah satu korban dari kecelakaan pesawat terbang dalam perjalanan bisnis menuju Amerika. Saat itu Kinara masih sangat belia dan ditinggalkan hanya berdua bersama kakak perempuannya. Sementara, kedua bersaudara itu tak pernah bertemu dengan ibu kandung mereka. Kenangan buruk masa lampau sudah menjadi latar belakang perpisahan anak dengan sang ibu, dan baik Kinara maupun kakaknya sama sekali tidak ingin mengingat akan hal itu.
Kesedihan yang melingkupinya setelah ditinggal mati sang ayah sedikit demi sedikit mulai terobati saat Kinara bertemu dengan paman dan bibinya yang kemudian didaulat untuk mengurus kedua kakak beradik itu. Bibinya-adik dari ayah Kinara-sangat menyayanginya begitu pula dengan pamannya yang menghujani mereka dengan kasih sayang layaknya orang tua kandung kepada anaknya. Sedangkan dua sepupu mereka, Rama dan Rena yang usianya lebih muda dari mereka semakin menambah warna hidupnya. Merekalah yang kini menjadi kekuatan hidup bagi Kinara.
Saat ditinggalkan oleh ayahnya, Kinara dan sang kakak yang bernama Karina Larasati menjadi dua bersaudara yang sangat berharga karena memiliki warisan yang begitu banyak dari ayah mereka, termasuk sebuah perusahaan besar yang menaungi usaha-usaha kelas menengah hingga kelas atas. Selama mereka berada di dalam pengasuhan paman dan bibinya, maka perusahaan tersebut dikelola oleh sang paman yang bernama Indrabima Rahmadi.
Selama belasan tahun hidup bersama sang paman, dan kini di usianya yang ke-26 sudah selayaknya Kinara dianggap mampu untuk membantu pamannya mengelola perusahaan, tentu saja setelah melalui proses pembelajarannya. Semasa kuliah, Kinara tak bosan untuk hadir di kantor Rinjani Group untuk belajar dan mengenali seluk beluk perusahaan. Dan setelah gelar Master diraihnya, maka sudah saatnya Kinara mengambil posisi penting di perusahaan.
Di saat Kinara meretas karirnya di dunia bisnis melanjutkan kiprah ayah dan pamannya, justru ia harus mengalami kondisi di mana perusahaan yang dibanggakannya mengalami masalah. Jalinan kerja dengan perusahaan besar lainnya menjadi sebuah petaka. Karena kekeliruan dalam membuat sebuah planning dan kesepakatan, malah memantik kerugian yang sangat besar. Hingga Rinjani Group mengalami guncangan hebat dan terancam gulung tikar.
"Ini semua salahku," lirih Kinara ketika menghadap sang paman terkait pembicaraan tentang kelanjutan nasib perusahaan ke depannya.
Indrabima hanya bisa memijit pelipisnya yang berdenyut, sementara ia sama sekali tak sanggup menatap langsung keponakannya yang seolah sedang membuat pengakuan dosa. Saat ini Indrabima yang biasa dipanggil Indra itu tak ingin menyalahkan siapapun, terutama Kinara dalam masalah ini. Yang harus dipikirkannya dengan begitu keras adalah bagaimana menemukan cara terbaik yang harus ditempuhnya agar menjadi sebuah solusi.
"Apa yang harus kita lakukan, Paman? Apa ada sesuatu yang bisa menyelamatkan Rinjani Group dari kehancuran?" Kinara menatap lurus pamannya, sangat mengharapkan pria itu berbicara dan memberikan satu gagasan padanya.
"Ada. Tapi aku tidak akan memakai cara itu untuk menyelamatkan perusahaan kita," Indra masih berusaha menghindari tatapan Kinara dengan pandangan yang menyalang ke sembarang arah.
"Apa itu?" Tanya Kinara dengan tubuh menegang. Kebisuan pamannya itu semakin membuat Kinara tak dapat menyembunyikan rasa ingin tahunya. "Paman, tolong katakan padaku," kali ini Kinara memohon dengan suara yang lembut namun meyakinkan.
Indra paham benar dengan sifat keponakannya yang cukup keras itu. Kinara tak akan menyerah begitu saja dengan satu kata tidak dari mulutnya. Dengan helaan napas berat, ia mulai membuka kejujurannya pada Kinara.
"Craftzen Enterprise -rekan kerja sama yang sudah menjadi duri dalam masalah perusahaan kita- adalah salah satu perusahaan yang dimiliki oleh Satria Pratama Group. Kita bisa saja meminta bantuan pemiliknya untuk menyelesaikan semua bencana ini. Namun aku tahu seperti apa Presiden Direktur dari Satria Pratama Group itu, maka aku tidak mau mengambil jalan ini sebagai solusi,"
Kinara mengerutkan keningnya. Ia masih tidak habis pikir dan terus antusias terhadap keengganan sang paman menjalin relasi dengan orang nomor satu dari Satria Pratama Group itu.
"Apakah paman memiliki masalah, sehingga terkesan tidak sudi berurusan dengan orang itu?"
Indrabima menggeleng lemah. Ia tidak yakin jawaban seperti apa yang ingin dikatakannya pada Kinara. "Aku tahu karakter yang dimilikinya. Lebih baik kau lupakan saja. Kita pasti punya jalan lain." Tutup Indra mengakhiri pembicaraan serius mereka.
_To be continue_
Kinara Saraswati
Dekananda Satria Pratama
Indrabima Rahmadi
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED LOVE
FanfictionDemi menyelamatkan perusahaan yang diwariskan ayahnya, Kinara terpaksa berkrompromi dengan "iblis" berwujud pria setengah baya yang sangat menyebalkan. Pilihannya hanya ada satu, menikahi putra dari sang "iblis" atau membiarkan perusahaannya bangkru...