08.04
Sekolah
Alya dan Azki sedang berjalan beriringan di koridor sekolah yang terlihat sepi. Ya, karena ini masih jam kegiatan belajar mengajar. Sehingga para penghuni sekolah tengah sibuk di kelasnya masing-masing.
"Gila Al! Baru kali ini aku terlambat jauh sampai jam delapan lebih!"
"Biasa aja kali"
"Ya kamu biasa. Lah, Aku?!"
"Hahahah sans aja" Alya menepuk punggung Azki seraya tertawa kecil.
"Loh? Kalian baru datang?" Tanya seseorang dari depan mereka. Sontak Alya dan Azki menoleh ke sumber suara yang ternyata bu Jesi, guru matematika kelas 12 yang terkenal tegas.
"Iya" jawab Alya acuh.
"Darimana?"
"Bukan urusan anda." Jawab Alya.
"Hhh yasudah kalau begitu. Dan kamu, sebaiknya kamu keruang bk." Bu Jesi menunjuk Azki yang sedari tadi diam memperhatikan.
"Loh? Saya harus ke bk?"
"Dia sama saya. Gaperlu ke bk." Ujar Alya seraya menarik tangan Azki meninggalkan bu Jesi yang menghela nafas sabar.
Kini Alya dan Azki menaiki tangga yang akan menghubungkan mereka ke rooftop.
"Al? Ngapain kesini? Kita bolos?"
"Iya" jawab Alya sembuka pintu rooftop hingga angin berhembus menabrak mereka, membuat surai kecoklatan Alya terbang begitu saja. Dan rambut Azki pun berantakan.
Alya mendudukkan dirinya di sofa maroon empuk dan baru, yang sengaja Alya pesan untuk fasilitas rooftop. Diikuti Azki yang duduk disampingnya. Meletakkan tas hitamnya dan memejamkan mata.
"Gak nyangka, disini ternyata enak juga ya." Ucap Azki menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa yang nyaman. Menikmati hembusan Angin yang menerpa wajahnya
"Lo gak pernah kesini?" Tanya Alya menoleh kesamping kirinya. Memperhatikan wajah tenang Azki dengan senyum kecil terpatri di bibir merah mudanya. Seolah hanyut dalam ketenangan dan senyum Azki, tanpa sadar Alya tersenyum manis.
Alya kembali menatap ke depan dan memejamkan matanya, dengan senyum yang masih terukir manis di wajahnya.
"Pernah sih. Sekali pas kelas sepuluh. Itu aja terpaksa banget." Azki menegakkan tubuhnya dan menatap Alya yang sedang memejamkan mata sambil tersenyum.
"Kenapa?" Tanya Alya masih dalam posisinya.
"Waktu itu ada kakak kelas, kalo gak salah, namanya Stefani. Iya, Stefani." Mendengar nama itu membuat Alya membuka matanya dan mengarahkan atensinya kepada Azki yang tengah bercerita.
"Pas aku mau ke kantin sama Zion, Darrel, dan Raphael. Tiba-tiba dia meluk aku. Ya aku bingung, terus aku lari dan dia malah ngejar ngejar aku kayak orang gila. Lah, aku nyangkanya dia orang gila dong. Aku lariii terus sampai aku naik tangga yang aku gak tau sama sekali. Dan aku masuk deh kesini. Ke rooftop. Awalnya aku kaget karena ada siswa-siswa yang ngerokok disini. Tapi aku gak peduli dan sembunyi disini." Cerita Azki panjang lebar dengan ekspresinya yang lucu menurut Alya. Bukannya memperhatikan cerita Azki, Alya malah fokus dengan mimik yang Azki ciptakan. Membuat Alya terkekeh geli.
"Lo cerewet juga ya ternyata"
"Ish! Gak nyambung sama cerita aku!" Azki menepuk bahu Alya pelan.
"Padahal kata Chelsea, lo cuek, jutek, dan gak pedulian. Lah ternyataa??" Alya tertawa mengejek setelah melontarkan kalimat itu.
"Aku juga gak tau sih. Semenjak kamu ke kelas aku waktu itu. Aku rasa ada yang berubah sama diri aku. Aku bicara aku-kamuan, aku banyak omong, aku lemah, suka bercanda, lebih banyak senyum, dan masih banyak lagi. Tapi herannya. Itu cuma terjadi kalo aku lagi sama kamu. Kalo kamu gaada. Ya aku kayak biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can Change Everything[AlyAzki]
RomanceLove can change everything~ Langsung baca aja ye〽