Delapan

2.8K 432 51
                                    

hello baby!










"Jeongwoo sudah tidur?" tanya Byounggon yang baru saja keluar dari kamarnya setelah mengerjakan tugas.











Hyunsuk mengangguk sambil memakan keripik kentang dan menonton drama kesukaannya.












Byounggon mengusap tengkuk. Tidak pernah merasa secanggung ini dengan Hyunsuk.












Byounggon berjalan mendekat kemudian mendudukan bokongnya tepat di samping Hyunsuk.











Hari ini mereka menemukan amplop uang dengan lampiran surat di dalamnya. Lagi-lagi dari 'mereka di masa depan'.









Isi suratnya juga tidak lebih dari pakai secukupnya untuk keperluan satu bulan, seperti akan menitipkan Jeongwoo lama sekali di sini.










Hyunsuk hanya menghela napas, dan menaruh amplop uang itu di dalam kas keuangan ia dan Byounggon.








Byounggon mencoba ikut menonton, tapi sayang sekali ia tidak bisa fokus. Matanya menatap kaki Hyunsuk yang terjulur dan menetap di kursi kecil depan mereka, kursi Jeongwoo yang entah datang dari mana.













Byounggon melirik Hyunsuk, lalu berjalan menuju kamar mandi membuat Hyunsuk kebingungan sebentar lalu kembali fokus pada tontonannya.














Hyunsuk tertegun menatap Byounggon dengan handuk dan satu baskom kecil air hangat. Bau aroma terapi menyeruak masuk ke dalam indera penciuman.












Hyunsuk diam begitu Byounggon duduk di karpet, meraih kakinya dan menggulung celana tidurnya.












"mommy pasti lelah," ujar Byounggon sambil tersenyum lalu menyelupkan kaki Hyunsuk ke dalam baskom air hangat itu, memijatnya dengan pelan.














Hyunsuk bohong kalau dia tidak merasakan apa-apa diperlakukan seperti ini. Dia justru sangat bahagia, bahkan lebih dari bahagia.












"dari mana hyung belajar ini?" tanya Hyunsuk sambil sesekali memainkan rambut kelam milik Byounggon, mengabaikan bahwa ia menonton drama kesukaannya.













"aku sering melakukannya untuk ibu, kamu suka?"














"eum," jawab Hyunsuk pelan sambil mengangguk.












Byounggon mendongak, sehingga matanya bertemu dengan mata Hyunsuk yang menunduk menatapnya. Mereka saling bertatapan, lama sekali seakan ingin saling bertelepati.













Byounggon meletakan tangannya di samping pinggang Hyunsuk, menatap kedua bola mata Hyunsuk yang berwana cokelat.












"Hyunsuk," panggil Byounggon.













"hm?"













"kenapa kamu setuju untuk satu apartemen denganku hari itu?"











Hyunsuk diam. Ragu untuk menjawab. Tapi kemudian ia berpikir, kapan lagi kesempatan ini datang?













"karena aku tidak suka hyung membawa perempuan itu masuk ke dalam apartemenmu,"















"kenapa?"













Hyunsuk diam. Sebisa mungkin mengontrol napasnya yang memburu begitu Byounggon semakin mendekatkan wajahnya.













"kenapa, Hyunsuk?" tanya Byounggon dengan berbisik.













Jarak mereka sangat tipis sehingga bisa merasakan deru napas masing-masing. Jantung mereka berlomba untuk siapa yang paling cepat berdetak.















"karna aku mencintai--"












Tak perlu menyelesaikan kalimatnya, Byounggon mengecup bibir ranum milik Hyunsuk yang selalu ingin ia coba. Betapa lembut dan membuat candu.














Dua kali kecupan, kemudian dengan berani Byounggon lanjut melumat begitu ia mendapatkan sinyal dari kedua kelopak mata Hyunsuk yang tertutup rapat, menikmati setiap perlakuan Byounggon padanya.













Gila. Itu memabukan.












Suara lenguhan tertahan dan kecupan basah hampir setara dengan suara tv yang menggema. Ah, Hyunsuk tidak peduli dia kehilangan satu episode hari ini, ia terlampau senang.













Begitu Hyunsuk menepuk pundak Byounggon, Byounggon merasa sangat tidak rela tapi Hyunsuk harus bernapas.














Byounggon mengusap liur di sudut bibir Hyunsuk, entah milik siapa lalu meraih dagu Hyunsuk untuk kembali menatapnya.














"aku juga mencintaimu. Lama sekali," ucap Byounggon dan mengecup kening Hyunsuk dengan sayang.












"bohong," celetuk Hyunsuk.












Byounggon menatap Hyunsuk dengan kaget, "kamu ga percaya?"













"kalau memang lama, kenapa Hyung pacaran sama--"














"kami engga pacaran, siapa yang bilang? Dia ngejar aku, pengen dapetin aku biar pansos, kan kamu tahu hyung itu terke--aw! Sakit!"











Hyunsuk menatap Byounggon datar setelah berhasil mencubit perutnya, lalu ia terkekeh dan mengecup pipi Byounggon cepat.











"baiklah, aku percaya," ujar Hyunsuk sambil tersenyum.











Byounggon terdiam menatap Hyunsuk. Otaknya tidak berfungsi selama sekian detik sampai Hyunsuk harus memutarkan bola matanya dengan malas, menarik kakinya yang mulai dingin di dalam baskom lalu meraih keripik kentangnya dan kembali menonton drama.














"e-eh bentar! Tadi kamu ngapain!?"










Hadeuh, Gon.












hello baby!

tbc

[✔️] hello baby! ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang