[✔️] hello baby! ; gonsuk

Tiga Belas

hello baby!

Menurut perhitungan, hari ini adalah hari terakhir Jeongwoo di sini. Selama seminggu ini mereka melakukan banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain air, membuat kimchi bersama-sama, membuat mandu bersama-sama, tidur bersama. Ah, banyak sekali.

Jeongwoo sudah terlelap sedari tadi, lelah karena bermain dengan Byounggon, Seunghun dan Yedam.

Hyunsuk menatap Jeongwoo yang tidur memeluk Byounggon dengan sangat tenang disertai dengkuran halus.

Hyunsuk mendekatkan diri, memposisikan tubuh kecilnya di samping Jeongwoo lalu mengusap pucuk kepala Jeongwoo dengan sayang.

"kamu sedih?" tanya Byounggon sambil mengelus pipi Hyunsuk.

"sedih, sih. Tapi ya seperti yang Hyung bilang, kita bisa bertemu dengannya nanti," ujar Hyunsuk.

Byounggon mengangkat alisnya, "oh, apakah ini artinya kamu setuju untuk menikah dengan Hyung?"

Hyunsuk memutar bola matanya malas, "lihat saja satu tahun lagi," ucapnya membuat kekehan Byounggon keluar dengan nyaring.

"sssttt, nanti Jeongwoo bangun," protes Hyunsuk

Byounggon mengangguk dan mencuri satu kecupan dari bibir kecil Hyunsuk.

"selamat tidur,"

.
.
.

Hyunsuk terbangun. Yang pertama kali ia cari adalah keberadaan Jeongwoo. Ia melepas lingkaran tangan Byounggon pada pinggangnya dan berjalan menuju kamarnya, kamar di mana kasur kecil milik Jeongwoo berada.

Hyunsuk membuka dengan perlahan, lalu tersenyum kecil begitu tidak menemukan kasurnya. Ia menuju lemari, bahkan bajunya pun sudah diambil.

Hyunsuk melangkahkan kaki menuju dapur, ah, bahkan kursi bayi pun tidak ada di sana.

Hyunsuk tertawa pelan lalu duduk di salah satu kursi meja makan. Menghela napas pelan.

Jeongwoo sudah pergi.

.
.
.

>>Skip.

"pasang dasimu dengan rapi," oceh Hyunsuk begitu menemukan Byounggon keluar kamar dengan dasi yang berantakan.

Ia membenarkan dasi Byounggon dengan cekatan, lalu kembali beralih ke dapur untuk menyajikan sarapan.

"pulang kerja jam berapa?" tanya Byounggon kepada Hyunsuk.

"entahlah, mungkin akan lebih cepat,"

"bisa jemput Jeongwoo nanti di rumah Doyoung? Aku ada rapat,"

"tentu. Aduh, mana dia?"

"Jeongwoo, ayo sarapan!"

Jeongwoo berlari kecil dari kamarnya dengan membawa sebuah album yang tidak bisa dibilang kecil. Tangan kecilnya begitu kesusahan membawanya ke atas meja sehingga Byounggon membantunya.

"hei, dari mana kau mendapatkan ini sayang?" tanya Byounggon sambil membuka album foto tersebut sementara Jeongwoo kesusahan untuk menaiki kursi bayinya.

"mommy dan daddy sangat tampan! Jeongwoo jadi ingin bertemu mommy dan daddy saat masih muda!"

Hyunsuk dan Byounggon saling menoleh.

de javu

Hyunsuk dan Byounggon terkekeh geli membuat Jeongwoo kebingungan. Tapi kemudian ia beralih ke sarapan yang disediakan sang ibu.

"jjajangbap mommy selalu enak! Jeongwoo suka!" seru Jeongwoo dan melahap jjajangbap kesukaannya.

Hyunsuk dan Byounggon kembali saling menoleh, terkekeh, lalu mengusap dan mencubit pipi Jeongwoo dengan gemas.

"kami tahu,"

.
.
.

"ingat ya sayang, tutup mata hitung sampai sepuluh. Nanti jika Jeongwoo menemukan pintu berwarna cokelat, tekan bel rumahnya. Oke?"

Jeongwoo mengangguk mantap. Byounggon mengelus pucuk kepala Jeongwoo lalu berjongkok agar menyamakan tingginya dengan sang anak.

"Jeongwoo jangan menyusahkan ya. Jadi anak baik, nanti daddy beri hadiah,"

"waaah, asik! Hadiah apa dad?"

"adik,"

Hyunsuk mencubit pundak Byounggon dengan geram. Yang dicubit hanya tertawa apalagi melihat ekspresi Jeongwoo yang berbinar.

"oke, Jeongwoo akan jadi anak baik!"

hello baby!

end

15-07-2019

Terima kasih❤️❤️❤️❤️

Mari bertemu di work selanjutnya💓💓

salam,

dk1317