9

1.2K 176 3
                                    


"Loh nak mau kemana? Masih pagi udah rapih?" Mama melontarkan pertanyaan saat melihat yang Carisa sudah rapih memakai kaus putih, celana bahan, dan outer hitam.

"Iya mah aku mau pergi, mau ke makam Dimas." jawab Carisa dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

Mama diam, mungkin kaget karena Carisa tak pernah sekalipun mengunjungi makamnya. Rasanya waktu dua tahun belum cukup menghapus semua kenangan buruk.

"Oh yaudah, tapi ga sarapan dulu? Minum susu seenggaknya."

"Iya mah nanti aku minum susu nya."

"Sama siapa? Atau sendirian?" Tanya mama lagi.

"Sama.. temen ma."

"Ooh yaudah."


Carisa duduk diam di mobil Raka, sambil melihat jalanan. Suara radio bahkan tidak bisa menembus keheningan diantara mereka berdua.

"Ekhem."

Raka berdehem sambil menatap Carisa sekilas.

"Mau ngomong apa?" Kata Carisa to the point.

"Dimas dulu anaknya gimana?" Raka membuka topik pembicaraan rupanya.

"Kepo banget ih." kata Carisa yang akhirnya tersenyum.

"Dasar, ditanyain juga. Soalnya dari dulu tuh Dimas anaknya nyebelin dan selalu buat taruhan gajelas termasuk taruhan itu-" Carisa langsung menengok kearah Raka, yang ditatap gugup karena salah ngomong.

"Gapapa, ngomong aja lanjutin. Dimas? Hmm gimana ya anaknya, nyebelin tuh udah kayak makanan sehari-harinya tapi dia selalu berusaha lindungin gua. Miris banget kan ngelindungin orang lain tapi gabisa lindungin diri sendiri." ucap Carisa sambil tersenyum, mengingat waktu dulu.






flashback

Mereka pikir mereka akan ditangkap oleh satpam sekolah ketika berusaha untuk kabur, bolos sih tepatnya.

Dimas bilang dia penasaran rasanya bolos gimana, Carisa cuma gelengin kepala tapi dia iyain waktu diajak.

"Kamu mau makan? Atau nonton? Atau pergi kemana gitu? Sumpek disekolah." kata Dimas sambil menatap Carisa.

"Ih Dimas! Kalo Dion laporin kita gimana?" Carisa panik karena ini juga pertama kalinya bolos.

"Enggak! Udah kusogok pake skincare korea, udah sekarang yang penting nikmatin waktu berdua sama aku ya." Dimas mencondongkan wajahnya lebih dekat daripada sebelumnya, Carisa tidak tau harus apa.

"Ih gemes kalo salting." Dimas mencubit pipi Carisa.

"DIMAS!!"

Mereka saling mengejar satu sama lain sampai tiba-tiba Carisa hampir terpeleset.

"AAA!"

Dengan sigap Dimas menangkap tangan Carisa lalu berkata "Kamu tuh hati-hati, kebiasaan kalo jalan ga liat-liat. Udah jangan lari-lari, kalo kamu lecet aku jadi ngerasa bersalah." omel Dimas sambil mengecek kaki Carisa, takut ada yang luka.

Sejak itu Carisa tau bahwa lelaki didepannya ini benar-benar tulus kepadanya.

Raka mendengar dengan seksama, bahkan dari cara bicara Carisa ia tau bahwa wanita ini benar-benar mencintai sahabatnya.

"Dasar gatau diri lo rak!" Batinnya.

"Dimas, ini aku."

h(i)gh ㅡhwang yunseong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang