1

2K 294 11
                                    

Siapa sih yang tidak tau Raka Yudhistira, murid IPA kebanggan Harapan Pelita yang terkenal dengan kepintaran, ramah, dan selalu membantu satu sama lain. Anak kesayangan guru +++ seantero sekolah menyukainya.

Baik siswa maupun siswi, baik bapak maupun ibu guru semuanya memuji Arsenio karena 'paket lengkap' yang ada di dirinya.

Itu hanya narasi layaknya drama korea yang biasa Carisa tonton.

Aslinya, berbeda jauh. Carisa yang memang sempat mendengar desas-desus soal Raka yang ini itu, semua ekspetasinya hancur didetik ini.

"EH GIMANA SIH GUNTING AJA GABISA."

"ANJIR NEMPELNYA YANG BENER DONG."

"DIBUKA DULU DONG WOI TUTUPNYA."

"WARNA COKLAT BUKAN MERAH."

Carisa cuma bisa elus dada aja,karena ia sadar ini kesalahannya. Coba kalo mereka hanya stranger lalu tiba-tiba dimarah-marahi dan dimaki-maki mungkin sofa yang Carisa duduki sudah ia layangkan ke mulut Raka.

"Ga ikhlas ya lo bantuin gua, cih padahal mau tanggung jawab." ejek Raka.

Carisa yang tadinya fokus sedang mengecat miniatur orang langsung menatap Raka sinis.

"Ini gua udah kerja maksimal ya." ucap Carisa sesabar mungkin.

"Maksimal lo segini doang, anak TK juga bisa."

Carisa langsung menjatuhkan kuas yang ia gunakan untuk mewarnai miniatur lalu berdiri dari tempat duduk.

"Lo- gua ngerti gua bikin kesalahan, salah fatal. Gua ngerti gua ngehalangin lo buat dapet beasiswa yang lo impikan itu. Tapi bisa ga lo kasih tau gua baik-baik? Gua salah dimana, gua harusnya gimana. Gausah pake bentak-bentak gua, lo pikir gua gaada telinga apa? Come on dude gua duduk samping lo persis mana mungkin ga denger."

"Lo ngomong kayak gini malah makin keliatan gatau diri." ucap Raka enteng yang tanpa sadar perkataan itu membuat sakit hati Carisa, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kenapa diem? Baru sadar salah?" Tanya Raka lagi

Carisa langsung menyambar tas nya dan keluar dari rumah Raka.

"WOI GUA BILANG GABOLEH PULANG SEBELUM GUA SURUH!"

Carisa tidak peduli, ia hanya ingin pulang sekarang.

"Nak bangun."

"Eh mah," Carisa mengerjapkan matanya lalu melihat jam dinding menunjukan pukul satu malam.

"Kamu kok tidurnya duduk, depan laptop nyala pula. Tidur dikasur gih."

"Ah iya mah." Carisa langsung pindah kearah kasur tanpa mematikan laptopnya.








"Pagi mah."

"Pagi juga."

Carisa duduk dimeja makan sambil menyendok nasi yang ada di piring.

"Nak."

"Iya?"

"Kamu kemarin ngapain kok liat kayak sketsa bangunan gitu? Kamu pindah minat?" Tanya sang ibu, iya kemarin sang ibu yang mematikan laptopnya.

"Ah, enggak kok mah. Cuma lagi iseng aja. Mama tau sendiri mana mungkin aku banting stir ke design hehehe." tawa Carisa menutupi kejadian.

"Terus kok kemarin pulang sekolah murung banget, ga makan malem pula?"

"Gapapa mah, aku cuma capek aja." senyum Carisa supaya tak membuat ibunya khawatir.

"Kalo ada masalah bilang ya, mama gamau kamu diem-diem aja seakan gak terjadi apapun." ujar sang ibu sambil mengelus rambut Carisa.

"Iya ma, pasti."

"Maaf ma,karena bohong kali ini. Masa iya karena masalah ini aja aku bawa-bawa mama. Maaf banget."







Galak amat yunseong disini, tapi gapapa soalnya gantenk.

h(i)gh ㅡhwang yunseong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang