4

1.7K 238 20
                                    

Raka masih kepikiran soal perkataan Minhee tadi dikelas setelah pergulatan bangku yang mereka lakukan.

"Inget, Carisa itu udah ada yang suka."

"Eh apaansih sadar Raka!" Ia menepuk dirinya sendiri lalu berjalan menuruni tangga untuk pergi ke kantin, padahal dikit lagi bel berbunyi tapi ia malah keluar.

Namun saat dia sudah berada dilantai bawah ia terkejut melihat Carisa, serius terkejut. Entah kenapa dadanya berdegup tak karuan padahal Carisa tidak melakukan apa-apa.

Malah Carisa sedang menendang vending machine yang berada didekat tangga.

"Ah anjir ga keluar-keluar minuman gua!" Umpat Carisa sambil jongkok lalu mencoba mengorek isi dari vending machine tersebut, namun hasilnya nihil.

"Ngapain sih?" Tanya Raka sambil mendekati Carisa.

"Ini loh, gua mau beli minuman cuma kayaknya mesin nya lagi error terus duit gua ketelen jadinya."

"Berapa?"

"10k "

"Yaudah ikut gua, gua jajanin." ucap Raka enteng.

"HAH? BENERAN? YAY!" Carisa otomatis menarik tangan Raka menuju kantin. Tidak tau saja Raka sekarang benar-benar tak karuan pikirannya.

"Mau ini ya??? Yayayaya?" Carisa menunjuk minuman botol rasa jeruk yang berada dikulkas kantin.

"I-iya, ambil aja." kata Raka gugup.

Carisa hanya tersenyum girang karena tidak sia-sia memasang muka melas disepan Yunseong supaya dibelikan minuman.

Raka hanya menatap Carisa dari samping, dan dia langsung tersenyum.

"Eh kenapa lo? Senyum-senyum aja? Lagi suka sama orang ya?" Ucap Carisa sambil memperhatikan wajah Raka yang tersenyum. Karena aneh aja selama ini Carisa baru melihat Raka dua kali tersenyum.

Pertama saat maketnya selesai,

Kedua barusan.

Raka yang ditanya begitu langsung panik dan menyangkal "ah enggak kok, cuma lagi kebayang candaan Mika dikelas."

"Yeeee gausah bohong, orang keliatan dari mata lo berbinar gitu." goda Carisa namun langsung disambut dengan sentilan pelan dijidatnya.

"Enggak. Dasar sotoy, udah yuk balik ke kelas."

"Lah lo aja beda gedung sama gua."

"Oh iya lupa." cengir Raka
"Eh tapi gapapa kali kan ada koridor buat nyambung ke gedung-"

"CARISA!"

Teriak sohibnya.

"JALU!!!" Carisa memeluk erat Jalu, Raka membelalakan matanya, serasa kedua matanya ingin copot.

"Kebiasaan lo kalo sama Junho pelak peluk, gua dicubitin pipinya mulu hhh." ujar Dion.

"Iri lo? Sini lah."

"Boleh? AAAAA." mereka bertiga berpelukan, sedangkan Esa hanya tersenyum melihat tingkah temannya.

Tapi Esa merasa aneh karena Raka sedari tadi memperhatikan mereka berempat. Iya Esa satu jurusan dengan Raka.

"Kenapa liatin Carisa gitu amat? Suka?" Kata Esa yang akhirnya menghampiri Raka.

"Ah, enggak." Jawab Raka pendek

"Lagipula kok lo bisa sama dia ke kantin nya? Beda jurusan kan?" Kata Raka lagi sambil memicingkan mata, tanda curiga. Sifat protektifnya mulai keluar.

"Dia minta gua jajanin, tadi pas mau ke kantin."

"Sejak kapan kenal?" Haduh kalo begini Esa gaada abisnya nanya dari a-z.

Skakmat, Raka lupa.

"Eh apanih tegang amat, kek mau pemilu." datang Hanan bersama Mika.

"Gak kok, gaada. Lain kali gua tanya lagi lo bro." ucap Esa sambil menepuk pundak Raka pelan lalu pergi bersama teman-temannya.

"Daaaaamnnnn, gua pikir dia anak diem pinter gitu coy." ucap Mika karena tadi memang Esa memasang wajah sangarnya.

"Lah iya, itu si Esa kan? Juara umum jurusan kita? Ya walau masih gantengan gua sih." kata Hanan sambil merapihkan rambutnya.

"Ah bacot, balik kelas." Raka meninggalkan kedua teman nya.

"Lah doi marah? Gegara gua bilang diri gua ganteng?" Tanya Hanan.

"Gatau ah dodol." toyor Mika ke dahi Hanan.

"HEANYING TUNGGU! CELANA GUA KETAT BANGET GABISA LARI!"

"Kenapa sih lo? Daritadi mukanya gitu terus?" Hanan langsung duduk disamping Raka lalu memberikan permen batangan.

"Emang muka gua mau diapain anjir." sinis Raka.

"Ya maap bang gausah marah ke gua, cerita dong. Si Mika tadi bilang mau tidur mumpung jamkos, pas ke kelas eh lo gaada. Napa si? Masalah cewek apa gimana?" Cecar Hanan.

"GATAU AH ANJIR, GUA BILANG GUA GASUKA SAMA DIA!"

"GUA AJA GATAU MASALAH LO, KOK NGAMUK TIBA-TIBA????!? NGAJAK RIBUT?!"

Untung mereka gajadi jotos-jotosan, karena Mika yang entah tiba-tiba datang lalu menarik badan Raka. Kalo narik badan Hanan susah, gede soalnya.

"Udeh ye, diem lo pada. Untung gua tadi langsung bangun pas liat dikelas gaada lo berdua. Berantem aja si kerjaannya. Dah sekarang cerita ada apaan?" Kalo gini si Mika emang keluar dewasanya.

"Kasih tau gua dimana kelas Esa Esa itu."

"Janji dulu ga ribut? Kalo ribut lo yang gua gantung dipohon toge." ujar Mika.

"Iya ga ribut, cuma mau ngomong berdua."

"Lagian kenapa sih jadi uring-uringan, lo biasanya bodo amatan juga. Hanan juga, lo biasanya kan gapernah nyolot kok tiba-tiba kesulut emosi bareng Raka."

Mereka berdua hanya diam, Mika pusing.

h(i)gh ㅡhwang yunseong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang