Jika kamu mencintai seseorang maka kamu juga harus siap dikecewakan
...
Hari kedua melaksanakan mos di sekolah barunya, Seira maupun Ardo tidak lagi terlambat. Mereka terlihat sudah berkumpul dalam kelompoknya. Seraya menunggu pembimbing kelompok mereka datang, Seira tampak mengobrol dengan Dhara sambil sesekali tertawa. Sementara itu, Ardo juga tampak sedang mengobrol dengan Rafael dengan sesekali mencuri pandang ke arah Seira. Dia masih penasaran dengan sosok yang memiliki senyum manis serta dapat membuatnya terpesona itu.
Sekitar 10 menit mereka menunggu, akhirnya pembimbing mereka yaitu Andrio tampak sedang berjalan ke arah kelompok mereka. Mereka mengelilingi Andrio sama persis seperti mos hari pertama kemarin.
"Selamat pagi semua, kalian lihat kertas yang kakak bawa ini?--"
Andrio menghentikan perkataannya ketika mengangkat kumpulan kertas yang ada di tangan kanannya, sontak seluruh anggota kelompok tersebut memperhatikan kertas itu.
"--Kertas ini berisi nama-nama seluruh pengurus osis. Pada hari kedua ini, kegiatan kalian adalah mendapatkan tanda tangan para pengurus osis yang namanya tertera di dalam kertas ini. Siapa yang paling banyak mendapat tanda tangan akan mendapatkan hadiah, tetapi bagi yang paling sedikit mendapatkannya akan diberi hukuman. Ada pertanyaan?"
"Kak kalau misalnya pengurus osisnya gamau ngasih tanda tangannya gimana?" Tanya Rafael yang membuat semua sorot mata anggota kelompok itu tertuju padanya.
"Kalian harus mendapatkannya dengan cara apapun, kakak sudah menjelaskan bahwa yang paling sedikit mendapatkan tanda tangan akan diberi hukuman"
Andrio membagikan kertas tersebut satu persatu kepada adik kelas yang berada dalam bimbingannya selama 3 hari ini.
"Oh iya satu lagi, kalian diberi waktu hingga jam 2 siang"Selesai mendengar penjelasan dari kakak pembimbingnya itu, anggota kelompok mereka langsung berpencar ke tempat dimana ada pengurus osis berada.
Seira dan Dhara yang memutuskan untuk mencari tanda tangan bersama tak henti-hentinya mendumel melihat para pengurus osis yang kabur-kaburan, walaupun tidak sedikit juga yang berbaik hati dengan langsung memberikannya.
"Males banget gue ra, berasa artis kali""Tau tuh cape ah gue, mana kalau dapet sedikit kena hukum, kan ga lucu baru 2 hari di sini udah kena hukum aja"
---
Sementara di sisi lain Ardo dan Rafael yang sudah mendapatkan banyak tanda tangan sedang bersantai-santai di kantin. Mereka memperhatikan para siswa dan siswi yang berseragam seperti mereka berlalu lalang sibuk mencari pengurus osis demi sebuah tanda tangan.
"Beruntung gue perginya sama lo do, lo kan ganteng jadi banyak pengurus osis cewe yang langsung klepek-klepek"
"Gue tau gue ganteng, ga usah muji lo raf"
"Masih untung gue puji tai"
Rafael menoyor kepala Ardo pelan, tetapi Ardo tidak menggubris karena melihat Seira dan Dhara yang sedang berjalan melewati kantin dengan mata yang sibuk mencari sesuatu.
"Gue pergi sebentar"
Rafael melongo melihat Ardo yang meninggalkannya begitu saja, ia mendengus mengingat ia kini hanya sendiri duduk di kursi kantin.
Ardo melihat Seira dan Dhara sedang berdebat dengan Andrio, pembimbing kelompok mereka. Melihat itu Ardo menajamkan pendengarannya agar mengetahui apa yang mereka perdebatkan.
"Kakak kan pembimbing kami masa gamau ngasih?" Dhara menatap Andrio kesal karena tidak juga ingin memberikan tanda tangannya. Sementara itu, Seira sibuk mendumel dengan suara yang nyaris seperti bisikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSE
Teen Fiction"Lo memang ga salah, tapi sikap lo yang membuat kita jadi serba salah"-Seira Relya Melody. "Maaf keputusan gue buat lo sama gue yang dulu jadi kita sekarang bahkan ga pantes buat disebut itu"-Alardo Raka Geova. on going.