4|Arse

617 281 122
                                    

Jangan membuat seseorang menunggu karena setiap manusia mempunyai batas kesabaran

...

Seira cukup menikmati hari-harinya di SMA Harapan, apalagi ia berada di kelas yang sama dengan Dhara yaitu X IPA 2. Seperti biasa, hari ini Seira menghabiskan waktu istirahatnya di kantin untuk mengisi perutnya.

Suasana kantin juga seperti hari-hari biasanya, sangat ramai dan tentu saja berisik.

"Ra udah beberapa hari ini, lo balik sama Kak Nata terus kan?" Pertanyaan Dhara hanya dijawab dengan anggukan oleh Seira, membuat Dhara kesal karena tidak puas dengan jawaban Seira.

"Lo ga ngerasa aneh gitu?" Tanya Dhara lagi.

"Aneh kenapa?" Tanya Seira kembali sambil meminum es teh miliknya.

"Dia itu kan baru kenal sama lo, kok dia mau nganterin lo pulang tiap hari?" Dhara memasang ekspresi yang terlihat sangat penasaran dan berbanding terbalik dengan Seira yang tampak tidak begitu peduli.

"I don't know, mungkin rumahnya searah sama rumah gue"

"Bisa jadi sih--"

Dhara menjeda omongannya sebentar, lalu dia tampak seperti memikirkan sesuatu.

"--Maybe, dia suka lo!"

"Lo gila? Kenal aja baru"

"Kan bisa aja love at the first sight ra" Seira mencubit lengan Dhara karena merasa perkataan Dhara seperti meledeknya. Sementara itu Dhara tidak merasa kesakitan dan hanya menunjukkan cengirannya.

Seira dan Dhara sudah menghabiskan makanannya, mereka segera membayar dan kembali ke kelas sebab bel masuk sebentar lagi akan berbunyi.

---

"Seira!"

Saat hendak masuk ke dalam kelasnya, Seira menghentikan langkahnya karena ada seseorang yang memanggilnya. Dhara juga ikut menghentikan langkahnya karena mendengar seseorang memanggil Seira.

Ternyata dia adalah Nata, tetapi Nata tidak sendiri, ada Ardo dan Andrio juga yang berjalan disampingnya.

"Kenapa kak?" Tanya Seira saat Nata sudah berada di hadapannya.

"Nanti balik tunggu di tempat biasa ya" Jawab Nata dengan menatap Seira dengan raut wajah yang menurutnya lucu.

'gemes banget si ini anak' Batin Nata kemudian.

"Eh? Cuma mau bilang itu?" Kata Seira spontan.

"Hehe iya ni, takut lo balik duluan"

"Udah kaya tukang ojek aja lo" Celetuk Ardo membuat Nata melayangkan tatapan tajamnya. Sementara itu, Ardo membuang wajahnya ke arah lain.

Padahal ada terbesit sedikit perasaan mengganjal di hati Ardo melihat Nata seperti ingin mendekati Seira. Tapi seorang Alardo terlalu gengsi untuk mengungkapkan apa yang ia rasa.

Walaupun Ardo sadar bahwa semenjak hari itu ia sudah terjatuh ke dalam pesona Seira, tetap saja kenyataannya rasa gengsi yang Ardo miliki mengalahkan kesadarannya. Ia merasa tidak perlu memperpanjang apa yang menurutnya tidak terlalu penting.

Lalu Seira menatap Ardo dengan tatapan tak suka, tetapi hal itu tidak ditanggapi oleh Ardo "Ga usah deh kak, gue ga enak ngerepotin kakak terus".

"Santai aja kali, ga usah dengerin kata Ardo"

"Engga deh kak, kakak pulang sendiri aja, ntar gue balik sama Dhara"

"Tapi ra-"

"Kita berdua masuk dulu ya kak" Seira memotong perkataan Nata, ia menarik tangan Dhara dan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

ARSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang