3|Arse

631 289 124
                                    

Ingin melepasmu namun hati ini sudah terlalu dalam mencintaimu


...

"--Yang mendapat tanda tangan terbanyak adalah seseorang yang berasal dari kelompok dengan pendamping Andrio Rangga Angkasa, dia adalah--"

"--Alardo Raka Geova"

Ardo yang merasa namanya dipanggil berjalan dengan santai ke tempat dimana Nata berdiri, seluruh mata manusia yang ada di lapangan sontak mengarah kepadanya karena Ardo berjalan dengan penuh percaya diri.

Sebagian besar murid baru terutama kaum hawa sudah tau tentang seseorang bernama Alardo, sebab wajah tampannya membuat ia lebih menonjol dibandingkan murid yang lain.

Setelah Ardo sudah berdiri tepat di samping Nata, ketos SMA harapan itu kembali membuka suaranya melanjutkan pengumuman hasil dari kegiatan mos adik kelasnya di hari kedua ini.

"Selanjutnya saya akan mengumumkan seseorang yang mendapatkan tanda tangan paling sedikit--"

Suasana lapangan yang tadinya agak sedikit ricuh karena mengetahui Ardo mendapatkan tanda tangan terbanyak, kini kembali hening saat Nata melanjutkan perkataannya.

"--dia seorang perempuan dan juga berasal dari kelompok yang sama dengan Alardo--"

"Ck, lama banget ni ketos heran"
Dhara melihat Nata dengan kesal karena Nata tidak kunjung menyelesaikan perkataannya, ia malah terus memberhentikan perkataannya.

Berbeda dengan Dhara yang berharap Nata cepat menyelesaikan perkataannya, Seira malah berharap Nata tidak menyudahi perkataannya dan memasang wajah pucat karena entah mengapa ia memiliki feeling bahwa namanyalah yang akan dipanggil.

"--perempuan itu adalah Seira Relya Melody"

'Mampus' ucap Seira dalam hati.

Seira merutuki kebodohannya karena tidak mengikuti ajakan Dhara, ia tidak bisa berpikir lagi akan nasibnya saat ini. Jika ia terkena hukuman pasti ia sangat malu, Seira terus berdoa di dalam hatinya agar seniornya tidak memberikan hukuman yang akan membuatnya menanggung malu.

Seira berjalan ke depan dengan kepala menunduk dan sesekali ia juga menghela nafas kasar. Ardo menatap Seira intens hingga Seira berdiri di sampingnya.

"Baiklah, untuk hukumannya mungkin pengurus osis yang lain ada yang ingin mengusulkan?"

Nata melihat para pengurus osis yang berjejer dibelakangnya. Seorang perempuan bernama Kirana Anastasia, Wakil Ketua Osis SMA Harapan membisikkan sesuatu ke telinga Nata. Nata terlihat menyunggingkan senyumnya serta menganggukkan kepalanya, sepertinya ia menyetujui apa yang diusulkan oleh Kirana.

"Hukuman bagi yang mendapatkan tanda tangan paling sedikit adalah, menyanyikan lagu romantis dengan memainkan alat musik, lagu itu akan ditujukan pada Alardo sebagai seseorang yang mendapatkan tanda tangan terbanyak--"

Seira membulatkan matanya mendengar perkataan Nata, ia hendak protes tetapi saat ia ingin mengatakan sesuatu Ardo membekap mulutnya. Seira pun menatap Ardo kesal karena Ardo membekap mulutnya sembari menahan tawa. Siswa siswi yang lain juga berteriak ricuh mendengar perkataan Nata.

"--Itu akan ditampilkan besok saat penutupan kegiatan mos kita, paham Seira?"

Seira mengangguk pasrah, rasanya ia ingin sekali mencakar wajah Nata yang mengatakan itu dengan memasang wajah tak berdosa. Tapi mau bagaimana lagi? Nata itu seniornya, tidak mungkin ia berlaku semena-mena pada Nata.

ARSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang