Jika alam bisa berbicara, ia akan berbicara tentang caraku memperjuangkanmu
...
Seira akhirnya membiarkan Ardo pulang bersamanya, hitung-hitung balas budi kemarin pikir Seira. Saat ini Seira menyuruh Ardo menyetir mobilnya agar bisa cepat sampai ke rumah Ardo. Mereka berdua dari tadi terjebak dalam keheningan tanpa ada yang berniat untuk mengeluarkan suara.
Awan di atas sana perlahan-lahan berubah menjadi sedikit hitam, gerimis pun mulai membasahi sebagian besar Kota Jakarta sore ini. Banyak orang yang berlari kesana kemari untuk menghindari rintik air yang belum begitu deras itu, ada juga yang tidak terlalu peduli sebab hujan belum begitu deras.
Sama halnya dengan Ardo dan Seira saat ini, mereka tidak terlalu peduli dengan air hujan yang perlahan-lahan semakin deras. Jika hujan deraspun mereka tidak kehujanan kan? Oleh karena itu mereka memilih tidak terlalu menanggapi.
"Rumah lo masih jauh do?"
Ardo melihat Seira sebentar sebelum menjawab pertanyaan Seira.
"Udah lewat"
"Lewat? Trus lo ngapain Ardo? Puter balik lah, atau lo lupa jalan ke rumah lo?"
"Berisik"
"Sumpah ya, gue itu sengaja nyuruh lo nyetir biar cepat sampai rumah lo, tau gitu gue aja yang nyetir tadi, ini mau kemana lagi?"
"Makan dulu laper gue"
"Yang laper kan lo bukan gue, jadi ga usah bawa-bawa gue, puter balik pokoknya"
"Tinggal ngikut aja apa susahnya"
"Denger ya Alardo, ini tu mobil gue, yang ada lo harusnya ngikut sama gue"
"Cerewet juga lo ternyata"
"Bodo amat, gue gamau tau puter balik ke rumah lo sekarang juga!"
"Mau ngapain lo di rumah gue hayo?"
Ardo menampilkan senyum smirk nya, membuat Seira mencubit lengan Ardo saat itu juga. Bukannya merasa kesakitan, Ardo malah tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal Seira.
Ardo semakin penasaran dengan sosok gadis yang duduk di sampingnya ini, sebelumnya Ardo memang tak pernah dekat dengan gadis manapun. Bukan karena ia tidak normal, melainkan memang tidak ada niatan dalam dirinya untuk mendekati perempuan.
Tetapi saat pertama kali bertemu dengan Seira, ada sesuatu dalam diri gadis itu yang seolah-olah menariknya untuk terus mencari tau seperti apa sosok Seira sebenarnya.
Setelah perdebatan yang panjang antara Ardo dan Seira, akhirnya Seira membiarkan Ardo menyetir mobil sesukanya. Sampailah mereka di Cafe Black White milik keluarga Seira, tanpa mengeluarkan suara lagi mereka langsung turun dengan berlari dari mobil karena hujan yang mulai deras. Mereka memilih meja yang ada di lantai satu karena kondisi sedang hujan, tidak mungkin kan jika di lantai dua? Bisa-bisa saat sampai rumah langsung demam.
"Ga bosan lo kesini terus?" Tanya Seira memulai pembicaraan.
"Engga, suasana cafenya enak, budget nya juga cocok buat anak sekolah kayak kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSE
Teen Fiction"Lo memang ga salah, tapi sikap lo yang membuat kita jadi serba salah"-Seira Relya Melody. "Maaf keputusan gue buat lo sama gue yang dulu jadi kita sekarang bahkan ga pantes buat disebut itu"-Alardo Raka Geova. on going.