Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Passengers Lee.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Jaehyun masih berusaha untuk mengajak tubuhnya beristirahat malam ini. Ia mencoba memejamkan matanya berkali-kali, memaksakan kedua matanya itu untuk tertutup dan membawanya menjelajah alam mimpi.
Namun semakin ia mencoba, matanya semakin menolak untuk dipejamkan. Sepulangnya ia dari Starbucks petang tadi, pikirannya tidak bisa memikirkan hal lain selain seorang lelaki yang baru ia temui hari ini. Setiap ia mencoba menutup matanya, saat itu juga wajah dan sosok lelaki itu terlihat begitu jelas bahkan sangat nyata di hadapan Jaehyun.
Ia merasa terganggu, bagaimanapun juga dirinya harus istirahat yang cukup malam ini. Besok ada beberapa penerbangan yang sudah menantinya, tapi kenapa begitu sulit? Kenapa bayangan lelaki itu selalu ada di setiap ia memejamkan matanya?
Jaehyun sudah menyadari kalau ada yang tidak beres dengannya saat ini. Ia masih dapat mengingat kejadian hari ini dengan jelas. Saat mata yang begitu indah itu bertemu dengan matanya, ketika pemandangannya dimanjakan oleh senyuman yang begitu tipis nyaris tak terlihat. Saat degupan jantungnya berdetak secara berlebihan.
Ia tidak mau menyimpulkan apa yang ia sedang rasakan saat ini, walaupun sepertinya ia sudah mengetahui jawabannya. Dirinya masih terlalu naif untuk mengakuinya. Bukankah hal itu terlalu klise jika Jaehyun mengatakan jika ia jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak, ia tidak berani menyimpulkan itu pada dirinya sendiri sekalipun. Tetapi pesona lelaki itu tidak bisa ia abaikan begitu saja. Apakah dirinya masih waras?
☆☆☆
Terlihat seorang lelaki dengan rambut berwarna silver tengah membolak balik majalah tanpa minat. Hari ini jadwalnya kosong karena besok pagi ia akan berangkat New York untuk pekerjaannya.
