Oppa, imamku

[5] Secret

Bissmilah,

H a p p y r e a d i n g l u v ♥

*** ***** ***

"Hei! Berhenti!"

Panggil Taehyung dengan suara yang lumayan besar. Untung saja disekitar sana sepi, kalau tidak? Habislah Taehyung diserbu oleh para penggemarnya.

Alina langsung menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.

"Ada apa?"

Taehyung memajukan langkahnya sebanyak 5 langkah agar jaraknya dengan Alina tidak berjauhan.

"Kau tidak bisa langsung pergi seperti itu"

Ucap Taehyung dengan ekspresi wajah seperti sedang menyalahkan seseorang.

"Urusanku denganmu sudah selesai. Makanya aku langsung pergi"

"Tidak bisa seperti itu!"

Taehyung mulai membesarkan suaranya lagi. Alina hanya bisa mengernyitkan dahinya. Ia benar-benar bingung serta sedikit takut karna Taehyung tiba-tiba saja membesarkan suaranya.

"Karna kau yang menemukan cincin ini, benda yang lebih berharga dari diriku. Kau juga berhak tahu mengapa benda ini sangat berharga bagiku"

Alina semakin mengernyitkan dahinya.

"Tentu saja aku tahu. Biasanya benda yang dianggap sangat berharga itu dari pemberian seseorang yang sangat kau sayangi"

"Itu benar. Tapi, bukan itu saja yang membuat benda ini menjadi sangat berharga"

Taehyung sedikit menyunggingkan senyuman miringnya. Seolah ia sedikit bangga dengan hal itu.

"Baiklah"

Alina mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti.

"Akan kuceritakan. Tapi, sambil berjalan"

Alina kembali menganggukkan kepalanya.

"Aku tidak tahu harus bercerita dari mana. Aku hanya akan menceritakan pokoknya saja"

Lagi-lagi Alina hanya menganggukkan kepalanya. Taehyung yang menyadari hal itu, sontak langsung memarahinya.

"Kenapa kau hanya angguk-angguk saja? Kau tidak tertarik ya?"

Alina menganggukkan kepalanya secara spontan, tetapi dengan cepat ia langsung menggelengkan kepalanya. Taehyung hanya bisa membuang nafasnya pelan.

"Ini sebenarnya sebuah aib dari keluargaku"

Alina langsung membulatkan mata lebar.

"Eh? Apa tidak masalah jika kau menceritakannya padaku?"

"Tidak masalah"