Pagi pagi sekali yaya sudah rapi dengan seragamnya dan sekarang ia sedang berada di dapur sedang memasak nasi goreng yang entah untuk siapa. Sandra yang melihat itu tersenyum kearah anak gadisnya itu
"Hemmmm wangi banget si ya nasi goreng nya, untuk siapa sih pagi pagi begini kamu udah bangun??" Sandra berdiri di samping yaya sambil melihat yaya yang sedang mencampur bumbu.
Yaya tersenyum melihat bundanya lalu berkata "ga buat siapa siapa kok bun, yaya pengen masak nasi goreng aja untuk ayah bunda sama abang, dan yaya mau cepat cepat kesekolah ada something bun hehe"
"Yaudah sini bunda bantuin ngeletak ke piring nya kamu duduk aja" pinta bundanya.
"Gausa bun, uda mau siap juga. Bunda yang duduk aja biar yaya yang ngehidang kalian semua pagi ini oke? Duduk gih bun"
Sandra yang melihat yaya begitu semangat entah karna apa, padahal semalaman ia menangis perihal di sekolah kemarin.
"Bentar bunda mau manggil ayah sama abang dulu" ucap sandra dan hanya di angguki oleh yaya.
"Anak gadis ayah buat apa tuh?" Putra tiba tiba saja sudah berdiri di samping yaya
Yaya yang mendegar itu langsung membalikkan badannya dan melihat ayahnya dengan tatapan sinisnya itu
"Ayah ngagetin yaya aja sih kalo yaya jantungan gimana?!" Omel yaya
Putra hanya terkekeh mendegarnya lalu ia meminta maaf pada yaya karna sudah mengagetkan putri nya itu
"Yaya lagi masak nasi goreng buat kita sarapan pagi, ayah duduk di meja makan sana, biar yaya hidangin ini uda siap yah"
"Sepertinya ayah mencium cium ada ikan asin dibalik batu" ucap ayahnya sambil berjalan ke meja makan
Yaya yang mengikuti ayah nya itu hanya cekikikan lalu ia meletakkan sepiring nasi goreng untuk putra
"Ada udang dibalik batu kali yah"
"Iya itu maksud ayah, tumben kamu mau masak pagi pagi gini, apa gerangan?" Tanya putra sambil menyendokkan nasi goreng kemulutnya.
"Ayah sama bunda curigaan mulu deh sama aku, aku gada niat apa apa kok, aku pengen masakin kalian aja, oh iya soal aku bangun pagi, aku ada urusan di sekolah jadi aku harus cepat cepat berangkat" yaya sudah menghabiskan nasi goreng nya lalu ia mencuci piringnya di wastafel lalu menyalim sandra dan putra
"Bun.. yah.. yaya berangkat duluya" ucap yaya sambil mencium pipi keduanya
"Bawa mobilnya hati hati yaya, jangan ngebut" peringat ayahnya
"Iya yah yauda yaya berangkat yaa" yaya keluar dari rumah dan langsung mengeluarkan mobilnya dibagasi. Setelah itu ia mulai membelah ibukota di pagi ini
Dia harus segera sampai ketempat tujuan agar di perjalan kesekolah pun cepat. Dari ujung terlihat lampu hijau yang sebentar lagi menjadi merah, dia memasukkan gigi mobilnya lalu menekan gas sampai 120km/jam. Yaya menghela nafas nya lalu ia mulai menjalankam mobil nya dengan sedang karna sudah hampir sampai di tempat tujuan.
Dan yang di tunggu tunggu akhirnya sampai, yaya segera turun dari mobilnya dan masuk ketempat itu. Sedikit berlari agar cepat sampai, sampai yaya tak sengaja menabrak bahu orang yang berlawanan arah.
"Eh sorry sorry saya ga sengaja, saya buru buru" ucap yaya lalu kembali jalan
Kayak kenal -batin orang itu
Dan ketika ia memutar tubuhnya melihat siapa yang menabraknya tadi.
Yaya? Ngapain dia kesini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA
General FictionTidak ada artinya jika berjuang tanpa mencintai. Sama halnya dengan kau mencintai orang itu tapi kasih sayang mu kau beri pada orang lain, tak pernahkah kau memikirkan bagaimana perasaan nya? Apakah mungkin kau sengaja membuat ini semua? Agar ia ter...