Senja sudah menghilang silih berganti dengan bulan dan gadis dengan rambut lurus itu juga belum melangkahkan kakinya dari tempat yang ia kunjungi saat ini.
Bingung. Itulah yang menggambarkan suasana hati gadis itu. Dia bingung harus apa kedepannya, haruskah ia berbuat jahat? Atau haruskah ia berbaik hati? Tapi dia juga punya perasaan begitulah yang ia pikirkan.
Sangat sulit melepas yang hampir tergenggam. Bahkan ini saja belum tergenggam sama sekali, lalu ia bisa apa?
"Huhhh.." gadia itu mengehela nafasnya kasar.
"Gue harus apa ya? Gue gamau lo bilang jahat, tapi gue juga mau dia ya, gue sayang diaa" ucap gadis itu lirih
Setelah memikirkan banyak hal yang menyangkut dirinya dan seseorang, gadis itu mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang yang bisa membantu nya.
"Halo?"
"Hallo, bisa bicara dengan alysya?"
"Iya ini saya? Siapaya?"
"Alysyaaaaa!! Ini gueeee tiyaaa, yaampunn gue rindu banget sama loo!!" Pekik gadis itu. Ya dia adalah tiya.
"Tiya? Tiya siapaya?"
"Lo lupa sama gue? Serius sya?" Ucap gadis itu sedih
"Bentar bentar, em athiya clara?"
"Iya anjir! Bego bener deh gue punya temen"
"Yaammpunnnn tiyaaaa omegattt omegattttt ini benerann lo? Yaammpun gue rindu bangettt!!!"
"Sa ae nyet, gue emang ngangenin haha"
"Pede lo tai! Eh iya ada apa gerangan menelfon selena gomez?"
"Selei nangka? Hahaha"
"Serius anjir. Lo ngapai nelfon gue malam malam ngantuk tauk"
"Sori ganggu lo, gue butuh bantuan lo sya.. tolong bantu gue.."
"Bantu apa?"
Lalu tiya menceritakan awal mulanya dan bagaimana nanti alysya membantunya.
"Oke gue bantui lo, semua bakal aman dan terkendali"
Lalu telfon dimatikan sepihak oleh alysya.. sedangkan tiya? Ia tersenyum sinis sambil berkata
"Maafin gue ya, kali ini gue egois lagi.. gue juga pengen bahagia ya" ucap gadis itu lalu masuk kedalam mobilnya dan kembali kerumah.
🐣🐣🐣
"Bundaaaaaaa yuhuuuu"
"Apasii kamu teriak teriak, kayak orang hutan sajaa" omel bundanya
"Ih bunda mah jahattt, aku adui ke ayah ni ya"
"Aduin saja sana, bunda gatakut wlekkk" bundanya mengejeknya sambil berkacak pinggang di sampingnya.
"Oke liatya, ayahhhhhh!!!! Ayahhhh!!! Bunda minta jatahhhhhh, ayahhhh yuhuuu"
Dira yang mendengar itu melototkan matanya tak terima. Apa apaan anak nya ini wahh yaya sudah tidak waras
"Yaya ih kamu yaa sudah gawara-
"Sudah ga apa bun hemm" ayahnya datang dari belakang dan memeluk sang bunda dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA
General FictionTidak ada artinya jika berjuang tanpa mencintai. Sama halnya dengan kau mencintai orang itu tapi kasih sayang mu kau beri pada orang lain, tak pernahkah kau memikirkan bagaimana perasaan nya? Apakah mungkin kau sengaja membuat ini semua? Agar ia ter...