Seungmin rotasiin matanya ke sekeliling, menelisik satu persatu orang yang berbondong keluar dari pintu kedatangan.
“Min, Seungmin..!”. Seorang pria dengan ransel dipunggung serta mantel besar ditangannya berlarian heboh kearah Seungmin.
Seungmin juga ikut melangkah maju, mempercepat pertemuan keduanya. Entah kenapa, kali ini ia merasa sedikit tidak sabar untuk bertemu kembali dengan sang sahabat yang sejak dua minggu terakhir tak ia temui.
“Astaga di pake mantelnya, kenapa cuma di pegang aja?”. Dengan sedikit mengomel, Seungmin memasangkan mantel tersebut ketubuh mungil sang sahabat setelah lebih dulu mengambil alih tas ranselnya.
“Gue kira lu becanda waktu bilang mau jemput”.
Seungmin jalan lebih dulu dengan Ransel sang sahabat di tangan kirinya yang mengakibatkan urat nadinya bermunculan. Ransel itu lumayan berat rupanya.
“Koper lu mana? Kenapa cuma ransel doang?”
“Waktu di bandara Aussie gue dudukkin itu koper sambil di dorong papa. Eh jebol dong. Malu gue anjir”.
Seungmin tertawa sebentar, dia noleh kebelakang dan langsung ngeberantakin rambut yang lebih pendek. “Apa banget sih lix, dasar bocah”.
Felix yang kesal cepat-cepat menepis tangan Seungmin. “Jauhkan tangan anda. Jijik tau”.
“Duh gasabar gue min mau ketemu lisa. Doi mau nginep di Apart gue malem ini”.
Felix ngikutin langkah Seungmin ke basement, dimana mobilnya terparkir. Seungmin membuka pintu belakang dan meletakkan ransel Felix disana.
“Masuk!”. Felix cuek aja dan langsung nurutin Seungmin buat duduk di kursi penumpang.
“Nginep ya lix? Coba aja”. Batin Seungmin sebelum berlari kecil dan membuka pintu di bagian kursi kemudi.
===
Felix ketiduran, jarak bandara dan Apartemen mereka lumayan jauh. Seungmin dan Felix tidak berada dalam gedung Apartemen yang sama. Namun jaraknya tak seberapa jauh.
Seungmin menatap Felix yang tidur sesekali. tak lama ia tersenyum, tertawa, tersenyum lalu tertawa lagi.
Entahlah, ini kali pertama ia sangat senang bertemu Felix lagi.“Hallo sayang?”. Seungmin langsung mengangkat panggilan dari sang kekasih saat handphonenya berdering.
Bukan karena tak sabar, tapi Seungmin gakmau berisik dari nada deringnya ngebangunin Felix yang lagi tidur.
Nada deringnya reff My pace btw.
“Kamu lagi dimana min, maen yuk. Aku bosen nih”
“Yah, aku gabisa sayang. Ada mama di Apart mau minta temenin jalan-jalan juga”
“Loh ko gabilang kalo mama kesini? Kan Vela bisa kesana dulu tadi”.
MAU NGAPAIN BANGSATT?!. Batin Seungmin kemusuhan.
“Mama dateng juga gabilang2 tadi yang. Maaf ya”.
“Yaudah deh. Aku mau nugas aja dirumah. Kamu have fun ya min. Salam sama mama”
“Siap, sayang”.
Felix bangun karena denger suara berisik Seungmin. Tapi sepertinya ia tak mendengar percakapan penuh tipu daya tadi.
“Loh min, kok kesini?”
Felix menatap sang sahabat dengan tatapan menuntut, pasalnya sekarang mereka sudah sampai didepan gedung Apartemen Seungmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Lixeu⚠ ✔
Short Story⚠️WARNING⚠️ SANGAT TIDAK DISARANKAN UNTUK 👉HOMOPHOBIC 👉UNDERAGE 👉TUKANG NYINYIR Sudah ku peringatkan ya:)) Ini book yang didedikasikan untuk bucin Felix. Baca aja, aku ga pinter buat deskripsi wkwk. Oneshoot/twoshoot(maybe) All sub; Lee felix Dom...