Flower boy

5.8K 500 34
                                    

Maaf kalo ada typo. Gadibaca ulang

Okey, Karena kemaren yang menang Vote Chanlix.







Jadi aku mau Up....

Jeng...
Jeng...

Liat aja deh.

Jamkos kali ini digunakan beberapa Siswa untuk bermain basket ditengah lapangan, ngebuat beberapa pasang mata siswi-siswi berhenti disana dan mulai menonton, melupakan fakta bahwa mereka hanya izin keluar sebentar untuk ke Toilet.

Kapan lagi, kapan lagi bisa melihat Minho yang tampan itu mendrible bola dengan seragam yang telah ditanggalkan semua kancingnya. Kapan lagi bisa melihat wajah seksi di penuhi keringat itu jika tidak saat ini.

Ke enam pria disana asyik tertawa, berlari memperebutkan bola, berkejar-kejaran, acuh dengan para wanita yang mulai menyoraki.

Dirasa lelah, ke enamnya duduk di pinggir lapangan sambil mengipasi tubuh yang dipenuhi peluh.

"Liat noh, ada Felix". Changbin, salah satu sahabat Minho menunjuk seorang pria yang melintas dengan dagunya.

Minho dan yang lain mengikuti arah pandang Changbin, benar ada Felix disana. Salah satu adik kelas yang terkenal karena keangkuhan dan kesombongannya.

“Coba dia manisan dikit, udah gue gebet tu anak dari lama”. Hyunjin menatapnya tanpa berkedip.

Minho hanya tersenyum saat teman-temannya mulai membicarakan sosok Felix ini, mulai dari kekesalan mereka karena Felix yang sangat sulit diajak bicara atau omongan-omongan lain yang cukup membuat Minho pening, karena omongan mereka sudah mulai menjurus ke hal-hal mesum.

Minho bahkan hampir menendang kepala Hyunjin saat temannya itu tampak begitu semangat membahas lekuk tubuh pria bernama Felix itu.

“Yakin gue kalo dalemannya si Felix ini mulus banget. Liat aja lehernya putih, bersih, mulus. Apalagi perutnya anjir”.

“Jangan lupain paha sama betisnya jin, Anjir gue jadi horny bangsat”. Sambung Seungmin.

Minho cuma ngegeleng, ngerasa telinganya udah super panas untuk denger omongan mereka lebih lama lagi.

“Gue duluan deh. Gerah banget mau mandi”.

Minho mengancingkan bajunya, lalu pergi darisana dengan membawa tasnya. Ia hiraukan saat teman-temannya memanggil untuk kembali bergabung.

==

Felix masuk ke kelasnya dengan telinga yang tersumpal airphone. Keadaan kelas yang ribut karena jam kosong ia hiraukan.

Atensi Felix jatuh kedalam buku yang ia baca. Felix duduk di meja kedua paling tepi yang langsung bersampingan dengan jendela.

Ia tak peduli saat samar-samar mendengar bisikan, atau lebih tepatnya sindiran yang dilayangkan padanya. Felix tak peduli.
Ia juga baik-baik saja tanpa satupun makhluk bernama 'Teman' disisinya.

Iya. Felix memang anak pindahan.
Rumor yang mengatakan bahwa ia sangat kaya dengan mobil berganti-ganti setiap diantar ke sekolah itu sudah menyebar hingga seluruh sekolah.
Tentu saja banyak yang tak suka padanya, terlebih Felix sangat acuh pada sekitar. Membuatnya lebih sering di cap sebagai orang kaya sombong.

==

Felix membawa nampan berisi makanannya ke sebuah kursi yang terletak di pojok kantin. Ia lebih suka duduk sendirian disana. Jauh dari keributan atau hal-hal lain yang tak ia suka.

“Hai Felix, sendirian aja?”. Felix menoleh dengan malas saat melihat salah satu Senior mendatangi mejanya.

“Kita boleh duduk sini ngga?”. Tanya seseorang yang lain.
Tampan sih, tapi Felix sangat benci tipe lelaki seperti pria berbibir tebal ini.

Uri Lixeu⚠ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang