Ku terima suratmu..

39 3 5
                                    

Galang Pov

Mataku terus saja mencari surat yang mengatasnamakan Adinda, wanita misterius itu. Wanita polos namun kenapa aku bisa tergoda olehnya. Padahal dia tak menggodaku. Dia jelas berbeda dengan wanita-wanita lainnya. Dia pendiam namun aku tertarik. Fisik? Ah, biasa saja tidak terlalu cantik tapi aku suka sikapnya yang baik dan cantik dimataku.

"Eh jangan punya dia, siniin ke gue , biar gue aja yang buka"

"Hah, biar dong sama gue aja. Sama aja kan"

"Enggak lah, beda" rebutku.

Aku mengintip surat dari Adinda dan ternyata surat itu tertuju untukku. Aku tersenyum salah tingkah, kenapa dadaku tiba-tiba bergetar dan ada aliran hangat.

"Kenapa pak ketos senyam-senyum gitu?"

"Hah, apa Lis? Ah, engga kok hehe"

Lisa mengernyitkan keningnya "baik-baik ajakan? Gak gila hahaha"

"Gila karena cinta Hahaha" ceplosku.

"Pak ketos tau juga ya soal cinta" ledeknya.

Aku hanya tersipu malu.

***

Sedikit demi sedikit aku membuka kembali surat dari Adinda. Dari sampul suratnya biasa saja, tidak seperti wanita lain yang memberikan embel-embel gambar hati berwarna merah muda ataupun setangkai bunga. Sungguh surat darinya sangat sederhana, tapi aku tak sabar ingin segera membuka surat tersebut.

Kepalaku celingak-celinguk kearah pintu dan jendela kelas, karena aku hanya sendirian di kelas ini demi membuka sebuah surat dari Adinda agar tidak ada orang yang tahu.

Kedua jariku sibuk membuka surat tersebut. Ekor mataku membaca surat itu secara detail. Kesannya membuat aku berdebar, padahal isi surat itu biasa saja. Tak ada kata-kata romantis tapi aku bisa tersenyum. Ah, Adinda kau telah mengusik hatiku.

"Sama-sama Adinda, maaf aku sudah mencintaimu detik ini. Dan mungkin bila Tuhan mengizinkan, aku akan memperjuangkan mu hingga kau jadi milikku" gumamku.

°°°

"Din, loe pulang sendiri kan?"

"Ya iyalah, Deket ini rumah gue"

"Mau gue antar gak hahhha"

"Dah ah, bye Azel. Gue pulang duluan. Gakuat tadi abis pelajaran Bu Rahmi gue ngantuk berat"

Azel melambaikan tangannya dan pergi dari hadapanku.

"Hei, boleh bareng pulangnya?

Aku mendongakkan kepala dan ternyata itu adalah Kak Galang. " Oh iya kak boleh,  by the way kok kakak jalan kaki , bukannya bawa motor?"

"Sengaja mau jalan aja dulu"

"Hah?"

"Iya mau ngerasain jalan-jalan bareng kamu, mastiin aja bidadari ini pulang sampai rumah dengan selamat"

"Maksudnya?"

"Engga hehehe... Maaf ya duh jangan di pikirin kata - kata yang tadi"

Tak ada percakapan lagi diantara aku dan kak Galang. Kami berdua berjalan dengan santai.

"Kak, sampai sini aja ya, itu rumahku yang warna kuning. Terimakasih atas antarannya"

"Iya sama-sama"

Aku melambaikan tanganku pada kak Galang dan akupun masuk kerumahku.

"Kak Galang kenapa ya?" Batinku.

###

Holaaaaa... Aku balik lagi nih hehehehe.. semoga masih inget ya sama Adindarga 😆
Jangan lupa votment nya ya gaes 🤗❣️

ADINDARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang