satu langkah (Menyerah)

44 3 2
                                    

"kau hanya ilusi, yang ku harapkan menjadi nyata"

°°°

Rama :  Iyah hahaha, padahal yang aku harapkan itu pacarku dulu yang bilang selamat ulang tahun duluan wkwk.
Alicia siapa? Apa kita pernah kenal? Maaf aku pelupa hheee >,<

Hatiku mencelus saat Rama membalas seperti itu.

"Rama sudah punya pacar, sedangkan aku masih sendiri, dia sudah memiliki kebahagiaan, sedangkan aku hanya menunggu hal yang tak pasti. Apa mungkin ini satu langkah diriku harus menghapus khayalanku untuk bersamanya?." Batinku.

Mengapa rasanya sakit sekali saat Rama berbicara seperti itu.

Tik..

Air mataku tiba-tiba menetes tanpa aba-aba.

Tanganku pun gencar menghapus airmata yang ada di pipi.

"Sudahlah Adinda, kamu menyerah saja sampai disini, tak ada harapan yang pasti bagimu, kamu malah menangis terus menerus mengingatnya, padahal Rama tidak menyakiti mu sama sekali, kamu hanya tersakiti oleh harapan-harapan mu sendiri" monologku sembari menguatkan diri sendiri.

Aku menghela nafas panjang, sungguh ini sakit sekali, sakit hati yang di buat olehku sendiri.

Dengan berat hati akupun membalas kembali pesannya.

Mungkin pacarmu akan memberi suprise :D hehe..
Iyah, pokonya kita pernah kenal, Ram. Masa lupa sih hahaha..., Aku Alicia yang pernah satu grup dengan mu di komunitas  Humor Indonesia hahaha

Send

*Flashback on*

Satu tahun yang lalu, aku berusaha mencari tahu tentang Rama, segala tentang Rama ku cari tahu dengan misi yang ku sebut Misi Halu. Aku mencoba mencari tahu dari Facebook , ternyata Rama sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan Humor. Satu persatu grup humor yang Rama ikuti, akupun mengikutinya. Sampai aku menemukan grup chat via facebook. Aku memberanikan diri untuk masuk grup chat itu. Grup chat tersebut lebih dominan lelaki semuanya, aku merasa canggung saat itu, namun demi misi ku, aku memberanikan diri untuk memperkenalkan diri, orang pertama yang menyapaku adalah Rama. Itulah alasanku semakin hari semakin mencintainya. Selama berbulan-bulan aku merahasiakan identitas asliku, demi dekat dengannya.

*Flashback off*

°°°

Seharian disekolah dalam keadaan bebas sangatlah membosankan untukku. orang-orang ada yang berlalu lalang untuk mengerjakan remedialan.

"Bantuin gue lah Din, liat nih gue masuk pasukan remedial, males banget anjir, mana bahasa Inggris" ujar Findi.

"Kamu sih bukannya belajar, malah maen hape terus, jadi gitu kan"

"Iya-iya gue salah, Lu gimana bisa lulus ujian, Din? , Nyontek yah haha"

"Yeuu asal nuduh seenak jidat mu saja, udah ku bilangin, aku tuh ngebakar kamus 200 milyar, lalu si kertasnya itu di masukin ke gelas, tambahin air anget, terus aduk pelan-pelan sampai serbuk kertasnya turun ke bawah. Udah gitu minum deh sehari 3 kali" tuturku dengan terkekeh geli dengan ucapanku sendiri.

"Pinter kagak, bego iya" ujar Findi sambil meninggalkanku.

Aku masih duduk di bangku kelas sendirian, tak ada teman satupun. Karena Azel sedang bermain di kelas sebelah.

Aku mencoret-coret bagian belakang buku dengan sebuah kata-kata.

Mungkin, ini saatnya aku menyerah.
Menyerah untuk memperjuangkan cinta yang salah.
Aku mundur satu langkah.
Dan menghilangkan harapanku dengan pasrah.

Adinda2016

Mataku berkaca-kaca saat menuliskan kata-kata itu. Rasanya aku sedang berada dalam jeratan cinta yang tidak normal. Aku mencintainya sendirian dalam diam.

"Hey, ngelamun terus, hayu ikut sama aku, kita cuci mata" ujar Azel.

"Ah enggak zel, mager." Tolakku.

"Gak ada tapi-tapian, hayu ikut" paksanya, dia menarik pergelangan tanganku agar mengikutinya.

Kini aku berada diparkiran motor, mataku ku melihat ada 4 anak kelas lain.

"Udin, kenalin ini temen-temen kelas sebelah yang sering aku kunjungi, yang cowok tinggi agak putih setitik itu namanya Bagas, yang cowok sawo matang tinggi setitik itu namanya Sandy, kalo yang cewek itu namanya Cecilia" jelas Azel memperkenalkan satu-satu nama temannya.

Aku tanpa memperkenalkan diri, ternyata mereka sudah tahu namaku.

Aku tersenyum kaku kepada teman-teman Azel.

"Manteman, maklum yah Dinda ini nolep, makannya kaku" celetuk Azel.

Tangan mungilku langsung menepuk bahunya , " Asal ngomong aja, engga kok aku gak nolep, sok tahu si Azul"

"Berisik Udin"

"Bodoamat Azul"

"Udin nolep"

"Azul kamseupay"

"Berisik Kelen berdua, udahlah sana kelapangan, gelut aja kalian disana, biar enak" ujar Sandy.

Aku menghela nafas panjang, " San, aku gak suka gelut yah, aku tuh cinta damai ramah lingkungan" tangkasku.

Mereka semua terkekeh kecil dengan ucapan polosku.

"Eh hayu kita berangkat sekarang" ujar Bagas.

"Kemana?" Tanyaku.

"Kemana-mana hatiku senang, ayolah gak usah banyak ngomong" ujar Bagas sambil menghidupkan motor.

Aku menaiki motor Azel. Dan Azel yang mengendarainya, aku tidak bisa mengendarai motor, karena takut jatuh dan itu pasti sakit sekali.

"Gue gak mau ditengah yah, masa iya gue di dempet dua cowok. Emang gue cewek apaan" ujar Cecilia, disebelah sana.

"Gapapa Cil, lu di tengah biar anget"

"Anget pala lu muter,San"

"Ya udah serah lu aja, mau di knalpot juga gak apa-apa gue mah"

Cecilia pun terpaksa berdempet 3 dengan Sandy dan Bagas , karena ia tidak bisa di motor Azel. Karena motor Azel hanya muat untuk 2 orang saja.

"Berangkat" ujar Azel sambil berjalan memajukan motornya.

###

Hai akhirnya aku bisa kembali lagi dengan waktu tidak lama 😂
Jangan lupa votment ya guys, satu votment kalian menambah semangat aku buat berkarya😘

Salam sayang, Putrianwa💓
















ADINDARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang