Maaf, kita berteman saja

42 4 3
                                    

Bukan aku menerka-nerka
Hanya saja ini bukti nyata.
Maaf, bukan aku tak peka soal rasa
Hanya saja hatiku belum mau menerima cinta

°°°

Hari demi hari, kehidupanku menjadi anak SMA seperti umumnya. Setiap hari pulang sekolah langsung rebahan, atau membantu Mama. Saat malam tiba aku mengerjakan tugas seperti umumnya dan kini setiap hariku ditemani oleh kak Galang bertukar pesan.

Tring.

Suara notifikasi pesan BBm pun berbunyi , tangan mungilku pun mencari benda pipih itu, kini aku mengubah badanku dari rebahan menjadi duduk.

"Hmmm.. Kak Galang lagi" ujarku sambil menghembuskan nafas kasar.

Mau tak mau akupun membalas pesannya. karena, apabila tak dibalas aku merasa tak enak, kak Galang begitu baik kepadaku.

Kak Galang : hari ini aku mau mengajakmu ke suatu tempat. Kamu mau ya.

Aku mengernyitkan dahi. "Ngapain sih kak Galang ngajak aku segala, mau kemana ya"
Gumamku.

Tanganku pun mengetik  sebuah pesan untuk membalas pesan darinya.

Me : Maaf kak, Mama ku gak ngizinin.

Tak menunggu lama , Kak Galang pun membalas pesanku.

Kak Galang : Aku sudah meminta izin kepada Mama mu. Tunggu 20 menit lagi aku sampai rumahmu.

Mata ku terbelalak saat membaca pesan itu, pipi ku pun menjadi merah, sebab aku ketahuan berbohong.

Dengan langkah gontai akupun membuka lemariku dan mencari baju untuk hari ini.
Aku memilih baju berwarna kuning garis-garis dan celana jeans hitam.

Tak lupa akupun mencuci muka terlebih dahulu sebelum bertempur dengan bedak bayi dan lip tint.

Tok tok tok..

"Assalamualaikum" suara bariton diluar kamar.

"Eh, Nak, Galang. Silahkan masuk. Tunggu ya,Dinda nya dandan dulu. Biasa lah anak perawan" ujar mama ku diluar sana. "Silahkan duduk nak, ibu mau ngambil air minum dulu" lanjutnya.

"Ih Mama ngapain sih kek gitu ke kak Galang, bikin malu aja hwaaaa" gerutuku.

Akupun membuka pintu kamar, dikursi tamu terdapat kak Galang sedang duduk dan tersenyum manis kepadaku.

"Udah lama?"

"Engga kok, baru aja"

"Oh"

Akupun ikut duduk di hadapannya.

"Mama mu ngizinin saya buat jadi mantu katanya"

"Eh apaan sih, kak"

"Mau ya nunggu 5 tahun lagi"

"Apa sih gak jelas. Kakak kesini mau ngapain?"

"Saya mau ngajak kamu ke KUA"

"Dasar bucin"

"Iya, saya bucinnya kamu"

"Jangan basa basi kak, kakak mau ngapain kesini?" Tanyaku sekali lagi.

"Saya mau ngajak kamu kesuatu tempat, dimana kamu gak bakal lupa dengan momen itu"

Aku hanya bengong saja, tanpa berbicara apapun lagi.

"Ayo minum dulu nak Galang , air teh angetnya"

"Makasih Bu" ujarnya sambil tersenyum manis.

"Bu, saya minta izin ajak Adinda keluar, boleh Bu?"

"Kamu sudah 4 kali meminta izin kepada ibu. Iya, ibu izinkan. Tapi jangan pulang larut malam"

"Terimakasih Bu, kalau begitu saya dan Dinda berangkat sekarang" Galang berdiri dan langsung mencium punggung tangan Mama, "Assalamualaikum Bu"

"Waalaikumsalam, hati-hati dijalannya ya , nak"

Galang tersenyum lebar.

Aku pun dengan langkah gontai mengikuti jejak kak Galang.

"Siniin helmnya" pintaku.

"Saya yang pasangin, kamu jangan nolak"

Aku kembali menghembuskan nafas kasar.

Akupun menaiki motor milik kak Galang, kini cuaca Bandung sangat mendukung di sore hari dengan cuaca yang sangat cerah.

"Din"

"Iya kak"

"Kamu tahu mengapa Bandung sangat indah hari ini"

" Gak tau"

"Karena langit juga mendukung aku, buat kita bisa jalan bareng"

Aku mencubit kecil perutnya.

"Aww.. sakit,,, cubit lagi dong"

"Ga"

°°°

Mataku terbelalak melihat banyak sekali bunga yang sangat cantik.

"Maksud kakak kesini mau ngapain?"

"Mau ngasih tahu, bahwa ada yang sama indah sama kamu"

"Hah?"

"Kamu mau gak jadi pacar aku Din?"

"Maksud kakak?"

"Aku suka kamu sejak awal kamu masuk SMA"

"Ga lucu kak"

"Siapa yang ngelawak? , Saya serius suka sama kamu Din "

"Tapi kak, Maaf"

"Maaf untuk? Apa masih kurang perhatian saya sama kamu?"

"Bukan begitu kak, kakak sudah aku anggap sebagai kakak sendiri"

" Terus?"

"Maaf, kita berteman saja"

"Din" ujarnya sambil memegang tanganku.

"Beri saya satu kesempatan , bagaimana caranya supaya kamu menerima saya"

"Maaf, kak. Perihal soal hati tidak dapat dipaksa"

Kak Galang hanya mematung, sorot matanya sangat terlihat kecewa.

"Kak, kita pulang saja"

Kak Galang menuntun tanganku ke parkiran motor.

"Kak sini helmnya"

" Biar saya yang pasangin, kamu gak usah nolak. Biar saja perasaan saya yang kamu tolak. Tapi untuk ini jangan kamu tolak, saya mohon"

Aku hanya pasrah saja.

Kini aku menaiki motornya, sungguh aku tak enak hati kepada kak Galang. Tapi, bagaimana lagi. Tak ada sedikitpun rasa untuknya. Aku takut hanya bisa menyakitinya.

"Maaf kak, aku masih ingin menunggu Rama"  batinku.

###

Jlebbb... Galang jadi sadboy 💔

Jangan lupa votmentnya ya gaes 💕

ADINDARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang