Chapter 9.

2.3K 275 58
                                    

Rupanya, dewi fortuna pada saat ini memang sedang berpihak kepada Yeonjun.

Buktinya, ditengah bayangan rasa penasarannya.... Yeonjun melihat seonggok manusia yang pergi mengendarai sepedanya dengan mengenakan hoodienya yang berwarna baby blue.

Itu adalah Soobin. Yeonjun jelas tau karena sudah hapal perawakannya di luar kepala.

Buru-buru Yeonjun mengejarnya. Dan sialnya, setelah perempatan ia berbelok, sebuah mobil melesat begitu cepat disamping sepeda Soobin sehingga membuatnya hilang kendali.

Sepeda Soobin pun oleng, dan dia jatuh dengan tubuh yang membentur trotoar.

Barang-barang seperti tiga buket bunga kecil berwarna biru serta beberapa pancake rasa blueberry jatuh berceceran di atas aspal.

Buru-buru Yeonjun menghampiri Soobin berniat untuk membantu.

Tepat sebelum Yeonjun menawarkan bantuan untuk memapahnya berdiri, Soobin sudah lebih dulu mencegahnya untuk jangan mendekat dan memintanya untuk mengurus sepeda serta barang bawaannya yang tercecer di jalan.

Setelah itu, mereka duduk disebuah taman kecil yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian.

.

.

"Obati dulu lukanya."

Perintah Yeonjun dan memberikan perban, antiseptic, serta obat merah.

Soobin merasa tak enak hati membuat pria itu berkeringat dengan nafas tersengal karena habis pergi ke konbini dengan menaiki sepedanya.

Soobin tau betul, Yeonjun pergi dengan mengebut. Normalnya, butuh waktu sekitar 15-20 menit baginya untuk pergi. Mengingat jarak tempat ini dengan konbini itu sangatlah jauh. Namun, Yeonjun hanya pergi dan kembali dalam waktu 8 menit. Nekat sekali bukan?

"Hyung, minumlah sebentar. Aku hanya punya air mineral jika kau mau."

Katanya sambil menyodorkan botolnya dan diteguk habis oleh Yeonjun.

"Terimakasih."

Melihat Soobin yang kesusahan saat membersihkan lukanya sendiri cukup membuat Yeonjun gemas. Rasanya ia ingin menampik tangan anak itu dan mengambil alih pekerjaannya.

Namun, hal itu mustahil dilakukan. Jangankan mengobati lukanya, saat Yeonjun menampik tangan anak itu saja bisa jadi kemungkinan terbesarnya dia bisa pingsan ditempat.

Dengan kondisi ini, ada suatu pertanyaan lain hingap dalam pikiran Yeonjun. 'Bagaimana cara penderita hapephobic periksa ke dokter dikala mereka sedang sakit?'

.

.

"Hyung, serius. Aku bisa sen....."

"Naik."

Soobin yang pada dasarnya sulit membantah perintah seseorang, apalagi kalau orang tersebut lebih tua darinya. Pasti akan langsung menurut. Dan Yeonjun sudah hapal betul kebiasaan anak ini luar dalam.

Lagipula, Yeonjun memang sedikit memberi pemaksaan disini. Karena sumpah demi tuhan. Luka Soobin saat ini bisa dibilang cukup parah.

Ada dua luka di siku bangian kanan, dibagian lutut kiri dan yang paling parah adalah luka di bagian lutut kanannya sampai ke bawah.

Perjalanan itu berlangsung sangat lambat, terlebih diantara keduanya tidak ada yang berniat untuk membuka pembicaraan sangking canggungnya.

Yeonjun pikir, sejak dulu Soobin memang tidak banyak berubah. Ia masihlah menjadi pribadi yang canggung dan jarang bicara.

Love Yourself : YEONBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang