3

480 27 0
                                    

THE CON's HOSPITAL'

Kalimat itulah yang pertama kali Madyan baca ketika memasuki Rumah sakit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalimat itulah yang pertama kali Madyan baca ketika memasuki Rumah sakit ini. Design Rumah sakit ini sangat mewah, Ia pikir tempat ini terlalu luas untuk ukuran Rumah sakit swasta, dan ia juga yakin pasti pemilik Rumah sakit ini sangat kaya raya.

Madyan menatap sekelilingnya. Pemandangan yang saat ini ia lihat sudah tidak asing lagi di penglihatannya. Dimana UGD penuh dengan dokter dan perawat yang sedang sibuk melayani pasien, ambulace yang silih datang bergantian, dan kegiatan lainnya. Ia mengadahkan kepalanya untuk melihat aktivitas apa yang ada di lantai dua yang kebetulan dapat terlihat dari lantai satu. Tentu saja yang dilihatnya hanyalah orang – orang dengan infus di tangan mereka dan juga beberapa dokter dengan sergam putih mereka sedang berlalu lalang.

BRUK!

Madyan jatuh tersungkur di lantai. Ia merasakan nyeri di kedua lututnya. Dengan selang waktu satu detik emosinya sudah berada di pucuk kepalanya.

"Are you okey?"

Madyan mendengar sebuah suara baritone masuk ke dalam indera pendengarannya, dan dengan segera ia berusaha berdiri dan membalikan badannya untuk melihat sosok yang sudah menabraknya sampai jatuh tersungkur.

"Fuck!" Madyan menatap pria dengan jas kedokteran yang berada di depannya dengan tajam. Dilihat dari pakainnya tentu saja pria itu salah satu Dokter disini.

"Apa kau baru saja memakiku?"

"Tidak, lupakan saja." setelah mengatakan itu ia langsung meninggalkan pria di depannya yang sedang menatapnya dengan kesal. Tentu saja wajar kalau dia kesal, ini baru pertama kalinya mereka bertemu tapi ia telah berkata kasar kepadanya. Tapi ia tidak peduli, siapa suruh menabraknya sampai jatuh tersungkur.

"Kau sangat tidak sopan, Nona."

Madyan menghentikan langkahnya dan dengan refleks membalikan badan untuk kembali menatap pria yang telah membuatnya tersungkur. Sebenarnya ia sangat ingin berteriak keras dengan segala sumpah serapahnya yang tersangkut di pangkal tenggorokan, tetapi beruntung karena pria yang menabraknya memiliki paras rupawan sehingga ia membatalkan niatnya.

"Kau sangat bodoh, Tuan Dokter."

"Maksudmu?"

"Aku tidak menyangka Rumah Sakit ini mempunyai dokter sebodoh dirimu." Madyan melangkah mendekati pria itu kembali dengan kedua tangan yang dilipat di depan dadanya. Sekarang jarak mereka hanya tinggal satu meter saja. Jadi mereka berdua dapat saling melempar tatapan tajam satu sama lain.

"Dokter Ryan Powel." Madyan mengulurkan tangannya untuk memegang jas kedokteran dan membaca nama yang tertera di sana. Nama yang bagus, sebagus fisik orangnya.

"Apa yang kau lakukan, Nona?" Ryan dengan refleks mundur satu langkah dan tangan kanannya melepaskan genggaman tangan Madyan dari jas putihnya.

"Tidak ada." Madyan mengangkat tinggi bahunya, ia merasa tidak peduli.

I'M JOYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang