Warming Sun adalah sebuah club malam elit di kawasan Manhattan. Tempat yang diperuntukan hanya untuk kalangan sosialita, tidak sembarangan orang bisa memasuki club tersebut. Mereka harus sudah teruji statusnya. Para politikus, pengusaha, artis, dan kalangan elit lainya berkumpul dan saling berinteaksi di tempat ini. Ini adalah tempat paling kotor di Manhattan. Tempat ini juga menyediakan kawasan khusus untuk para pelajaran dari kalangan elit, khususnya para pelajar dari Crystal International School.
Madyan duduk sendirian di pinggir pembatas lantai dua. Matanya membidik tajam kearah lima orang yang duduk berkumpul di ujung lantai satu. Meja berbentuk lingkaran yang diperuntukan untuk orang – orang elitnya para elit. Ia sudah duduk mengawasi mereka sekitar satu jam dan masih betah memperhatikan mereka. Ia tidak melakukan apapun, ia hanya melihat dan mengawasi.
Madyan merasa seharusnya ia yang berada disana.
Madyan mengenal mereka dengan sangat baik. Janson, pria yang tadi siang bertemu denganya adalah salah satu dari mereka. Dan ada juga satu perempuan yang menempati urutan satu sebagai orang yang paling dibencinya saat ini. Melihat perempuan itu duduk di ujung, Madyan tersenyum, ia mendapatkan sebuah ide untuk menyapa mereka.
Sambil membawa satu gelas berisi vodka Madyan berjalan menuruni lantai dua. Langkahnya mendekat menuju tempat perkumpulan Janson dan yang lainnya. Mereka tidak menyadari keberadaan Madyan yang semakin dekat dengan mereka sampai tiba Madyan berada tepat di pinggir perempuan yang sangat dibencinya. Dengan gerakan yang kikuk Madyan pura – pura tersandung dan vodka yang berada di gelasnya mengenai wajah perempuan itu. Orang – orang di meja itu yang tadinya bising sibuk berbicara tiba – tiba hening.
"Oh my god, aku tidak sengaja," ucap Madyan dengan nada yang jauh dari kata menyesal. "Oh, ternyata kau, kebetulan macam apa ini bisa bertemu dengan istri mantan pacar tersayangku disini."
"Kau sengaja melakukanya," ucap Camila, ia menatap Madyan dengan tatapan kesal. Tapi tatapan Madyan seratus kali jauh lebih mengerikan dari tatapanya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya seseorang diantara mereka dengan nada sedikit membentak. Madyan mengingat jelas orang itu bernama Darwin Deker.
"Jangan membentaknya mr. Deker, kau akan menyesal.."
Terimakasih kepada Janson yang sudah mewakili Madyan untuk berbicara.
"Ops, ternyata aku ketahuan, kalau begitu aku akan melanjutkanya," ucap Madyan. Ia mengambil satu botol minuman yang terdapat di atas meja kemudian dengan santai mengeluarkan isinya di atas kepala Camila.
Mata semua orang terbuka lebar saat menangkap aksi yang dilakukan Madyan. Termasuk Janson, ia tidak menyangka bahwa Madyan masih sebar-bar dulu meskipun ia tahu betul bahwa waktu tidak akan bisa mengubah sifat Madyan. Tapi tak apa karena itulah daya tarik seorang Madyan, dia kuat dan tak tersentuh.
"Apa yang kau lakukan?" Darwin kembali membuka suaranya.
Dalam keadaan tempat yang kurang pencahayaan tentu saja mereka belum menyadari siapa Madyan.
Madyan tersenyum puas melihat keadaan Camila yang basah kuyup akibat perbuatanya. "Ini sambutan selamat bertemu lagi denganku," ucap Madyan. Ia telah selesai dengan Camila, selanjutnya ia menghadapkan tubuhnya kepada orang – orang lainya sehingga mereka bisa melihat wajahnya dengan jelas. "Hi, senang bertemu dengan kalian lagi. Tidak adakah yang mau menyambutku? Ah jahat sekali kalian."
Madyan bisa melihat raut wajah terkejut Darwin Deker, Dior Scott, dan Lucas Myama. Teman – teman dekatnya dulu dan mungkin sekarang tidak, mengingat Camila sudah berada di dalam komplotan mereka seolah – olah menggantikan posisi Madyan dulu. Egonya sedikit tergores dan itu sedikit berbahaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M JOYE
Romance(18+) Joye adalah seorang legenda dalam dunia kedokteran, ia menjadi incaran seluruh rumah sakit di dunia. Orang - orang tidak mengetahui bahwa ia menyandang nama Deuthcer yang merupakan salah satu keluarga terkaya dan paling berpengaruh di dunia...