Vanya melangkahkan kakinya keluar dan duduk dimeja makan bersama Bella dan Gio.
"Makan Van. Biasanya kan kata lo, makan itu buat ngelampiasin kesedihan lo. Jadi, sekarang lo makan ya!" ucap Bella
Vanya mengangguk kecil dan menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya yang terasa kelu itu.
"Gue udah"
Gio beranjak pergi dan meninggalkan meja makan.
"Bentar ya Van!"
"Eh gak usah Bel! Biar gue yang coba ngomong lagi sama Gio." ucap Vanya dan langsung bergegas mengerjar Gio.
Vanya masuk kedalam kamar Gio, yang ia yakini kamar mereka.
"Gio"
Gio menoleh dan terkejut,
"Berani-beraninya lo masuk kamar gue! Keluar!" usirnya.
"Gue minta maaf. Gue gak tahu kalau bokap lo dan nyokap gue itu pernah ada hubungan. Gue bakal minta maaf terus ke lo sampai lo mau maafin gue. Gue bener-bener gak tahu. Setahu gue, bokap gue udah ninggalin gue sejak kecil. Gue bener-bener gak tahu bokap gue itu siapa. Hiks. Maaf Gi."
Gio masih enggan untuk berbicara dengan Vanya saat ini. Ia masih tak bisa terima kenyataan pahit dari masa lalu orang tua mereka.
"Maaf Gi maaf! Gue gak papa kok kalau lo ngusir gue dari rumah lo. Hiks. Tapi maafin gue,"
Gio hanya menatap datar Vanya yang sedang menangis tersedu-sedu itu dihadapannya.
"Apa perlu gue sujud di kaki lo? biar lo maafin gue?" Vanya langsung terduduk lemah dihadapan Gio.
Gio membulatkan matanya, dan segera menarik Vanya untuk berdiri.
"Sorry Van. Gue hanya belum bisa terima kenyataan kalau kita saudara."
Vanya menangis keras. Kelemahan Gio adalah sama sekali tidak bisa melihat perempuan menangis olehnya.
Gio merengkuhnya, memeluk Vanya yang semakin menangis. "Udah Van. Besok-besok mungkin gue udah bisa nerima lo di kehidupan gue"
Vanya membalas pelukan Gio, "Makasih Gi, gue bakal pergi kok setelah ini."Gio melepaskan pelukan mereka, "Gak usah. Lo gak apa apa disini"
"Gak enak sama lo dan Bella. Gue bener-bener merepotkan"
"Its okay, Bella pasti gak mau kehilangan sahabatnya" jelas Gio singkat.
Vanya tersenyum. "Thanks banget. Tapi setidaknya kalian mau kan cariin gue apart aja? gue malu kalo harus sama kalian mulu."
"Besok kita cari!"
Vanya tersenyum, "Sekali lagi,makasih Gio"
Vanya memeluk Gio erat dan kemudian melepasnya. Vanya melangkah keluar dari kamar Bella dan Gio."Udah baikan nih Van?"
Vanya terkejut saat mendapati Bella yang tengah ada dihadapannya itu.
"Eh Bel!"
"Sorry Bel tadi gue lama. Soalnya.. "
Bella tersenyum, "Ah udah, yuk kita makan. Kita kan belum makan!"
Vanya hanya mengikuti langkah Bella. Menatap Bella yang tengah sangat bodoh dalam hal seperti ini.
---
"Ayuk!" seru Vanya dan langsung masuk kedalam mobil milik Gio.
"Eh Van! Lo dibelakang dong."
Vanya terkejut, "Loh kenapa?"
Gio berdecak pelan. "Bella didepan, lo dibelakang"
"Oh gitu. Yaudah gue pindah ya"
Bella yang merasa tak enak kepada Vanya pun langsung menggeleng cepat. "Gak usah Van. Lo didepan aja, lebay amat ah."
Vanya hanya diam menatap Bella dan Gio bergantian
"Gas Gi! tunggu apalagi?!"
Vanya tertawa.
Sepanjang jalan, tak henti-hentinya Vanya berceloteh tentang hal apa saja, yang menurut Bella dan Gio kurang penting.
"Nah ini apart pertama. Dari lingkunganny, kira-kira lo tertarik masuk gak Van?" tanya Bella sambil mengajak Vanya dan Gio keluar dari mobil.
Vanya menatap sekelilingnya, "Hmm keknya terlalu besar Bel"
"Gak mau masuk dulu gitu?"tanya Bella kepada Vanya yang masih menilai kondisi disekelilingnya.
"No."
"Yaudah cari lain!" tukas Gio cepat dan mausk ke dalam mobil.
Mereka mencari apartemen yang jauh dari rumah Bella dan Gio dengan alasan Vanya yang mau mandiri. Apartemen yang terakhir ini sangat dekat dengan sekolah mereka.
"Oke! Gue mau!" ucap Vanya semangat.
"Harus langsung DP dan sisanya tunggu mau nempatin." jelas Bella.
"Tapi gue gak bawa duit Bel"
Bella terkekeh "Pake yang gue aja dulu Van"
"Gak usah. Kamu pake atm aku aja. Ini." Gio menyerahkan 3 atm sekaligus.
"Yaudah" Bella langsung mengurus apartemen yang akan ditempati Vanya nanti.
"Kita pulang!"
---
"Eh Gio! Mampir dulu yuk kesana!" ajak Vanya dengan mata penuh binar.
"Oke"
Selama perjalanan, Bella tertidur pulas dibelakang. Mungkin capek.
"Bel"
Gio mencoba membangunkan Bella yang sedang tidur itu.
"Bella"
Gio menepuk pelan tangan Bella itu.
"Sayang"
Bella menggeliat pelan dan merubah posisinya.
"Gimana Gi?"
Gio menggeleng lemah,
"Yaudah bawa pulang aja eskrimnya" ucap Vanya.
"Yuk! gue temenin lo makan disana" ajak Gio.
Vanya tersenyum puas,
"Gue akan buat lo kembali ke pelukan gue, Gio."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE
RomanceCerita Bella dan Gio sepasang most wanted sekolah yang terpaksa menerima perjodohan yang diajukan kedua orang tuanya. Gio yang dingin dan semena-mena, namun sebaliknya Bella yang menghargai dan menghormati Gio yang berstatus sebagai suaminya. ‼️HIGH...