Kriinggg....kriingggg...
Suara jam weker yang nyaring membangunkan gadis cantik yang sedang terlelap dari tidurnya.
"Jam berapa sih sekarang? Kayanya gue baru tidur dua jam doang deh." Gumam Clara yang masih enggan untuk membuka matanya.Dengan mata yang masih terpejam Clara mengambil jam weker yang bertengger cantik di atas meja nakas samping tempat tidurnya, perlahan dia mulai membuka mata dan melihat pukul berapa sekarang. Dan betapa kagetnya Clara melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi yang itu artinya dia sudah terlambat bekerja, tanpa pikir panjang Clara langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sekedar untuk mencuci muka.
"Mampus gue telat bangun gara-gara semaleman gue nonton drakor." Ucap Clara setelah membersihkan diri dan memakai baju kantornya dengan berdandan seadanya.
"Aduh udah mau jam setengah delapan lagi, bisa mati nih gue kalo sampe ketahuan sama bu Siska." Ucapnya lagi.
Setelah semua perlengkapan kerja sudah siap, Clara bergegas untuk berangkat kerja. Sambil mengunci pintu ia sempat berkaca di jendelanya untuk melihat penampilannya, "Bodo amatlah dandanan gue jelek, yang penting gue masuk daripada nggak sama sekali". Lalu diapun keluar dari kontrakannya untuk menuju kantornya, dengan menggunakan ojek pangkalan yang biasa mangkal di depan gang kontrakannya. Padahal jarak kontrakan ke kantornya tidak begitu jauh, karena dia sudah terlambat terpaksa harus menggunakan ojek untuk sampai dengan selamat.
Memang saat ini Clara hanya tinggal sendiri di kontrakan kecil yang berlokasi di Jakarta Selatan yang jarak kantor dengan kontrakannya tidak begitu jauh, kedua orang tuanya berada di Yogyakarta. Clara anak bungsu, dia mempunyai kakak laki-laki yang bernama Arland Kusuma. Arland sangat menyayangi dan perhatian terhadap Clara. Umur mereka berjarak empat tahun, Clara yang sekarang di umur 23 tahun dan Arland yang berumur 27 tahun. Well, memang Clara memutuskan untuk merantau ke Jakarta sekedar ingin hidup mandiri dan tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. Keinginan dia ke Jakarta karena kecewa dengan keadaan yang mengharuskan dia bekerja di perusahaan tempat ia bekerja.
~~~~
"Bang stop!! Udah disini aja bang." Teriak Clara
"Nih bang duitnya." Kata Clara sambil menyodorkan duit berwarna biru.
"Aduh neng, gak ada kembaliannya saya." Ucap abang tukang ojek tersebut.
"yaudah bang ambil aja kembaliannya."
"Makasih banyak yah neng." Kata tukang ojek itu dengan antusias.
"Iya bang sama-sama." Ucap Clara dan berlalu pergi meninggalkan tukang ojek itu sambil berlari untuk memasuki kantornya. Karena waktu hampir menunjukkan pukul 09.20 dan itu artinya Clara sudah terlambat dua puluh menit dari jam kerjanya yang harusnya masuk jam sembilan, pasti setelah ini Clara berfikir akan mendapatkan hukuman dari bu Siska Manager di bagian keuangan yang terkenal dengan kegalakannya. Clara memang bekerja di bagian staff keuangan yang baru dua bulan dia bekerja.
Tanpa di sangka akibat dia tidak berhati-hati saat berlari melewati pintu masuk kantornya,
"BUGHHH...""Aduh sial banget sih nasib gue." Gumam Clara sambil meringis memegangi kakinya yang sakit akibat terjatuh.
"Punya mata nggak kamu!!" Ucap pria tersebut dengan nada dingin.
"Aduh, pake nanya lagi gue punya mata apa enggak. Jelas-jelas gue punya mata." Kata Clara yang masih menunduk untuk melihat keadaan kakinya.
"Kamu sudah menabrak saya tapi malah ngomong yang nggak sopan, dan juga saya paling tidak senang kalau sedang berbicara lawan bicara saya malah menunduk."
"Gue nunduk karena ngeliatin kaki gue yang sa......" Ucap Clara dengan kagetnya setelah dia melihat pria tersebut.
Tanpa di sangka pria yang sedari tadi berbicara dengannya adalah orang yang sangat di hormati di kantor ini, siapa lagi kalau bukan Alaska Fernandez. Dia adalah CEO muda di perusahaan Fernandez Group dengan usianya yang baru menginjak 27 tahun, sekaligus orang yang mempunyai perusahaan ternama di Indonesia maupun luar negeri. Ya, dia adalah Alaska Fernandez dengan wajah tampan yang mambuat kaum laki-laki iri kepadanya, memiliki postur tubuh proporsional dan juga memiliki kekayaan yang bisa menghidupi ketujuh keturunannya kelak. Tidak heran memang bagi kaum wanita sangat mengagumi dan ingin memiliki Alaska sebagai pasangan hidupnya. Tetapi tidak bagi Clara seorang Alaska tetaplah hanya manusia biasa yang sama seperti manusia diluaran sana.
"Eh ternyata bapak toh, pagi pak maaf yah pak tadi udah nabrak bapak." Ucap Clara dengan memasang senyum semanis mungkin.
"Cantik.." kata Alaska dalam hati, yang sedari tadi memperhatikan gadis di hadapannya.
"Kenapa? Kaget liat saya?" Tanya Alaska dingin.
"Biasa aja sih pak sebenarnya, yaudah pak saya mau kerja dulu." Balas Clara yang sudah berdiri dari duduknya.
"Jadi kamu lari-lari karena telat?"
"Iya pak" Gumam Clara pelan yang masih dapat di dengar oleh Alaska.
"Setelah jam makan siang kamu keruangan saya." Lalu Alaska yang mulai melangkah meninggalkan Clara dalam kebingungan.
"Tumben tuh orang nyuruh gue keruangannya, kenal gue juga nggak dia." Gumam Clara dengan keheranan.
"Saya tunggu nanti diruangan saya dan jangan sampai telat Clara." Setelah sempat berhenti sebentar untuk berbicara, Alaska benar-benar berlalu meninggalkan Clara.
"Lah kok dia tau nama gue." Heran Clara.
"Buat apa saya keruangan bapak? PAK ALASKAAA....." Teriak Clara memanggil alaska yang sudah berlalu jauh meninggalkannya tanpa menghiraukan pertanyaannya.
"Ah elah ngapain gue harus keruangannya sih, mana kaki gue sakit banget lagi dan tuh orang bukannya nolongin gue malah main pergi aja." Kesal Clara sambil melangkah dengan kaki yang masih sakit untuk menaiki lift menuju ruang kerjanya yang berada di lantai sembilan.
Note: Maaf yah kalau ceritanya rada gak nyambung🙏🙏, soalnya ini cerita pertama aku di wattpad...
Jangan lupa buat kasih vote sama komen yah, biar aku bisa terus-terusan update ceritanya😊😊
Selamat Membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boss
RomanceApa makna kehidupan menurut kalian? Jika kalian berpikir makna kehidupan itu adalah membuat diri menjadi senang, seperti shopping atau bermain-main dengan teman, tapi menurut Clara makna kehidupan itu kecewa. Dulu Clara pernah berkhayal di kehidupan...