Sampai detik ini Clara masih tidak menyangka dengan dia yang berakhir di mobil bosnya itu. Awalnya Clara bersikukuh untuk melarang bosnya untuk mengantarnya, tetapi perintah Alaska yang memang tidak bisa dibantah olehnya. Dan mulai detik ini Clara menganggap Alaska seorang pengganggu dan sangat menyebalkan dengan semua perintahnya.
Saat keduanya sudah berada di dalam mobil keheningan menyelimuti suasana tersebut, tidak ada yang memulai pembicaraan antara keduanya. Clara yang lebih memilih diam dengan beribu pertanyaan yang ada di otaknya, sedangkan Alaska memfokuskan pandangannya ke jalanan karena sibuk menyetir. Memang sebelumnya Clara sudah memberi tahu Alaska dimana kontrakannya berada.
Clara merasakan getaran ponselnya yang berada di dalam tasnya, dia pun melihat ponselnya yang ternyata ada panggilan masuk dari Kak Arland.
"Halo dek kamu dimana?" tanya Arland terlebih dulu di seberang sana.
"Aku lagi di jalan kak, kakak udah sampe kontrakan aku?" ujar Clara.
"iya ini aku udah sampe dek"
"yaudah kak tunggu dulu yah"
"Oke cantik aku tunggu hahaha." tawa Arland kepada adiknya.
"Hahahahhaha oke komandan." ledek Clara sambil ikut tertawa, lalu Clara memutuskan panggilan tersebut.
Tanpa disangka sedari tadi Alaska mendengarkan percakapan Clara dengan orang yang berada di telepon tersebut, entah mengapa mendengar Clara berkata ganteng dan tertawa membuat hati Alaska memanas mengetahui Clara berbicara dan tertawa dengan seorang pria.
"Siapa itu? Sepertinya pacar kamu yah? Tanya Alaska dingin dengan masih fokus menyetir.
Dahi Clara mengernyit karena bingung dengan pertanyaan Alaska, sebab untuk apa Alaska bertanya seperti itu. "Kenapa bapak jadi kepo." ujar Clara.
Ya buat apa memangnya Alaska bertanya seperti itu? Entahlah Alaska juga bingung akan pertanyaan tersebut, yang Alaska ketahui dia sudah mulai tertarik pada Clara sejak pertemuan pertama mereka.
"Sayakan atasan kamu, memangnya tidak boleh saya bertanya seperti itu." Sahut Alaska dengan datar.Aneh akan sikap atasannya, itulah pikiran yang terlintas di pikiran Clara saat ini. "Tapi gak semuanya juga bapak harus tahu masalah pribadi karyawannya, apalagi pertanyaan mengenai pacar" ucap Clara.
"Ya apa susahnya kamu tinggal jawab aja." Alaska menatap Clara sekilas dengan tajam lalu kembali fokus menyetir.
"Ini beda pak, karena ini masalah pribadi. Depan stop pak yang ada pagar coklat."
Mobil berhenti sesuai perintah Clara dan sebelum turun Clara menatap bosnya dengan datar, lalu berbicara lagi."Dengar yah pak saya paling tidak suka ada yang kepo masalah pribadi saya, terutama pertanyaan bapak tadi. Dan terima kasih banyak untuk tumpangannya." Lanjut Clara sarkastik lalu turun dari mobil Alaska.
Alaska masih termenung dengan ucapan Clara barusan dan menatap kepergian Clara lewat jendela mobilnya, dengan kagetnya Alaska melihat seorang pria menunggu Clara dikontrakannya dan masuk bersama. Rahang Alaska mengeras dengan tangan yang terkepal manahan emosi yang meluap-luap. "Shit." Umpat Alaska memukul stir mobilnya.
"Kita lihat saja Clara, kamu akan jatuh sedalam-dalamnya kepadaku." Ucapnya dengan seringaian misterius yang tampak jelas di wajah tampannya.
~~~
Setelah masuk ke dalam kontrakannya Clara merebahkan tubuhnya di sofa. Clara masih merasa kesal akan pertanyaan atasannya, meskipun hanya pertanyaan sepele tetapi Clara sangat tidak suka dengan orang yang baru kenal sekedar menanyakan pertanyaan seperti itu. Tanpa Clara sadari Arland sudah duduk di sampingnya dan memperhatikan adiknya sejak turun dari mobil yang entah Arland sendiri tidak tahu siapa pemilik mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boss
RomanceApa makna kehidupan menurut kalian? Jika kalian berpikir makna kehidupan itu adalah membuat diri menjadi senang, seperti shopping atau bermain-main dengan teman, tapi menurut Clara makna kehidupan itu kecewa. Dulu Clara pernah berkhayal di kehidupan...