2 # Mikha POV

10 2 0
                                    

Kerinduan yang selama ini aku rasa akhirnya dapat terobati dengan hadirnya dirimu saat ini. Engkau wanitaku

Mikha POV

Tak sengaja aku bertabrakan dengan seorang perempuan memakai khimar yang menjuntai hingga batas pinggangnya. Aku tertegun melihatnya. Aku mengacuhkan apa yang ia ucapkan. Aku merasa mengenalnya, namun entah itu siapa. Hingga ku dengar kalimat yang ia ucapkan membuat aku teringat seseorang yang sangat aku rindukan sampai detik ini.  Lalu aku tersadar ketika ia mengucapkan kalimat yang tak asing bagiku 'dasar manusia aneh' dari situlah aku mulai mengingat dan ternyata benar dengan wajah mungilnya ku teringat bahwa ia adalah teman masa kecil ku, dia Nadira sahabatku.

Aku tidak salah lagi. Aku begitu rindu padanya sudah sekian lama aku tidak berjumpa dengannya.
Terakhir kali aku bertemu dengannya ketika umurku 10 tahun. Dan umurnya sekitar 7 tahun.

Sungguh tak kusangka aku dapat bertemu dengannya hari ini. Setelah sekian lama aku dipindah tugaskan oleh rumah sakit yang ada di Bandung ke rumah sakit di Palembang. Pertama kali aku mendengar kabar itu aku sangat bahagia. Dengan pindah tugasnya aku dapat mencari alamat Nadira di sela-sela waktu kerjaku.

Ya, aku adalah seorang dokter. Aku lulus satu tahun yang lalu dan langsung diterima bekerja di salah satu rumah sakit di Bandung, kemudian di pindah tugaskan ke Palembang.

Dulu Nadira memang tinggal di Bandung dan ia juga lahir di Bandung. Kami tinggal di satu komplek yang sama.
Aku masih ingat Nadira memiliki satu adik perempuan yang bernama Sheilla.

Kedua orang tua kami berteman cukup dekat sehingga itu yang menjadikan aku dan Nadira menjadi teman dekat pula.

Semasa kecil kami selalu saja bertengkar mengenai hal sepele yang terkadang membuat gelak tawa bagi kedua orang tua kami. Itu semua tentu saja ulah Nadira kecil yang lucu.

Selalu ada saja pola tingkah lucunya yang membuat siapa saja yang melihatnya gemas dibuatnya.

- - -

Umi dan Abiku adalah seorang guru mengaji. Umi dan Abiku keduanya mengajar sebagai guru mengaji dan juga guru agama di salah satu SMA di Bandung.
Disetiap sore hari anak-anak yang berada di komplek ini pergi mengaji yang diajar oleh Umi dan Abiku.
Termasuk Nadira yang ikut datang untuk mengaji juga.

Selepas mengaji aku, Nadira dan teman-teman yang lain melanjutkan untuk kembali bermain.

Masa-masa yang sangat indah saat kecil dulu.

Nadira suka menyebutku dengan sebutan 'manusia aneh' entah karena apa yang membuatnya memanggilku dengan sebutan itu.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Waktu terus bergulir melewati detik demi detik di setiap waktu yang aku lewatkan.
Hingga saampailah pada saat ini. Aku kembali melihat perempuan yang dulu menjadi teman kecil ku yang selalu memberikan aku semangat ketika aku kalah dan jatuh. Engkau selalu ada untuk ku Nadira.

Aku harap engkau masih sama seperti Nadira kecil ku yang dulu.
Aku rindu..

.............

Namun kini aku menyesal kenapa ketika aku bertabrakan dengannya aku malah diam dan menatapnya. Seolah-olah ada yang menahan tubuh dan bibir ku untuk bicara. Hingga akhirnya ia pun pergi.

Tapi apakah ia tidak mengenali aku. Teman nya yang dahulu. Yang selalu mengalah jika ia menangis jika tidak mendapatkan coklat yang ia inginkan.
Sungguh aku sangat menyesal mengapa tak menyapanya.

Kini Nadira menjadi perempuan yang sangat cantik, anggun dan terlihat sholehah dengan gamis dan khimar yang ia kenakan.
Masih terlihat sifat periang yang ia miliki tersimpan dalam dirinya.

Setelah tersadar dari lamunanku di supermarket kemarin aku kembali mengikuti gerak langkahnya dari kejauhan. Kulihat dirinya dengan bibir yang masih komat kamit merutuki coklat yang ia pegang. Entah apa yang terjadi pada coklatnya.
Aku hanya tersenyum dari kejauhan melihatnya yang begitu lucu ketika sedang kesal.

Ingin sekali aku menyapanya namun tangan ku ditarik oleh seseorang yang ternyata adalah sahabat karibku yaitu Fazrul.

"Wooii.. Ngapain lo disini. Zinah mata lo liatin cewek segitunya sambil senyum-senyum lagi" ucap Fazrul didikuti matanya yang mengikuti arah mata Mikha

"Yaaah sok tau loh. Gini loh gue itu liatin tuh cewek kayak orang yang gue kenal jadi gue liatin takut salah orang." elak Mikha

"Ck. Ngeles aja loh" sindir Fazrul
"Terserah."

🤗🤗🤗🤗🤗🤗

Assalamualaikum
Hallo semuaaa... Ini cerita pertama aku yaa. Aku disini masih coba-coba hehe. Mohon bantuannya untuk follow yaaaa..

Terima kasihh
Love you all...😁😁

Catatan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang