Sebuah spring bed bernuansa kartun Batman tertata rapi, lengkap dengan berbagai ukuran boneka action figure tampak menghiasi. Warna hitam dan abu-abu mendominasi. Dinding dilukis sedemikian rupa seolah aku sedang berada di Gotham City. Senang. Itu kesan pertamaku setelah memasuki kamar ini. Namun Mama dan Papa pasti salah beli. Aku kan suka Superman.
Lagipula kenapa mereka memilih kamar ini? Kamar yang letaknya tepat di sebelah kamar mandi. Lembap dan pengap tanpa sirkulasi udara. Namun Mama menjaga kamar ini tetap wangi dengan meletakkan bunga di atas meja. Ada yang aneh, ini tidak seperti rangkaian bunga untuk dekorasi pada umumnya. Baunya menyengat.
Kelopaknya ditanggalkan satu per satu dan dibiarkan berceceran memenuhi nampan. Di sebelahnya sebuah mangkuk kecil dari tanah liat yang berlubang di sekeliling terisi penuh oleh arang. Aku pernah melihat benda seperti ini di rumah nenek, untuk memasak. Ukurannya sepuluh kali lebih besar. Lalu, ini untuk apa?
"Niko! Kamu ngapain disitu? Keluar!" Mama sedikit membentak, mengagetkanku.
"Kamar ini buat Niko kan, Ma? Niko suka. Tapi Superman aja, jangan Batman."
"Mama bilang keluar!" tukas Mama lebih keras. Aku menunduk lalu segera keluar.
Kukira Mama menyiapkan kamar itu untukku. Ternyata kamar itu dibiarkan kosong seperti dulu. Bedanya sekarang selalu terkunci dan Mama membawa kuncinya kemana-mana. Sedangkan aku disuruh tidur di ruang tengah dengan menggelar kasur busa. Kenapa mereka menyuruhku tidur di luar sendiri? Aku kan masih TK, aku juga belum punya adik. Lalu kamar itu untuk siapa?
💀
"Papa mau kemana?"
"Jalan keliling kompleks," jawab Papa singkat.
"Aku ikut, ya?"
"Nggak usah! Kamu dirumah saja!" Kedua tangan Papa bertaut di balik pinggang, lalu pergi begitu saja.
Sudah kuduga pasti begitu. Papa dan Mama aneh sekali akhir-akhir ini. Kalau aku minta sesuatu pasti langsung dibentak. Papa jarang mengajakku main bola di halaman. Mama tidak pernah lagi menemaniku belajar. Mereka sibuk bergantian keluar masuk kamar kosong itu.
Mama tidak mau makan bersama kami lagi. Papa tidak pernah menghabiskan makan malamnya. Sisa makanan itu diberikan pada Mama untuk disimpan di lemari makan hingga basi. Kenapa tidak langsung dibuang sih? Kan bau. Saat kubuka lemari dan mencium baunya, aku hampir muntah tapi Mama malah marah-marah.
Lamunanku buyar saat kulihat sekilas ada anak kecil menggelayuti punggung Papa. Papaku seperti menggendongnya. Anak kecil gundul berkulit putih pucat yang hanya memakai celana popok. Perasaan Papa sendirian tadi, lalu anak itu siapa?
💀
Aku kebelet pipis. Jam menunjukkan pukul 1 malam. Rasanya tidak berani kalau harus ke kamar mandi sendiri. Apalagi melewati kamar kosong itu. Samar terdengar suara lemari dibuka. Mama atau Papa pasti ada di sana. Benar saja, kulihat Mama tertidur di depan meja makan. Tangannnya menjuntai ke bawah dan jemarinya membuatku bergidik. Hii, Mama tidak cuci tangan sehabis makan. Jorok. Karena tak tahan, kuteruskan langkahku ke kamar mandi.
Kamar mandi tidak begitu jauh dari ruang makan sehingga siapapun yang ada di sana akan langsung terlihat begitu aku keluar. Namun sebuah hal aneh tertangkap oleh mataku. Sesosok anak kecil yang kira-kira berumur tiga tahun berjalan memunggungiku mendekati Mama. Aku tidak dapat melihat wajahnya. Kepalanya gundul, kulitnya putih pucat dan hanya memakai celana popok. Ini seperti anak yang digendong Papa tadi sore.
Ia berjongkok saat jaraknya dengan Mama hanya sekitar satu lengan. Kini ia menghadap ke samping sehingga aku bisa melihat wajahnya. Datar, tanpa senyuman. Anak itu memegang tangan Mama dan menjilati jemarinya. Ingin kupanggil Mama agar bangun dan mengusirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREEPY STORY
HorrorSebelum membaca, baiknya pikirkan hal yang mungkin akan kau lakukan ketika mendapati cerita yang membuatmu bergidik dan mual ada di sini .... Highest rank # 1 - paranoid on 12/09/19