Butterfly.. like a butterfly~
Jimin bersenandung ria dengan airpods yang terpasang di kedua telinganya. Matanya sibuk meneliti rentetan kalimat soal yang tertulis di buku paket sekolahnya.
Lain halnya dengan Jimin, Yoona justru terlihat mencebikan bibirnya kesal seraya terus mengetuk bolpoinnya ke atas meja. Hal itu tentu saja tak luput dari pandangan Jungkook yang tengah bermain dengan ukulelenya, menghiraukan tugas di depan mata dan membiarkan Jimin mengerjakannya sendiri.
"Ugh, sebal," gumam Yoona.
"Kamu ini kan ketua kelompok, bukannya bantu cari malah marah-marah gak jelas. Wanita emang aneh."
Itu Jungkook.
Yoona menatap sekilas ke arah Jungkook tanpa minat. Membuat Jungkook ingin sekali melempar temannya itu ke Sungai Han. Hanya ingin, tidak benar-benar dilakukannya kok.
Lagipula ia tidak mau banyak berita memuat kabar mengenai seorang pelajar yang membunuh teman sekelasnya, dan berakhir dipenjara seumur hidup. Jungkook tidak mau, membayangkannya saja membuatnya bergidik ngeri.
Hari ini mereka tengah berkumpul di rumah Jungkook karena harus menyelesaikan tugas kelompoknya. Sebenarnya Yoona sempat mengajukan usulan untuk mengerjakan tugas di rumah Jimin saja agar ia dapat bertemu dengan Tante Park, hanya saja Jimin berkata bahwa rumah Jungkook merupakan opsi yang menurutnya paling benar.
Bukan tanpa alasan, namun setiap kali mereka mengerjakan tugas di rumah Jimin, Tante Park atau ibunya Jimin selalu saja berkata hal-hal yang membuat Jimin menutup wajahnya malu.
Misalnya seperti,
Kayaknya di kehidupan sebelumnya Tante itu salah satu plankton di bumi. Coba lihat deh Jimin, kecil banget kayak plankton. Iya kan?
Setelah mendengar ucapan dari ibunya tersebut, sontak saja Yoona dan Jungkook tergelak tertawa kencang. Bahkan keesokan harinya Jungkook terus saja mengolok Jimin dengan memanggil Jimin dengan sebutan Plankton.
Oleh sebab itu, akhirnya Jimin memilih untuk mengerjakan tugas kelompok di manapun asal bukan di rumahnya sendiri. Ia tak mau menjadi bahan olokan kedua temannya lagi. Menyebalkan memang.
"Na."
"Hm."
"Yoona."
"Apaan sih, Kook?"
Jungkook menggelengkan kepalanya seraya menampilkan cengiran khasnya, menampakkan deretan gigi kelincinya yang lucu. Hal itu membuat Yoona sedikit geram karena menurutnya Jungkook tidak jelas sekali sejak tadi.
Menyimpan ukulelenya di atas meja, Jungkook lantas mencolek bahu Yoona beberapa kali hingga membuat sang empu memberikan tatapan datarnya pada Jungkook.
"Ada apa sih? Aku lagi sibuk ngerjain tugas nih."
"Kemarin abang kamu hubungi aku, katanya kamu hampir diculik om-om. Terus dia minta aku buat anter kamu tiap pulang sekolah."
Yoona menepuk dahinya pelan. Ia tak habis pikir dengan apa yang kakaknya ucapkan pada Jungkook.
"Aku gak diculik kok, ngawur ah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany •KSJ
FanfictionKim Seokjin seorang single parent, sang istri meninggal ketika melahirkan buah hati mereka. Kim Sooyeon gadis berumur tujuh tahun yang selalu meminta sang ayah untuk memberinya sosok ibu. "Maukah kamu menjadi istri dan ibu untuk anak saya?" [BAHASA...