Chapter 08 : Sooyeonie

310 51 44
                                    

Halooo!

Baru bisa up, ide baru muncul soalnya. Btw peringatan aja kalau chapter ini lumayan banyak narasi, kalau bosen skip aja :)

Oh ya sebelumnya, aku mau minta pendapat kalian dulu.

Kalau nama tokoh cerita ini aku ubah jadi lokal gitu, kalian setuju gak? Atau tetep di nama asli mereka aja?

Yay or nay?





_____Epiphany_____

Dua minggu pasca dimana Seokjin mendengar bahwa putrinya mengalami pembullyan di sekolah, pria itu memutuskan untuk menyekolahkan Sooyeon dengan sistem homeschooling.

Saat itu, ketika ia dan adiknya tengah berdiskusi mengenai perusahaannya tiba-tiba saja Bu Hyena selalu wali kelas Sooyeon menelpon dan memberitahu bahwa Sooyeon tengah menangis bersama seorang gadis remaja yang berusaha menenangkannya.

Tak ada yang lebih mengkhawatirkan dibandingkan keadaan putri semata wayangnya. Setelah mendapat panggilan tersebut, Seokjin memutuskan untuk menjemput Sooyeon secepatnya. Ia merasa tidak tenang saat tau bahwa Sooyeon sedang menangis yang entah karena hal apa bisa seperti itu.

Betapa terkejutnya Seokjin ketika melihat Sooyeon yang berada di dalam dekapan Yoona, tengah menangis dengan suara paraunya. Ia mencoba tenang dan tidak bersikap gegabah seperti sebelumnya.

"Sooyeon dibully sama temen sekelasnya, om."

Begitu yang diucapkan oleh Yoona setelah ia meminta jawaban lewat gestur wajahnya. Seokjin tak habis pikir kenapa bisa Sooyeon mendapatkan perlakuan buruk seperti itu padahal dari yang ia tahu bahwa Sooyeon merupakan anak baik-baik dari kabar yang ia dengar melalui wali kelas putrinya itu.

"Alasan Sooyeon dibully.. karena anak-anak itu bilang kalau Sooyeon gak punya ibu."

Seokjin mengacak rambutnya kasar, merasa jenuh dengan segala hal yang menimpanya baru-baru ini. Setelah perusahaan mendapatkan solusi, sekarang Sooyeon mendadak menjadi pendiam. Ia bahkan bingung untuk mengatasi putrinya.

"Nak, habis ini makan ya? Bilang sama ayah mau makan apa, nanti ayah belikan. Mau nasi goreng kimchi kesukaan Sooyeon, gak? Nanti bisa minta nenek buat untuk Sooyeon."

Tak ada jawaban.

Duda beranak satu itu merasakan nyeri di ulu hatinya saat melihat sang anak yang menatap kosong ke arahnya seolah menghiraukan apa yang telah ia ucapkan.

"Sooyeon.."

Masih tetap tak ada jawaban.

Melihat Seokjin tengah frustasi dengan kedua bola matanya yang terlihat memerah membuat Taehyung segera menghampiri kakaknya itu. Pemuda itu menepuk bahu Seokjin pelan, dan meminta agar kakaknya itu tetap sabar dalam menghadapi keponakannya dalam keadaan seperti ini.

"Biar aku aja, Kak," bisik Taehyung lalu ditanggapi dengan anggukan kepala dari Seokjin.

"Bujuk Sooyeon buat makan ya, Tae. Dia belum makan dari pagi." Lantas Seokjin, pria itu memilih untuk pergi ke kamar dan menjernihkan pikirannya yang tengah berkecamuk.

Taehyung menghela napasnya pelan, merasa turut prihatin dengan apa yang terjadi pada keponakan kesayangannya itu. Ia sudah mengetahui perihal bullying yang dilakukan terhadap Sooyeon dan merasa geram karena bisa-bisanya keponakannya diperlakukan buruk seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Epiphany •KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang