Part 1

101 22 44
                                    

Karya : Siti Barokah Seaveyoka

Seorang gadis masih betah menggeliat dalam selimutnya padahal sang surya sudah semakin keemasan meninggi. Suara alarm sudah berkali-kali berbunyi tapi nampaknya si gadis tetap belum ingin terbangun dari alam mimpi.

Kringgg ... Kringg

Suara alarm kembali berbunyi dan kini berhasil membuka kedua kelopak mata si gadis. Dengan satu tangan masih mengucek matanya satu tangan yang lain meraba nakas berharap menemukan jam wekernya.

Ketika tangannya berhasil meraih benda yang dicari ia melihat sebentar kemudian kembali menaruhnya seolah nyawanya belum terkumpul padahal waktu sudah menunjujan pukul 06.45 dini hari.

Saat kesadarannya sudah terkumpul sempurna, ia kembali melihat ke arah jam wekernya dan menjerit panik.

"Astagaa! Senja kesiangan!"

Dengan terburu-buru ia menyambar handuknya dan segera melesat ke kamar mandi. Biasanya hampir setengah jam ia membutuhkan waktu untuk membersihkan diri namun kali ini kurang dari 5 menit ia sudah keluar dari kamar mandi dan segera memakai seragam sekolahnya.

Karena terlalu gugup ia segera menyisir rambutnya kemudian mengambil dasi, topi yang sudah ia siapkan tadi malam di meja belajarnya dan segera bergegas untuk berangkat sekolah.

"Sayang jangan lari-lari." Sahara--mama Senja memperingati dengan nada khawatir.

"Mama Senja telat! Kenapa mama nggak bangunin Senja juga, sih?" Senja dengan tangan gemetar memakai dasinya dihadapan sang mama.

"Tadi mama bangunin katanya 5 menit lagi." Sang mama menjawab sambil menyiapkan kotak bekal untuk putrinya itu.

Senja merupakan anak kedua dari keluaraga Aryadi, si sulung bernama Elbara Ganendra putra satu-satunya keluarga Aryadi yang sudah memasuki jenjang perguruan tinggi.

"Yaudah mah Senja berangkat maa udah mepet banget waktunya." Senja menyalimi tangan Sahara.

Namun sebelum putrinya pergi, sahara sempat menahan dan memasukan kotak bekal dan botol air minum yang ia siapkan ke tas putrinya itu.

Sesampainya di teras Senja melihat Kakaknya dan Fajar--sahabat kecilnya sedang mengobrol sambil Fajar terus-menurus melirik jam yang terletak dipergelangam tangannya.

"Nahh itu si putri tidur." Bara mengejek adiknya itu.

"Kak Bara, Senja berangkat dulu ya Assalamualaikum."

"Yuk Fajar." Senja dengan terburu meminta helmnya pada Fajar.

"Semalem abis ngapain, sampe kesiangan gini?" Fajar menyalakan motornya sambil menoleh ke arah Senja yang agak sulit memakai helmnya karena gugup.

"Ngerjain PR Fisika, agak susah jadi rampungnya lama." Senja menurut saat Fajar menariknya dan membantunya memakaikan pengait helmnya.

Setelah selesai Senja menaiki motor matic milik Fajar dan meminta Fajar agar segera memacu motornya agar tidak telat mengikuti upacara.

"Bang, gue duluan. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam. Ati-ati lo berdua."

*******

"Yang telat diam di tempat! Tidak boleh meninggalkan lapangan upacara!" ujar salah satu guru BK yang terkenal killer--Pak Sapto.

Segera Pak Sapto dan guru BK lainnya menyidak anak-anak yang datang terlambat termasuk Senja dan Fajar yang terkenal anak rajin yang tak pernah terlambat.

Fajar untuk Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang